2

136 69 109
                                    

"Sia... Kamu kenapa gamau ikut MOS? Enak tau ngerjain adik kelas." ujar Celin sambil menyeruput teh Stella.

"Ehh denger ya upil onta. Sia itu kan ga suka buang-buang waktu and tenaga! Dia lebih milih belajar lah" sahut Stella sambil menjitak kepala Celin.

"Dihh aku nanya Sia malah kamu yang jawab!" balas Celin sambil menjulurkan lidah.

"Lol...lama amat mesennya! Cacing di perut udah demo nih!" ujar Stella yang langsung menyambar baksonya.

"Dihh kamu tuhhh ya... Kamu pikir antri ga lama? Udah bakso kamu yang paling lama antri nya... Pake ngomel lagi" oceh Lolita sambil memberikan satu-satu pesanan temannya.

"Sia... Ininihhh mie goreng kamu" ujar Lolita sambil menyodorkan sepiring mie goreng mantab :v.

"Makasihh ya... Selamat makan..." ucap Sia lalu memakan mie nya.

Sia mengunyah mie nya cepat lalu melambat dan merasakan aneh. Mata Sia mulai berair dan merah. Sia langsung menelam mie nya dan mengibas-ibaskan tangannya di depan mulutnya.

Ketiga temannya heran dengan yang dilakukan Sia.

"Kenapa kamu Sia ??" tanya Stella yang ikut bangkit berdiri seperti Sia.

"Pe... Pe... Pedes bangett ahhh... Mi... Minummm" ucap Sia yang masih kepedesan.

"Ehh... Lah lol kamu ga bilang ga pake cabe? Dih anak lemot satu ini pengen dikubur idup-idup kali ya." oceh Celin yang memarahi Lolita yang cengengesan.

"Woi air dimeja ini habis... Lol... Ambilin di meja belakang. Buruann" ucap Stella panik.

Bugh

Sia hendak berlari ke kantin namun menabrak sesuatu yang besar dan keras. (Jangan mikir nehaneh :v)

"Kamu gapapa?" tanya suara berat khas cowo.

Sia yang masih kepedesan tak bisa berpikir jernih dan menatap botol teh dingin yang di pegang pria itu. Sia menyambar botol itu dan meminumnya.

Glug glug glug

"Ahhh... Maka...." Sia membulatkan matanya mendapati pria yang mematung menatap nya.

"Itu kan minum aku... Tapi ya udah kalo pengen...ambil aja gratis. Gapapa kok!" ucap pria itu sambil tersenyum.

Sia masih melamum memandang pria yang didepannya, Sia sama sekali tak mendengarkan perkataan pria itu. Pria yang memberikannya payung di pemakaman.

'Apa dia yang namanya Daniel... Diaa.. Diaa... DIAA LAKI LAKI!!!!' batin Sia yang tersadar lengannya dipegang pria itu.

"Hey... Kamu kenapa? Sakit ya? Kok pucet sih?" tanya pria yang bernama Daniel itu.

Kepala Sia mulai pusing dan pandangannya mulai kabur. Seketika pandangannya mulai gelap dan mendengar suara-suara sahabatnya memanggilnya.

"Duhh mampus dah... Jadi pingsan deh dia." ucap Stella yg langsung menghampiri Sia.

"Sia... Bangunnn" ucap Lolita yang menepuk pelan pipi Sia yang masih pingsan dipelukan Daniel.

"Di... Dia sakit ya? Biar aku bantu bawa ke UKS." tawar Daniel.

"Iya... Kak danik bantuin bawa ke UKS ya..." rayu lolita yang membuat Celin menjitaknya.

Daniel langsung mengangkat tubuh Sia dan membawanya melewati kerumunan yang menatap mereka berdua.

"Gila... Beruntung banget kakak itu ya..."

"Bukann nya itu kak Sia? Dia kan katanya lasby."

"Dia kan yang katanya lasby itu kan?"

"Dihh pura-pura pingsan kali tuh"

Philophobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang