(16)❌

3.3K 297 19
                                    

Jongin kini sudah berdiri di ambang pintu kamar Kai. Memandang sendu ke arah seorang kakak yang hanya berusaha melindungi adiknya. Jongin menunduk. Meremas ujung bajunya sebelum melangkah pelan-pelan mendekati Kai. Kai terlihat tenggelam dalam buku bacaannya sampai tidak menyadari kehadirannya. Dia langsung berlari ke kamar Kai setelah mengetahui semuanya. Alasan Kai membelot, alasan Kai melakukan semua ini. Itu semua hanya agar dia bisa menikah dengan Chanyeol tanpa harus mengetahui kebenaran pahit bahwa Chanyeol-lah yang membunuh ayahnya. Sengaja ataupun tidak, kenyataannya adalah Chanyeol yang membunuh ayahnya. Kai yang mengetahui itu semua saat tanpa sengaja mendengar perbincangan Chanyeol dan keluarga kerajaan menjadi marah. Dia membelot setelah mengetahui jika Ibunya, Kim Taeyeon, berada di Kerajaan Oh.

"Hyung..." lirih Jongin menahan isakannya.

Kai mengangkat wajahnya dari buku. Senyumannya mengembang nelihat wajah manis Jongin. Namun, senyuman itu tidak bertahan lama. Senyumannya memudar dan ia kembali menunduk. Jongin yang melihat itu juga ikut menunduk. Kakaknya pantas bahagia. Itu yang dia pikirkan.

"Hyung/Jongin," keduanya memanggil secara bersamaan.

Mereka mendangak menatap wajah masing-masing.

"Maaf," lirih Kai.

Jongin menggeleng. Dia melangkah dengan cepat mendekati Kai. Memeluk tubuh Kai dengan erat namun tidak menyakiti. Isakannya keluar. Kai hanya terdiam di pelukan Jongin. Mengusap punggung bergetar milik Jongin.

"Hiks... Nini yang salah... hiks... maaf hyung... hiks..." isak Jongin.

Kai mengusap punggung Jongin. Jongin melepaskan pelukannya. Berdiri di tepi kasur Kai sambil menangis layaknya anak kecil yang sedang dimarahi ibunya.

"Ini bukan salahnya Nini, Ninikan tidak tau apapun. Jangan menyalahkan diri sendiri ya?" Ujar Kai.

Jongin menggeleng. Dia terus terisak. Kai tertawa kecil. Sama seperti dulu. Jongin itu cengeng. Bukan cengeng dalam artian yang buruk tapi, hatinya terlalu lembut untuk disakiti. Itulah kenapa Kai tidak ingin Jonginnya tau kenyataan pahit dari orang yang pernah Jongin cintai.

"Nini, sini," Kai bergeser dan menepuk-nepuk kasur yang kosong di sebelahnya.

Jongin mendudukkan dirinya di tempat yang ditepuk-tepuk oleh Kai.

"Maafkan hyung ya, hyung secara tidak langsung menjualmu pada Sehun hanya untuk–"

"Hyung mencintai Chanyeol Hyung kan?" Jongin menyela.

Digenggamnya jemari Kai membuat Kai memandangnya bingung. Jongin tersenyum manis.

"Aku tidak masalah kok. Hyung juga pantas bahagia," ujar Jongin lalu memandang perut Kai.

Kai hanya tersenyum. Ah, dia salah mengorbankan kebahagiaan adiknya hanya untuknya seorang. Dia bersyukur memiliki adik seperti Jongin. Sungguh.

"Hyung," panggil Jongin.

"Ne?" Kai menjawab sambil mengelus rambut Jongin yang lembut.

Memperhatikan rambut pirang di antara rambut dark brownnya.

"Apa terasa sakit?" Jongin mengerucutkan bibirnya sambil menunjuk perut Kai.

Kai mengikuti arah pandang Jongin. Memperhatikan perutnya sendiri dan terkekeh pelan. Dia meraih tangan Jongin, meletakkan di atas perutnya.

"Dia menendang hyung!" Pekik Jongin dengan mata berbinar.

"Sakit, tapi menyenangkan merasakan tendangannya," ucap Kai.

Jongin beringsut mendekati Kai. Berbaring dengan meletakkan kepalanya di perut Kai. Menahan agar berat kepalanya tidak menimpa perut buncit kakak kembarnya.

My Prince (HUNJONG) [End✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang