7

74 24 28
                                    

Aku ingin menjadi bintang yang melindungi mu...
Walaupun aku akan seperti bintang di siang hari, bintang yang tak dapat kau lihat...
Ku tetap ingin melindungimu meskipun kau tak dapat melihat ku

"Udahh sampe... Gimana enak ga?" tanya Daniel sembari melepas helmnya.

Sia turun dari motor sembari tersenyum manis pada Daniel. Sia mengacungkan kedua jempolnya dihadapan Daniel.

"Enakk bangett ternyata jalan-jalan naik motor..." ujar Sia.

'Jangan senyum! Ini buat hatiku gak karuan' batin Daniel

"Udah ahh mau ke kelas... Bye." ucap Sia lalu membalikkan badan.

Namun tangan Sia ditahan Daniel. Sia menatap Daniel yang masih mematung sambil memegang tangannya. Daniel menarik Sia untuk lebih dekat dengannya. Sedangkan Sia hanya diam mengikuti tarikan Daniel.

'Di...dia kenapa?' batin Sia yang berusaha tenang.

Daniel mendekatkan kepalanya ke telinga Sia. Daniel memandang sejenak wajah Sia secara rinci, mulai dari mata, hidung, hingga bibir Sia yang menarik perhatian nya sedari tadi.

Sia menelan ludahnya kasar karna ia benar-benar tak tau harus berbuat apa. Daniel menatap Sia lekat membuat manik mata mereka bertemu. Bahkan nafas Daniel kini terasa di pipi mungil Sia.

"Da..Dan...kamu ngapain?" lirih Sia.

"Buka helm nya... Mau kamu bawa ke kelas?" Ucap Daniel sembari menepuk kepala Sia yang tertutup helm.

"Aahh..aahh iya lupa" sahut Sia sembari melepaskan helm nya.

'Mikir apa sih kamu Sia!! Udah mulai gesrek nih otak kamu' batin Sia sambil menundukan kepalanya.

"Em.. Ya udah aku ke kelas ya." Ucap Sia lalu berbalik dan berjalan menuju kelas sambil menggelengkan kepalanya mengingat kejadian tadi.

"Aahhhkkk" hela Daniel sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Daniel menghembuskan nafasnya kasar sembari menatap punggung Sia yang mulai jauh.

"Kamu gila Dan!! Gila!" ucap Daniel pada dirinya sendiri.

"Jangan bilang kalo kamu suka sama dia!! Ahh mampus kamu Dan!" ujar Daniel yang masih merutuki perbuatan yang tadi ia lakukan.

"Suka siapa Dan?" tanya seseorang sambil menepuk bahu Daniel.

"Ahh itu Ndre... Martabak baru buka enak banget. Ntar kapan-kapan aku traktir deh." elak Daniel.

"Bohong! Suka Sia kan? Aku tunggu cerita mu!" ujar Andre.

"Udah parkir dlu sonoo..." titah Andre yang menyadarkan Daniel.
.
.
.
.
.
"Oo jadi gitu ya..." ucap Lolita setelah mendengar cerita Sia tentang hubungannya dengan Daniel.

"Jadi pengen kayak kamu... Mau ihh kalo disembuhin sama Danik oppa." lanjut Lolita.

"Dihh... Daniel yang ogah nyembuhin kegilaan kamu!" pekik Celin.

"Kamu percaya sama Daniel?" tanya Stella yang dibalas anggukan dari Sia.

"Okedehh... Semoga Daniel bener-bener bisa bantu penyembuhan kamu ya..." lanjut Stella

"Iya... Siapa tau sekalian cinlok jugaa" tambah Celin sambil terkekeh.

"Ihh Celin..." pekik Sia.

"Yahhh mulai besok Sia ga bakal kasih tebengan mobil lagi buat akuu." oceh Lolita.

"Kan ada Stella... Naik mobil Stella aja" ucap Sia.

Philophobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang