14

38 10 11
                                    

Daniel menepati janjinya mengajak Sia makan malam di cafe. Malam minggu memang ramai. Bahkan cafe tempat Sia dan Daniel pun ramai.

"Mau pesen apa?" tanya Daniel.

"Hmmm... Ini aku mau nasi goreng seafood nya satu, sama jus alpukat." pinta Sia dengan pelayan cafe itu.

"Punya saya samain aja kaya dia... Tapi saya jus mangga aja... Es nya banyakin ya mba." pinta Daniel.

"Baik... Permisi." balas pelayan itu.

"Sia..." panggil Daniel.

"Ya?" jawab Sia sembari meletakan tas nya di atas meja.

"Nanti aku mau ajak kamu ke suatu tempat dulu... Abis itu aku anter pulang." ujar Daniel yang tampak gugup.

"Ehh serius? Kemana?" tanya Sia antusias.

"Rahasia dong..." balas Daniel.

"Nih mba, mass pesanannya." ucap pelayan itu sembari menyerahkan pesanan mereka.

"Makasih" ucap Sia pada pelayan itu.

Sia dan Daniel menikmati makan malam nya sembari bercanda tawa. Sedari tadi sebenarnya Daniel sangatlah gugup memikirkan bahwa ia ingin menyatakan perasaan nya.

"Dan..."

"Dan..." panggil Sia berulang kali.

"Eh iya?" tanya Daniel yang sudah sadar dari lamunannya.

"Kok ngelamun sih?mikirin apa hayo?" tanya Sia.

"Ehh engga... Bentar aku bayar ini dulu, ntar kita langsung ke tempat yang aku bilang." ujar Daniel.

"Oh iya deh..." balas Sia.

Taklama Daniel kembali dan mengajak Sia pergi. Daniel membawa Sia ke atap rumah sakit yang tak jauh dari cafe mereka tadi.

"Kamu sakit Dan?" tanya Sia.

"Engga... Aku mau nunjukin pemandangan dari lantai paling atas..." ajak Daniel.

"Wuehh jadi ga sabar nih..." ujar Sia.

Daniel memencet lantai 10 lantai paling atas. Setelah sampai di lantai 10 mereka menaiki anak tangga lagi untuk melihat pemandangan terbuka.

"Woahh Dan... Keren banget..." puji Sia yang menatap kota malam hari dari atas.

Kerlap kerlip lampu kota yang menambah keindahan.

"Bagus ga?" tanya Daniel.

"Bagus bangett Dan... Rasanya damai banget disini..." balas Sia yang tak bisa berhenti tersenyum.

"Sia... Kalo kamu lagi ada masalah ke sini aja... Bebas tau... Asal ga aneh-aneh. " jelas Daniel

"Hmm iyadeh..." jawab Sia.

"Sia..." panggil Daniel yang mulai serius.

"Ya?" Sia membalikan tubuhnya menatap Daniel.

"A.. Aku mau ngomong..." ujar Daniel yang sangat gugup.

"Ngomong? Ya udah kali ngomong aja..." ucap Sia.

"SIAA AKU SUKA SAMA KAMU!!" teriak Daniel sembari memejamkan matanya.

Sia mengerjapkan matanya merasa ada yang salah dengan telinganya. Sedangkan Daniel membuka matanya dan menatap manik mata Sia.

"Sia... Aku suka bukan aku cinta sama kamu..." jelas Daniel serius sambil menggenggam kedua tangan Sia.

Daniel mengeluarkan bunga yang sudah disiapkannya dan memberikannya pada Sia.

"Sia... Aku serius sama kamu..." lanjut Daniel.

Philophobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang