Chapter 30

26 4 0
                                    

Setelah kejadian semalam, sangat terpaksa Felix harus menginap dirumahku, karna saat dia sampai dirumahku dalam waktu beberapa menit dia merebahkan diri disofa dan langsung tertidur dan mendengkur sangat keras, sedangkan aku hanya duduk didepan meja kaca kecil yang berada didepan sofa yang ditiduri oleh kawanku yang sudah bersedia memberikan nyawanya tadi untukku. Aku menaruh laptopku dan mulai mengetik tentang laporan orang hilang. Aku menulis semua data tentang Feline, dan menaruh salah satu foto Feline yang mungkin hanya aku yang memilikinya, aku memandang wajahnya dari layar dan rasanya hati ini seperti tertusuk-tusuk karna telah membuatnya terjerumus dalam berbagai masalah. Aku tidak ingin dia menerima kesengsaraan lagi, jadi aku harus mencarinya secepatnya dan mengubah kehidupannya. Kini aku terlihat seperti salah satu karakter game yang selalu mencari pasangannya dalam game itu, apa ya nama gamenya? Kalau tidak salah judul game itu adalah Home Sweet Home, game yang selalu aku mainkan waktu dulu jika memiliki waktu senggang.

Setelah selesai mengetik aku coba membaca ulang, mencari apapun yang kurang, nama sudah, foto sudah, karakteristik sudah, dan nomor untuk dihubungipun sudah. Aku menggunakan nomorku sendiri untuk ini dan juga nomor Corey juga, aku tidak peduli dengan izinnya, lagipula ini demi anaknya juga. Aku membuka situs web yang selalu menerima berita-berita dari masyarakat untuk dicetak, lalu mengirim data laporan itu.

"Hmm, hei, bagaimana? Sudah ketemu data yang kau cari?" Suaranya terdengar seperti orang yang sedang ngelindur hingga membuatku terkejut saat mendengar suara itu dari belakangku.

"Belum, aku belum mengeceknya. Aku baru saja selesai mengirim data laporan orang hilang. Dimana Flashdisk Ku?" Aku merogoh-rogoh kantung celanaku dengan susah payah, dan untungnya benda itu masih berada disana. Aku membuka penutupnya lalu memasangkannya kedalam lubang USB.

"Aku kira kau sudah mencari-carinya. Boleh bergabung?" Felix mulai berdiri lalu duduk disampingku dan menatap layar dengan seksama saat aku membuka file yang sudah aku Copy.

"Siapa tadi nama kekasihmu?" Tanyanya sembari mendekatkan wajahnya pada layar.

"Kareena Feline Michellia."

"Kareena.. Kareena.. Kareenaa." Bisiknya saat aku mulai men-Scroll data yang penuh dengan nama, tanggal masuk dan keluar penjara dan nama-nama yang membawa tahanan itu pulang. Seperti yang dilakukan Felix, aku mendekati wajahku pada layar agar tidak ada satupun nama yang terlewat.

Keheningan menemani kami berdua saat sekian lama kami mencari-cari. Dan keheningan pecah setelah Felix mulai berbisik kecil menyebut nama lengkap Feline, aku pikir dia hanya sedang mengingatnya, tetapi aku terkejut saat dia mulai menunjuk-nujuk layar. "Kareena. Apakah yang ini? Yang dibawah itu? Lihat Roman."

Spontan aku menatap nama dalam Tabel yang tersusun rapih itu, dan tertulis:

Kareena Feline Michellia | Dalang pembunuhan berantai | juni 19, 2018 | Agustus 05, 2018 | M.A.P

M.A.P? Apa maksudnya?
Dari sekian banyak nama keluarga yang membawa para tahanan keluar penjara hanya nama ini yang di singkat seperti itu.

"Aku baru tau kalau data sepenting ini diperbolehkan menggunakan nama singkat. Bagaimana menurutmu Roman?" Pertanyaan Felix membuatku memutar otak dan mengurasnya seperti pakaian basah yang siap dijemur. Dan, Astaga. Aku paham.

"Cih! Sudah aku duga ini semua bukan suatu kebetulan. Dari pembunuhan kakak dari kekasihnya yang akhirnya Feline ditinggal sendirian tidak ada yang menjagainya, hingga penangkapan yang mendadak, dan larangan aneh yang menyuruh kami agar menunggu beberapa bulan untuk membebaskannya dan mendadak saja dia sudah hilang dan polisi beralasan kalau keluarganya sudah membawanya dan datanya tidak boleh diperlihatkan oleh siapapun sekalipun itu adalah orang tua yang bersangkutan."

"Jadi, orang yang berinisial M.A.P ini sudah menyusun matang-matang semuanya ya. Kalau polisi bisa dia manfaatkannya, berarti dia bukan orang yang biasa-biasa saja, Roman."

"Pastinya dia bukan orang biasa. Pasti dia memiliki kedudukan tinggi yang dapat membuat para polisi tunduk padanya. Tapi, permasalahnnya. Kenapa harus Feline? Ada urusan apa dia dengannya? Felix!" Aku melirik kearah Felix yang ternyata sedari tadi aedang melihatku kebingungan.

"Ya!" Jawabnya terkejut.

"Mau membantuku mencari tau siapa M.A.P ini?" Tanyaku pada tujuan.

"Boleh-boleh! Apapun untuk kawanku ini." Felix menepuk bahuku, pertama kalinya aku mendapat perhatian dari seorang teman. Tidak, ada seorang pun lagi yang sama perhatiannya denganku selain Thomas.

"Sekalian, cari tau apa status dan gelarnya. Dan aku juga ikut mencarinya, jadi kita sama-sama saling mencari agar kita dapat menemukannya lebih cepat."

"Ok, siap! Aku akan mulai cari datanya besok. Tapi sekarang aku masih mengantuk. Tidak apa kan?" Felix membuat wajahnya agar terlihat seperti orang yang kelelahan, ya, aku paham atas semua kejadian tadi sudah pasti sangat menguras energi, jadi aku hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

"Ok, aku mau tidur lagi. Ok ya Roman? Boleh pinjam kamarnya? Aku ingin merebahkan badanku pada tempat yang luas dan empuk. Maksudku, kasur." Ucapnya dengan seringaiannya yang membuatku geli.

"Sana, pakai saja. Anggap saja rumah sendiri. Kalau ada perlu apa-apa, aku masih ada disini, aku akan mencari siapa M.A.P ini."

"Ok, aku kira kau akan merasa khawatir dan curiga denganku saat meminta untuk tidur dikamarmu. Beberapa temanku sangat sensitif jika aku ingin tidur dikamar mereka, mereka selalu mengawasiku karna takut barang berharganya dicuri olehku. Padahal aku sama sekali tidak tertarik, bahkan aku biaa membeli semua barangnya lebih banyak lagi dan lebih mahal." Felix membalikkan badan kearahku dan mengangkat-angkat kedua tangannya saat berbicara seperti seseorang yang memberi ketukan-ketukan nada pada orang-orang yang sedang memainkan alat musik.

"Orang yang dulu membayarku ribuan dolar dicurigai sebagai pencuri? Astaga! Manusia semakin hari semakin bodoh ya." Aku terkekeh dan mengangkat bahu. Jujur saja aku merasa geli dengan ceritanya. Bagaimana aku tidak merasa geli? Orang yang selalu membayarku begitu mahal dulu saat aku bekerja dengannya, dianggap sebagai seorang maling? Mereka butuk membuka mata lebih lebar, dan suatu saat mereka akan merasa malu dengan ucapannya.

"Tidak perlu dibesar-besarkan! Sudah, aku mau tidur, aku mengantuk sekali." Felix melanjutkan langkahnya menuju pintu kamarku lalu membiarkan pintu itu terbuka dan terlihat dia mulai membaringkan tubuhnya pada kasur pada posisi terlentang.

Setelah semua percakapan itu, aku mulai mencari-cari inisial M.A.P itu. Apakah M.A.P adalah sebuah nama oranh? Atau sebuah nama organisasi yang mengerikan? Aku benar-benar tidak tau.

Calamity CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang