(4)❌

3.1K 344 16
                                    

Kai bukanlah kakak yang jahat seperti apa yang dia tunjukkan kepada Jongin. Dia ingin melakukan yang terbaik untuk Jongin. Apalagi setelah kejadian dimana ayah keduanya terbunuh oleh seorang anak kecil yang lebih tua dua tahun dari mereka saat dalam misi melindungi Ratu Kerajaan Joseon, Im Yoona. Kai kecil makin terpuruk saat ibunya dan Jongin meninggalkannya begitu saja pada keluarga Kerajaan Joseon. Awalnya Kai tidak diterima. Dia dianggap anak aneh karena selalu overprotective terhadap Jongin. Dia dianggap anak aneh karena bahkan tidak mengijinkan Jongin sekedar berjalan-jalan di istana. Tapi kenyataan yang sebenarnya adalah, dia takut. Dia takut Jongin terluka. Dia takut Jongin juga akan pergi meninggalkannya sama seperti yang dilakukan ibu mereka demi harta. Kai kecil sama sekali tidak tau jika saat itu, bukan harta Kerajaan Joseon lah yang membiayai kehidupannya dan Jongin. Harta yang selalu dikirimkan ibunya lah yang membiayai kehidupan keduanya. Kai kecil yang memang sudah ditunjuk sebagai Panglima Perang selanjutnya saat umurnya nanti lima belas tahun lebih sering berlatih dan membawa Jongin untuk melihatnya beelatih. Jongin begitu polos dan lugu. Keduanya mulai dekat dengan Pangeran Chanyeol. Kedekatan itu dimanfaatkan oleh para musuh kerajaan.

"Hahaha! Hyung hyung! Nini mau berlatih juga," Jongin kecil terdengar begitu senang setelah melihat hyungnya mengalahkan berlusin-lusin prajurit dalam latihan pedangnya.

"Tidak boleh, nanti kalau kena pedangnya sakit, Nini nurut ya sama hyung," ucap Kai lalu mengelus lembut pipi Jongin yang begitu tembam saat itu dengan ibu jarinya.

"Tapi hyung..."

"Hyungnya Nini benar, kalau kena pedang nanti sakit, Nini jangan bandel ya," Chanyeol yang juga tadi ikut berlatih kini berjalan ke arah Kai dan Jongin.

Jongin menggembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya. Jongin lalu berdiri dan dengan langkah yang dihentak-hentakkan keras, Jongin kecil beranjak dari ruang latihan. Kai dan Chanyeol saling bertatapan sejenak sebelum tertawa. Jongin sangat lucu saat marah. Mereka hanya belum tau, Jongin yang saat itu marah karena tidak diijinkan berlatih mengambil pedang dan sebilah pisau yang ia letakkan di pelindung kakinya.

"Huh! Memangnya Nini umur berapa! Kalau hyung bisa pasti Nini juga bisa!" Ucap Jongin pada dirinya sendiri.

Jongin berlari cepat keluar dari gerbang kerajaan. Tatapan mata bulat itu tertuju pada sebuah pohon kayu yang akan dia pakai untuk berlatih. Jemarinya yang lentik menggenggam erat gagang pedang itu dan dia mulai mengayunkannya. Bertahun-tahun, sejak umurnya masih enam tahun, melihat kakaknya berlatih bersama Chanyeol membuatnya mengerti seni bela diri. Matanya menangkap sesosok bayangan hitam.

"Ada orang di sana?!" Teriak Jongin dengan suara cemprengnya.

Jongin berjalan perlahan. Menyeret pedang yang begitu tajam. Umurnya sekarang sudah sepuluh tahun dan Jongin baru pertama kali memegang pedang secara langsung, namun instingnya kuat seperti insting kucing maupun anjing. Jongin menarik pisaunya. Merasakan pergerakan arah barat, Jongin melemparkan pisau itu dan pergerakan orang itu terhenti karena di hadapannya kini tertancap pisau. Orang itu memakai pakaian serba hitam dengan masker khusus. Rambut hitam degan selingan warna biru serta warna mata gelap. Umurnya dua tahun di atas Jongin. Tubuh Jongin bergetar mendapat tatapan mengintimidasi dari remaja lelaki itu.

"Si-siapa? Ke-kenapa kau..."

Sret!

"HHMMPPHHH!!!" Jongin membelalakkan matanya.

Jongin bisa mencium bau obat yang membuatnya mengantuk. Makin lama matanya semakin berat untuk dibuka. Sampai akhirnya, mata yang dihiasi bulu mata lentik itu akhirnya tertutup. Kepala Jongin menunduk.

"Terimakasih," ucap remaja lelaki itu.

Pria yang menjabat sebagai pengawal pribadi remaja laki-laki itu tersenyum tipis dan mengangguk. Remaja laki-laki itu memcabut pisau dengan ukiran emas dan warna gagang biru tua kehitaman dari pohon tempatnya menancap.

My Prince (HUNJONG) [End✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang