8

71 15 38
                                    

Aku hanyalah orang yang kau beri harapan namun tidak dengan kepastian...

"Cintai aku." bisik Daniel yang masih menatap Sia.

"Apa?" tanya Sia.

Daniel menelan ludahnya menyesali perbuatan yang tidak disadarinya.

"Ulangin dong... Ga kedengeran tadii..." ucap Sia sambil mendekat ke arah Daniel.

Disatu sisi Daniel senang karena Sia tidak mendengar perkataannya tadi. Disisi lain Daniel berharap Sia menjawab perkataannya tadi.

"Syaratnya... Kamu juga ceritain masa lalu kamu." titah Daniel yang berhasil membungkam Sia.

"Ma..maksudnya?" tanya Sia ulang.

"Ceritain... Kenapa kamu bisa takut jatuh cinta? Pasti ada penyebabnya kan?" jelas Daniel.

Sia menghembuskan nafasnya kasar sambil tersenyum kecil.

'Sepertinya... Emang udah saatnya terbuka... Biar dokter Dion juga bisa mempercepat penyembuhan ini.' batin Sia.

"Okee... Tapi kamu duluan yang cerita." ujar Sia.

Daniel mengangguk dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. Daniel akan membuka luka lama nya lagi. Luka yang membuatnya benar-benar sakit hati.

Sia yang duduk di sebelah Daniel mengikuti gerak Daniel dan ikut bersandar di sofa itu.

"Aku mulai ya ceritanya..." ucap Daniel yang dibalas anggukan oleh Sia.

(Flashback Daniel)

2 tahun lalu

"Aww" pekik Daniel saat terjatuh di jalan karna ia berlari.

"Kamu gapapa?" tanya gadis berambut pendek berwarna coklat khas dengan kaca mata bulatnya.

"Makasih" ucap Daniel pada gadis itu.

Gadis itu tampak manis meskipun kaca mata bulatnya itu menghalangi indahnya mata yang dimilikinya.

"Aku duluan ya." ucap gadis itu namun tangannya ditahan Daniel.

"Nama kamu siapa?" tanya Daniel pada gadis itu.

Gadis itu hanya menatap Daniel yang masih menggenggam tangannya.

"Naniya" satu kata dari gadis itu dapat membuat Daniel melepaskan genggamannya.

Daniel tersenyum lebar menatap gadis itu yang kini berjalan semakin jauh darinya.

*-*

"Naniya..." panggil Daniel yang membuat gadis bernama Naniya itu melihat ke sumber suara.

"Kamu..." ucap gadis itu.

Daniel tersenyum lalu mendekat ke arah Naniya.

"Kamu tau dari mana aku sekolah disini?" tanya Naniya.

"Dari baju sekolah kamu... Naniya Irumi. Kelas 11-3 IPS. Yakan?" tanya Daniel sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Naniya.

Philophobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang