Jongin, bocah kecil berusia dua belas tahun itu menggenggam erat sebuah pedang dengan tangannya yang bergetar. Isakan lolos dari bibir tebalnya melihat sahabatnya yang selalu menemaninya berlatih pedang selama dua tahun terakhir ini tersemyum manis memandangnya. Meyakinkan Jongin untuk melakukannya. Jongin menangis. Dia menjatuhkan pedangnya begitu saja. Semua orang menontonnya. Dia jatuh berlutut dan dengan cepat dia memeluk sahabatnya Oh RyunHo.
"Hiks... Ryunnie, hiks..." isak Jongin membuat RyunHo yang dirantai menggerakkan tangannya hingga terdengar bunyi gemerincing.
"Tidak apa Jongin, tidak apa, ini tugasmu kan," ucap Ryunho yang membuat tangis Jongin semakin keras.
"Hiks... aku tidak mau! Hiks, kau sahabatku! Sahabatku... hiks... sahabat terbaikku..." isak Jongin semakin mengeratkan pelukannya pada Ryunho.
"Jangan cengeng! Cepat lakukan Jongin!" Seru RyunHo.
Pemuda dengan mata sipit dan kulit putih. Warna matanya yang sewarna langit dan rambut pirang dengan selingan warna hitam. Tampan. Ryunho memang tampan. Jongin yang mendapatkan bentakan dari Ryunho mau tidak mau mengangkat kembali pedangnya. Tangannya bergetar hebat. Matanya berkaca-kaca saat melihat sahabatnya yang dipasak siap untuk hukuman matinya.
"Lakukan!!! Jongin!!!!" Teriak RyunHo yang membuat Jongin langsung mengayunkan pedangnya.
Zraashhh!!!!
Darah RyunHo menciprat mengenai wajah Jongin. Kepalanya lepas dari lehernya. Jongin menjatuhkan pedangnya. Dia memandang kosong ke arah leher RyunHo yang terus mengalirkan darah. Jongin masih kecil. Masih polos dan tidak mengerti apapun. Bahkan dia tidak mengerti alasan Kerajaannya dan Kerajaan Oh bermusuhan. Sampai dia bertemu Sehun untuk yang kedua kalinya. Dia mengerti. Dari jauh, dia akan terlihat tidak memiliki sedikit pun rasa bersalah. Jongin jatuh berlutut ketika semuanya sudah pergi. Dia berterial kencang. Matanya mengeluarkan air mata dengan begitu deras. Tanpa rasa jijik, dia memeluk tubuh RyunHo yang tergeletak tidak berdaya, membiarkan darah itu mengotori bajunya yang berlapis pelindung kulit.
"Nini..." suara berat Kai menyapa membuat Jongin menoleh.
Jongin terisak.
"Kakak... hiks... RyunHo... hiks..." Jongin terisak.
Kai menghela nafasnya. Dia beranjak mendekati Jongin dan memeluk adiknya lembut.
"Ini salahku... hiks... hyung... hiks... ini sslahku..." isak Jongin.
"Sayang, ini bukan salahmu, percayalah pada hyung, ini bukan salahmu," ucap Kai.
Jongin berbalik dan memeluk erat tubuh sang kakak. Ini semua salahnya. Seandainya dia tidak memaksa Ryunho untuk masuk ke dalam Kerajaan Park. Seandainya dia lebih cerdik dalam memberikan penyamaran pada Ryunho. Seandainya dia lebih berhati-hati, semua ini tidak akan terjadi.
Tidak akan...
❌❌😥❌❌
Sehun membanting tubuh Jongin di kasur megahnya. Jongin beringsut mundur. Tatapan takut ia layangkan pada Sehun yang menyeringai. Sehun melepaskan jubahnya. Melemparnya sembarangan lalu melepas pakaiannya sambil berjalan perlahan mendekati tubuh telanjang Jongin.
"Ti-tidak! Se-Sehun tadi itu–"
"Dia tegang sayang," Sehun membuka celananya sekaligus dalamannya, memperlihatkan penisnya yang besar sudah mengacung tegak.
"Hiks... jangan Sehun... hiks... kumohon..." isak Jongin.
Cukup sudah selama perjalanan tadi dia melayani Sehun dengan mulutnya dan tentunya tak lepas dari pemerkosaan Sehun. Jongin memang bodoh. Dia bodoh menuruti perkataan Sehun. Sehun tidak mungkin tidak menyumpal holenya dengan penis besar milik Sehun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince (HUNJONG) [End✔️]
FanfictionLupakan sinopsis gas baca. Frey ga pinter bikin sinopsis ty :") {Warning!} [Bxb/yaoi, Mpreg, Mature Content, pairing HunJong! Top! Sehun! Bottom! Jongin!]