Jongin masih polos saat kejadian itu terjadi. Mata bulatnya mengerjap sesaat setelah sebuah pedang diletakkan di bahunya pertanda bahwa dia adalah Panglima Perang yang selanjutnya. Tangannya berlumuran darah sehari sebelum dia dinobatkan menjadi Panglima Perang. Seharusnya, Kai lah yang dinobatkan. Tapi...
"In... Jongin... Kim Jongin!" Seruan dari Chanyeol terdengar membuat Jongin kembali ke permukaan dari lamunannya.
Mata bening Jongin memandang Chanyeol dengan polosnya. Dia bahkan tidak sadar jika sebuah ujung pedang sudah bertengger manis di dadanya. Chanyeol menghela nafasnya berat.
"Jongin, ini sudah enam hari semenjak Kai datang dan keadaanmu semakin memburuk, dua hari lalu kau berhalusinasi, kemarin kau hampir membiarkan dirimu tertusuk pedangmu sendiri, hari ini kau membiarkan buronan Kerajaan kabur begitu saja, dan hari ini kau juga membiarkanku mengalahkanmu dalam pertarungan pedang," Chanyeol menurunkan pedangnya.
Tatapannya menyendu. Pikiran Chanyeol berkecamuk. Dia bukannya tidak tau jika Kim Kai, kakak kembar dari calon istrinya, itu datang tiga hari yang lalu dan mengancam Jongin, tapi dia menunggu Jongin yang berbicara.
"Maaf," hanya satu kata itu yang selalu menjawab semua keheranan Chanyeol.
Chanyeol mengacak-acak rambut Jongin. Mereka sudah sepakat, sampai pernikahan mereka tiba, mereka akan menyembunyikan status mereka. Kekasih dengan kamuflase kakak adik. Singkatnya begitu. Lagipula semua orang tau bagaimana kelakuan Chanyeol dan kedekatan Chanyeol dengan Jongin yang layaknya adik kakak sedari kecil. Bahkan Raja dan Ratu Joseon, keduanya memperlakukan Jongin layaknya putra mereka sendiri.
"Bagaimana jika kau berjalan-jalan dan mengambil udara segar dulu Jongin?" Tanya Chanyeol lembut.
"Apa kau akan ikut denganku?" Tanya Jongin berharap cemas.
"Tidak, maafkan aku Jong, aku tidak bisa. Besok kita menikah Jongin, persiapannya banyak. Aku sebagai Pangeran juga ada banyak urusan lainnya. Maafkan aku Jongin," ujar Chanyeol sambil menggamit tangan Jogin yang lentik.
Chanyeol memandang bekas luka di lengan Jongin. Dia membuka telapak tangan Jongin dan menumpukan punggung tangan Jongin ke telapak tangannya. Senyum pedih terlihat. Luka lama yang ikut menggores luka di hati Jongin. Luka yang menghiasi jemari lembut nan lentik itu. Luka yang diakibatkan dirinya.
"Yeollie... kau memikirkannya lagi..." Jongin mengatupkan tangannya mengapit tangan besar Chanyeol.
Pemuda berusia dua puluh tahun itu sedikit berjinjit untuk mengecup pipi calon suaminya saat tidak ada yang melihat. Chanyeol terkekeh pelan.
"Semua yang terjadi padamu itu... Semuanya salahku, maafkan aku Jonginie," ujar Chanyeol lalu mengecup punggung tangan Jongin lembut.
"Itu bukan salahmu Chan, kau tau? Itu tugasku sebagai pengawalmu,"
Chanyeol tersenyum lemah. Dielusnya pipi tembam itu dengan lembut. Chanyeol lalu menarik Jongin ke pelukannya dan berbisik lirih,
"Aku mencintaimu, jangan pernah tinggalkan aku Jonginie".
❌❌😌❌❌
Jongin melempar batu yang dia dapat ke sungai di depannya. Sungai yang luas dan sepi. Perbatasan Kerajaan Joseon dengan Kerajaan Oh. Sebuah belati bersarang di pelindung kakinya. Tubuhnya dilapisi pelindung kulit. Baju berwarna hitam polos berbahan sutra dan celana khusus perangnya masih melekat erat di tubuhnya yang berkeringat setelah berjam-jam berlatih pedang dengan Pangeran Kerajaan Joseon.
"AKU MEMBENCIMU!!!" Teriaknya.
Dia sangat stress sekarang. Tekanan yang dialaminya karena Kai, selama ini dia masih bisa menerimanya. Bahkan dia masih menyayangi Kai meskipun kelakuan Kai yang menyiksanya secara tak langsung, tapi tidak lagi. Dia akan benar-benar langsung membunuh Kai jika sekali lagi Kai datang ke hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince (HUNJONG) [End✔️]
FanfictionLupakan sinopsis gas baca. Frey ga pinter bikin sinopsis ty :") {Warning!} [Bxb/yaoi, Mpreg, Mature Content, pairing HunJong! Top! Sehun! Bottom! Jongin!]