"Sia rindu Kakak" ujar gadis cantik itu sembari menitihkan air matanya.
"Sia... Pengen kakak disini... " gadis itu mulai terisak-isak.
Gadis cantik dengan dress hitam selutut yang membuatnya tampak semakin manis itu adalah Siara Anastasya. Siara lahir seperti gadis lain pada umumnya. Namun kelainan itu mulai muncul saat Sia melihat orang yang disayanginya disakiti satu persatu.
"Hari ini umur Sia genap jadi 17 tahun...." ucap Siara sambil bersimpuh di depan makam kakak kesayangannya itu.
"Sia mau nemuin kakak dulu... Sia kangen banget sama kak Arin." ujar Siara yang kini sudah berhenti menangis.
"Kak... Apa iya Sia harus ke psikiater?" tanya gadis itu yang sadar bahwa semua ucapannya tak akan dibalas.
"Apa Sia se aneh itu kak? Sia juga pengen jadi normal kak... Mamah selalu nyuruh Sia pergi ke dokter yang mamah saranin." lanjut gadis itu.
"Apa Sia harus coba? Oya kak Sia dapet juara 1 lagi dikelas... Sia hebat kan? Iyadong siapa dulu adiknya kak Arin gitulo" ucap gadis itu sembari tersenyum paksa. Tanpa disadari rintikan air hujan mulai turun. Semakin deras pula rintikan kini yang jatuh membasahi tubuh Siara.
"Yah... Sia lupa bawa payung..." ucap gadis itu sambil menatap tanah yang basah sepertinya.
Tep
Kini rintikan air hujan tak membasahi tubuhnya. Sia menatap ke atas dan melihat payung hitam bertengger diatasnya.
Sia membalikan tubuhnya dan mendapati pria dengan jas hitam dengan rambut acak-acakan berdiri dihadapannya sambil memayungi Sia.
Sia berjalan mundur untuk memberikan jarak jauh pada pria yang matanya tampak sembab itu.
"Ini... Ambil! Udah besar ga usah mandi hujan. Inget umur" ucap pria itu dengan suara seraknya.
Pria itu menarik tangan Sia yang gemetar dan memberikan payung itu. Tanpa mengucapkan kata lain pria itu pergi berjalan meninggalkan Sia.
"Ka...kak... Si... Sia barusan mau pingsan" ucap Sia lemah.
Sia masih menatap punggung pria itu yang semakin jauh. Pria itu bahkan tidak menatap ke belakang dan melihat Sia.
Yang biasa Sia lihat adalah Pria yang selalu menggodanya karna kecantikan yang memang diakui orang-orang.
Drrrtt drrrtt
"Halo"
"..."
"Iya mah Sia mau pulang kok"
"..."
"Iya.. Bye.."
Tut
"Makasih..." ucap Sia yang ditujukan pada pria yang sudah tak kelihatan lagi.
**
"Happy birthday Sia.... Happy birthday Sia... Happy birthday, happy birthday, happy birthday Sia..." semua orang yang ada di rumah itu menyanyikan lagu itu secara bersamaan.
"Makasih ya semua... " ucap Sia pada orang-orang yang menatapnya penuh harap.
"Tiup lilin dulu dong anak mamah... Jangan lupa make a wish" ucap ibunya.
Sia mengangguk lalu menutup matanya, tak lama ia kembali membuka matanya dan meniup semua lilin yang ada di atas rainbow cake itu.
"Yeee..." teriak teman-teman Sia yang ada disitu.
"Sekarang saat paling bahagia... Makan kuenya " ujar Lolita sahabat Sia yang mulutnya ceplas ceplos.
"Astaga... Lol... Jangan keliatan banget rakusnya atuh..." oceh Stella sahabat Sia sejak kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Teen Fictionaku bukan manusia aneh... aku cuman punya kelainan. Bukan berarti aku aneh kan? aku juga pengen normal kayak kalian! tapi hidup ga seindah drama di televisi. pengen suka sama seseorang, pengen juga disukain seseorang! tapi aku gak bisa... kenapa? ka...