Tatapan mata setajam pisau dari mata bulat itu terlihat mengintimidasi lawan bicaranya. Sang lawan bicara yang merupakan seorang mata-mata dari kerajaan musuh. Dynasty Joseon, dynasty dimana Kim Jongin merupakan Panglima Perang terkuat dari seluruh kerajaan yang ada di dunia saat dynasty itu. Lawan bicaranya yang seorang mata-mata bernama Kim Kai tertawa geli.
"Kau memang kembaranku, tapi kau payah jika soal mengintrogasi, Jongin. Persis saat kita masih kecil," ucap lelaki itu geli.
"Bedanya di sini aku mengalahkanmu sekarang Kak," ucap Jongin dengan mata tajam yang tidak berhenti memandang sang kakak dengan tatapan benci.
"Tidak, kau yang kalah, Jongin," lalu setelah mendengar perkataan kakaknya, tengkuk Jongin terasa sakit seperti dihantam benda keras.
Tubuh Jongin terhuyung ke belakang. Pengelihatan Jongin memburam dan akhirnya, pandangannya menggelap. Kai terkekeh melihat saudara kembarnya. Saudara kembar yang merebut semuanya dari Kai.
"Kau harus lebih berhati-hati lagi Kai," suara serak itu terdengar membuat Kai mendangak.
Seorang pemuda yang mengenakan pakaian serba hitam debgan masker khusus untuk menutupi separuh wajahnya muncul dari kegelapan. Rambut gelap dengan selingan warna biru membuktikan bahwa dia bukan rakyat biasa.
"Bagaimana hm? Kau tertatik dengan saudara kembaranku, Pangeran Sehun?" Ucap Kai dengan seringaiannya setelah Sehun melepaskan ikatannya.
"Dia jauh berbeda denganmu ya? Dia sangat cantik dan manis, bahkan polos dan juga lugu," ucap Sehun sambil berjongkok di atas tubuh Jongin yang tergeletak tak sadarkan diri.
"Sepertimu, kau juga cantik Sehun," kekeh Kai.
"Jangan menggodaku sialan, aku dominan di sini," geram Sehun.
Sehun menepuk-nepuk pipi Jongin, tapi Jongin bahkan tidak terusik sedikit pun. Tempat itu sedikit terpencil. Jongin yang awalnya berniat jalan-jalan malah dikejutkan dengan kakak kembarnya dan berakhirlah dia berbicara empat mata tadi dengan Kai. Dia tidak ingin Kai sampai dihukum mati, bagaimana pun, Kai adalah kakak kembarnya, orang yang merawatnya sejak kecil setelah orangtua mereka meninggal.
"Kau mau membawanya?" Tanya Kai sambil membersihkan bajunya yang kotor.
"Tidak, dia tidak akan berguna jika aku membawanya," ucap Sehun sambil membetulkan letak jubahnya.
Kai terkekeh ringan. Dia memandang tubuh tak berdaya adik kembarnya.
"Dengan wajah secantik itu, dia bisa menjadi seorang panglima perang, bukankah itu hebat?" Kai berjongkok dan menangkup pipi Jongin yang tembam.
Wajah Jongin sedikit merona membuat Kai tertawa pelan. Persis saat masih kecil. Jongin sangat cantik, manis, polos, dan lugu. Lain halnya dengan Kai, Kai itu tampan, berkharisma, namun dia licik dan pemuh tipu muslihat.
"Kita harus cepat, jika ada yang menemukan kita, maka nyawamu akan dalam bahaya," ujar Sehun lalu segera menarik Kai.
Kai mengikuti saja, kesempatan kangka bisa melakukan skin ship dengan Sehun. Mereka meninggalkan Jongin yang terbaring dengan bibir menggumamkan nama Kai.
.
.
.
.
.
"Ayahanda, Ibunda, bolehkah aku bertanya?" Seorang lelaki tinggi dengan telinga lebar dan mata bulat menghadap ke Raja dan Ratu kerajaan Joseon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince (HUNJONG) [End✔️]
FanfictionLupakan sinopsis gas baca. Frey ga pinter bikin sinopsis ty :") {Warning!} [Bxb/yaoi, Mpreg, Mature Content, pairing HunJong! Top! Sehun! Bottom! Jongin!]