Taeyeon duduk di tepi kasur tempat putra kandungnya tertidur dengan wajah merona dan bekas air mata yang mengalir di pipinya. Jongin sudah berpakaian layak dan dimandikan. Tatapan sedih itu ia layangkan pada putranya. Taeyeon memang belum sembuh total, tapi dia benar-benar ingin melihat Jongin. Putra bungsunya yang manis.
"Nininya mama..." Taeyeon mengusap pelan pipi Jongin yang masuh tetap gembil seperti dulu.
Jongin menggeliat. Pemuda manis itu tidur menyamping kini menghadap Taeyeon. Senyum Taeyeon semakin mengembang ssat melihat wajah polos Jongin. Bibirnya sedikit terbuka dan pipinya merona. Bibir plumnya yang biasanya begitu cerah kini terkihat kering, bengkak, dan terluka.
"Maafkan mama... maafkan mama," lirih Taeyeon sambil terus menggumamkan kata maaf.
Jemari lentik itu terus mengekus wajah putranya. Mengagumi setiap perubahan pada wajah putranya hingga jadi lebih manis.
"Ibunda... sedang apa ibunda di sini?" Suara serak Sehun membuat Taeyeon menoleh.
Dia memandang sendu pada putra tirinya itu. Dia sangat ingin marah pada putra tirinya. Marah karena penderitaan yang diberikan pada putra manisnya. Marah karena perasaannya sebagai ibu telah terluka. Berteriak kencang di hadapan Sehun. Membuat putra tirinya itu berlutut meminta maaf di hadapan putra kandungnya. Taeyeon mengurungkan semua niatnya itu. Wanita cantik itu kembali memusatkan perhatian pada si bungsu Kim dan mengecup lembut kening Jongin.
"Sehun... kau melukainya..." lirih Taeyeon.
"Ibunda, aku hanya–"
"Dua hari lagi Sehun..." Taeyeon menyela.
Dia menggenggam erat jemari Jongin. Wajah Jongin begitu pucat. Kulitnya terasa dingin bagaikan mayat.
"Apa? Apa maksud ibunda?" Tanya Sehun lalu berlutut di sebelah Taeyeon.
Sehun memijit kaki Taeyeon lembut. Ah, anak ini benar-benar mengerti bagaimana cara meredam kemarahan Taeyeon. Sehun berlaku lembut. Sangat lembut malah.
"Dua hari lagi kau akan menikah dengan Jongin, tidak ada bantahan Sehun," ucap Taeyeon final.
Sehun mendelik.
"A-apa?! Ibu tapi–"
"Tidak ada bantahan Sehun! Ini bukan permintaan atau sekedar pemberitauan! Ini perintah!" Seru Taeyeon.
Sehun menunduk.
"Baiklah ibu," jawab Sehun akhirnya.
"Setelah penobatan Pangeran Chanyeol menjadi Raja, selanjutnya adalah penobatanmu. Dan sebelum penobatanmu, ibu ingin kau sudah menikah dengan Jongin," ucap Taeyeon lalu mengelus pipi tirus Sehun dengan satu tangannya.
"Baiklah ibunda," jawab Sehun akhirnya.
Taeyeon tersenyum. Setidaknya, Sehun bukanlah anak yang pembangkang.
"Hen-hentikan... Se-Sehun... hentikan... hiks... Sehun... hentikaaann!!!" Teriakan Jongin membuat atensi Taeyeon dan Sehun teralihkn.
Sehun memandang datar ke arah Jongin yang mengigau sementara Taeyeon meremas tangan Jongin berusaha menenangkan anaknya.
"Jongin... sayang bangun nak..." Taeyeon lalu menepuk-nepuk pipi Jongin.
Jongin terus mengigau membuat Taeyeon semakin khawatir. Wanita itu semakin gencar menepuk-nepuk pipi putranya berusaha membangunkannya.
"Tidaakkk!!!" Teriak Jongin dan seketika terbangun dengan posisi terduduk.
Mata Jongin memanas. Dia memandang Taeyeon dan Sehun. Dengan cepat tubuhnya refleks beringsut mundur. Tubuhnya bergetar. Bayangan dimana Sehun selalu memperkosanya, membuatnya hampir mati setiap malam selalu datang di mimpinya. Lingkaran hitam di sekitar matanya semakin terlihat jelas dengan kantung mata yang semakin menebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince (HUNJONG) [End✔️]
FanficLupakan sinopsis gas baca. Frey ga pinter bikin sinopsis ty :") {Warning!} [Bxb/yaoi, Mpreg, Mature Content, pairing HunJong! Top! Sehun! Bottom! Jongin!]