Jongin terbangun lebih dulu. Pinggangnya terasa pegal sekaligus sakit karena terus mengangkang hingga tadi pagi. Selangkangannya sakit karena Sehun yang terus membobol holenya. Dan penisnya pun terasa sakit karena terus-terusan klimaks hingga rasanya testisnya sudah kosong.
"Sakit..." lirih Jongin.
Jongin berbalik untuk menyamankan posisi tidurnya di pelukan Sehun. Namun, karena posisi tidur keduanya yang sejajar, hidung Jongin menyentuh hidung Sehun. Mata Jongin menatap wajah damai Sehun sast tertidur. Benar-benar tampan. Pipi tirus dengan kulit putih pucat. Rambut hitam kelamnya dengan selingan warna biru yang indah terkihat acak-acakan. Bahunya yang kokoh dan dada bidang serta otot perut yang sempurna. Wajah Jongin merona memperhatikan Sehun. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Dia memegang dadanya sendiri.
Kenapa... jantungku berdetak cepat sekali... batin Jongin lalu memandang wajah tampan Sehun lagi. Dia mengulum senyumnya. Dia suka melihat Sehun yang tertidur. Kekejaman yang dilakukan Sehun padanya terasa seperti bualan belaka ketika Sehun tertidur.
"Puas memandangi wajah tampanku eoh?" Bibir Sehun bergerak, namun matanya masih terpejam.
Jongin segera menunduk. Wajahnya memerah malu. Sehun tertawa geli dalam hati. Ditariknya pinggang Jongin agar semakin mendekat padanya. Sehun sedikit menaikkan posisi tidurnya hingga Jongin bisa bersandar pada dada bidangnya. Tangan Sehun mengelus lembut perut rata Jongin yang tidak tertutupi apapun dan dia mengecup pucuk kepala Jongin.
"Jangan pernah mencintaiku, Jongin," ucap Sehun.
Jongin mengerutkan keningnya.
"Kenapa?" Tanya Jongin sendu.
"Aku brengsek," jawab Sehun lalu mengelus pelan surai Jongin.
Jongin mengendus wangi tubuh Sehun. Dia meraup puting Sehun dan mengulumnya, membuat Sehun menggeram. Sehun menarik paksa kepala Jongin dari dadanya. Menyambar bibir bervolume itu dan melumatnya dengan kasar.
"Eunghh..." lenguh Jongin karena tangan Sehun sudah mulai meremas-remas bokongnya dan menusuk-nusuk lubangnya dengan jari.
Sehun melepaskan Jongin. Membuat Jongin memandangnya dengan mata sayu yang menggoda bagi Sehun. Sehun mengusap bibir Jongin.
"Kau mulai nakal hm?" Sehun lalu terkekeh geli.
"Sehun... kau lelaki paling brengsek yang kukenal... tapi kau... pantas dicintai," gumam Jongin di akhir kalimatnya.
Sehun tertawa sarkas. Dia menangkup kasar pipi Jongin yang sehalus kulit bayi dan memandangnya tajam. Jongin meringis.
"Aku adalah Sehun, Oh Sehun. Meskipun kau tidak membunuh Ryunho tapi nyatanya kau hampir menghabisinya," ucap Sehun lalu menggeram.
Jongin menahan tangan Sehun agar tidak semakin menangkup pipinya.
"Aku, Oh Sehun, akan tetap menyiksamu, Kim Jongin,"
(=√=)
Kai memainkan mainan bayi yang ada di dekatnya. Pandangannya kosong. Orangtua Chanyeol baru saja mengunjunginya.
"Kalau kau ingin anakmu tetap hidup, lebih baik kau meninggalkan Chanyeol,"
Kai memandang ke arah box bayi yang masih kosong itu.
"Baby, apa mama seburuk itu? Tidak pantaskah mama bahagia?" Tanya Kai sambil mengelus perutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince (HUNJONG) [End✔️]
Fiksi PenggemarLupakan sinopsis gas baca. Frey ga pinter bikin sinopsis ty :") {Warning!} [Bxb/yaoi, Mpreg, Mature Content, pairing HunJong! Top! Sehun! Bottom! Jongin!]