Apa yang harus kulakukan?
Merindukanmu atau melupakanmu?
Aku tak tau harus memilih yang mana... Karena dua hal ini menghasilkan air mata."
Sia..." panggil Daniel.
"Hm?" sahut Sia.
Ya semakin hari Sia dan Daniel semakin dekat. Semakin hari trauma Sia pun mulai membaik.
"Ntar jalan yuk." ajak Daniel yang berjalan menuju kantin bersama temannya dan teman Sia.
"Yuk... Kemana?" tanya Sia.
"Pantai..." jawab Daniel sambil menyengir.
Sia mengangguk lalu tersenyum. Daniel, Sia dan teman-teman mereka sudah duduk di kantin sambil menikmati makanan yang mereka pesan. Semenjak kedekatan Daniel dan Sia, teman Sia dan juga teman Daniel jadi juga dekat dan sering berkumpul bersama.
"Gaesss abis ini Sia sama Daniel mau ke pantai.... Siapa mau ikuttt?" tanya Ana yang ternyata mendengar percakapan Daniel dan Sia.
Sia membelalakan matanya dan menunduk malu. Mulut Ana memang tak memiliki toleransi. Daniel menggaruk kepalanya yang tak gatal. Acara berduaannya dengan Sia sudah digagalkan Ana.
"Ooo ikut deh..." ucap Stella dan Celin.
"Aku juga." ucap Daniel.
"Aku ga bisa... Duhh pengen ikuttt" ucap Lolita lesu.
Daniel sudah memejamkan matanya menahan setres nya. Daniel hendak menyatakan perasaan namun teman-temannya mengganggalkannya.
'Apes!! Ana... Emang perlu di kalengin mulut kamu mahh' batin Daniel.
"Kamu ga keberatan kan kita ikut?" tanya Stella pada Sia yang sedari tadi diam.
"E...engga kok bagus malahan nanti kalian ikut... Jadi rame." jawab Sia yang sebenernya sedikit kecewa.
"Dan... Ajak kakak kamu dong..." ucap Ana pada Daniel.
"Iya ntar... Kalo gak sibuk." jawab Daniel malas.
"Naik apa kalian Stel?" tanya Sia sambil melahap bakso nya.
"Mobil aku Sia... Aku bareng Celin, Ana sama Andre." jelas Stella.
"Bagus deh..." jawab Sia sambil tersenyum.
"Iya... Kita tau kok kalian mau berduaan naik motor...." sindir Ana yang berhasil membuat Sia menunduk malu.
.
.
.
Daniel dan yang lain sudah berkumpul di tempat yang disuruh Daniel setelah berganti pakaian. Sia memakai kaos putih polos dan jeans dengan sobekan di dengkul. Tak lupa topi pink dengan sedikit garis hitam di sisi kanannya.Daniel tersenyum menatap Sia yang berlari kecil mendatangi nya. Daniel memberikan kaca mata hitam yang persis seperti yang digunakannya.
"Pake... Beli dua tadi..." ucap Daniel yang diiyakan Sia.
Daniel memakaikan helm ke kepala Sia. Rutinitas ini sudah biasa dilakukan Daniel semenjak Sia selalu di antar jemput oleh nya.
"Naik gih..." ucap Daniel.
Sia tak perlu permen karamel lagi untuk membantu memenangkan dirinya. Sia sudsh bisa mengatur pikirannya. Walaupun terkadang dengan pria asing Sia masih sedikit gugup.
"Pegangan..." titah Daniel.
"Gamau ihh... Modus huu." jawab Sia.
"Ya udah ter se rah." jawab Daniel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia
Teen Fictionaku bukan manusia aneh... aku cuman punya kelainan. Bukan berarti aku aneh kan? aku juga pengen normal kayak kalian! tapi hidup ga seindah drama di televisi. pengen suka sama seseorang, pengen juga disukain seseorang! tapi aku gak bisa... kenapa? ka...