(9)❌

2.8K 280 18
                                    

Jongin menutup buku tebal bersampul merah darah itu dengan perlahan. Manik hitamnya tertutup oleh kelopak matanya dan dia menghela nafasnya lelah. Matanya terlihat sembab dengan jejak air mata di wajahnya.

"Panglima, Panglima Perang Kim Jongin," mata Jongin terbuka mendengar suara halus nan merdu milik orang yang dia kenali.

Jongin berbalik. Dia melihat sahabat baiknya tengah mencari seseorang kesana kemari. Dia terduduk di sudut perpustakaan Kerajaan yang bersebrangan dengan tempat sahabatnya itu. Matanya mengerjap saat tatapan keduanya akhirnya bertemu. Jongin terdiam melihat pemuda manis itu.

"Jongin..." gumamnya pelan.

Pemuda itu melangkah dengan tergesa mendekati Jongin. Mata bambinya menunjukkan eye smile yang begitu menawan dengan bibirnya yang tersenyum lebar hingga menampilkan gigi-giginya yang rapi dan gigi kelincinya.

"Kookie-ya," gumam Jongin.

Jongin menggeleng pelan, menepis pikiran bahwa Jungkook mengenalnya. Dia berbalik dan membawa buku tenal itu, hendak beranjak saat tangan mungil Jungkook melingkari pinggang rampingnya.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau itu Jongin? Bukan Kai, hiks, dia Kai kan? Iyakan Jong? Yang hamil itu Kai bukan? Hiks..." isak Jungkook sambil semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jongin.

Jongin menahan tangisnya. Dia meletakkan buku yang dibawanya lalu berbalik untuk melepaskan pelukan Jungkook. Jongin menggenggam erat jemari sahabatnya yang sangat cengeng itu.

"Kau orang kepercayaanku! Kenapa menangis? Kumohon jangan menangis," ujar Jongin sambil mengusap air mata yang menghiasi wajah manis Jungkook.

"Hiks... aku tidak akan menangis lagi... hiks... tapi kau harus janji kau akan memberi-"

"Aku tidak bisa, kau yang harus berjanji Jungkook, jangan beritau siapapun masalah ini, terutama Pangeran Chanyeol. Dia tidak boleh sampai tau, nyawanya akan terancam," ucap Jongin lalu tersenyum.

Jungkook baru akan menjawab saat suara teriakan Sehun terdengar memanggil Jongin.

"Aku harus pergi... maafkan aku," ucap Jongin.

Tanpa menunggu lagi, Jongin segera berlari meninggalkan Jungkook. Langkah Jongin memelan seiring dengan pandangannya yang menangkap Sehun tengah berdiri di dekatnya dengan raut wajah datar namun dipenuhi emosi.

"Kemari!" Titah Sehun tegas melihat Jongin yang terdiam.

Tubuh Jongin bergetar, bukannya mendekat, Jongin maah melangkah mundur. Sehun menggeram. Dengan sigap dan cepat, Sehun melangkah ke depan Jongin, menarik tangan Jongin agar pemuda manis itu mengikutinya. Jongin berusaha melepaskan dirinya dari Sehun. Dia tau akhir dari pembicaraan ini. Dia tau karena dia sempat melihat selangkangan Sehun yang menggembung. Entah apa yang terjadi hingga Sehun terangsang seperti itu.

"Kurasa melakukannya di perpustakaan Kerajaan Park boleh juga dicoba," ujar Sehun sambil menghentikan langkahnya tepat sebelum keluar dari pintu perpustakaan.

"Tidak! Ja-jangan!" Teriak Jongin.

Jongin meronta berusaha melepaskan cekalan tangan Sehun. Sehun menyeringai. Baginya, Jongin hanya seperti anak burung yang berusaha terbang menjauh dari seekor elang yang kelaparan. Sehun menarik tangan Jongin hingga merapat ke tubuh kekar Sehun, tanpa basa-basi lagi, Sehun mencium bibir Jongin. Melumatnya kasar hingga menciptakan lenguhan dari bibir sexy Jongin yang sedang ia kecap. Satu tangan Sehun ia gunakan untuk menahan kedua tangan Jongin sementara tangan lainnya bergerak aktif meremas dada Jongin bergantian dan sesekali memainkan nipple Jongin yang tegang.

"Eungh~" lenguh Jongin merasakan dadanya yang diremas-remas oleh Sehun.

Jongin memejamkan matanya erat-erat. Sehun melepaskan ciumannya. Dia memandang Jongin yang masih memejamkan matanya erat. Wajah Jongin merona. Sangat manis dan itu sukses membuat Sehun menyunggingkan senyuman tampannya. Dia sangat suka ketika semburat merah itu menghiasi pipi gembil Jongin yang berkulit tan. Perlahan namun pasti, Sehun mengarahkan tangan Jongin untuk menyentuh miliknya yang tegang.

My Prince (HUNJONG) [End✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang