"Sam..." ujar Sia yang menatap Sam mendekatinya dan Daniel.
Daniel menatap Sia dan Sam bergantian.
'Sam?? Samudra? What?' batin Daniel sembari menatap Sam yang tampak kesal dengannya.
"Masuk! Udah malem!! Besok sekolah kan? Ntar aku aduin mamah kamu!" ancam Sam pada Sia.
"Dan... Aku masuk dulu ya... Besok aja lanjutnya. Bye... Hati-hati ya." ucap Sia lalu melangkahkan kaki menuju rumah.
Sam masih di posisi yang sama begitu juga Daniel. Mereka saling melempar tatapan mengerikan.
"Jangan Deketin Sia!!" titah Sam tegas.
"Sorry... Terserah aku mau deketin Sia apa engga. Toh... Sia ga keberatan." jawab Daniel santai sembari mengenakan helm nya.
"Dasar!!" Sam menatap kesal Daniel yang bergegas pulang.
.
.
.
Sia serius mengulang pelajaran sekolahnya tadi. Namun Sam terus menatap Sia meminta penjelasan tentang Daniel."Sia." panggil Sam akhirnya.
"Apa Sam?" sahut Sia yang tetap melanjutkan belajarnya.
"Tadi siapa?" tanya Sam kesal.
"Orang..." canda Sia
"Tau... Yakali monyet. Siapa kamu?? Kok bisa deket gitu? Pacar? Jawab Sia..." tanya Sam bertubi-tubi.
"Gimana mau jawab kalo kamu nanya mulu." balas Sia lalu menghentikan belajarnya.
"Dia temen aku. Kamu tau penyakit aku kan? Aku konsul sama kakak dia... Dan dia juga disuruh bantu aku biar mempercepat penyembuhan aku." jelas Sia.
"Cuman dia laki-laki di sekolah yang tau ini... Sekarang jadi dua... Kamu sama dia." lanjut Sia sambil tersenyum.
"Kamu suka sama dia?" tanya Sam dengan tampang serius nya.
Sia terdiam sejenak mendengar pertanyaan Sam.
'Suka? Udah lama aku ga suka sama orang... Jadi lupa rasa suka kayak gimana.' batin Sia.
Sia tak menjawab pertanyaan Sam dan melanjutkan belajarnya. Sam menarik buku Sia dan membuat Sia berhenti melanjutkan belajarnya.
"Kamu suka sama dia??" tanya Sam ulang.
"Aku lupa rasa suka itu gimana..." jawab Sia pasrah.
Sia merasa dirinya seperti robot yang tak tau rasa cinta ataupun suka. Sam membatu mendengar jawaban Sia. Sam menarik tangan Sia dan merengkuh Sia ke dalam pelukannya.
"Kalo kamh suka sama dia... Kamu itu... Pasti selalu deg deg an deket sama dia." jelas Sam lalu melepaskan pelukan Sia.
Sia hanya menganggukan kepalanya dan menatap Sam. Sam menggenggam tangan Sia dan mengarahkan tangan Sia ke dadanya.
"Kayak aku..." ucap Sam sembari mengarahkan tangan sia ke dada Sam.
Sia benar-benar merasakan detak jantung yang amat cepat. Namun Sia benar-benar belum mengerti bahwa Sam secara tidak langsung menyatakan perasaan dengannya.
"Wihhh kamu lagi suka sama orang..." ucap Sia sambil bertepuk tangan.
Sam yang berharap mendengar Sia berkata 'aku juga suka kamu' atau 'kamu suka aku?' dan lainnya.
"Bego! Percuma pinter pelajaran tapi yang beginian gak tau!" jawab Sam malas.
"Lah... Salah? Tapi bener deh tadi kamu deg deg an." jelas Sia.
"Tau ahh!! Bikin mood ilang. Mending tidur!" balas Sam lalu pergi meninggalkan kamar Sia.
"Apaan si... Salah mulu! Makin gede makin ngeselin aja sih si Sam!" monolog Sia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Novela Juvenilaku bukan manusia aneh... aku cuman punya kelainan. Bukan berarti aku aneh kan? aku juga pengen normal kayak kalian! tapi hidup ga seindah drama di televisi. pengen suka sama seseorang, pengen juga disukain seseorang! tapi aku gak bisa... kenapa? ka...