Bagian 4

397 28 1
                                    


Malam ini apartemen Nathan ramai dengan kehadiran Bayu CS. Mereka sedang bertukar informasi dan menyusun strategi baru untuk misi. Obrolan yang terkadang di selingi dengan tawa dan teriakan menjadi kesenangan tersendiri bagi mereka, apalagi dengan tingkah konyol dan menyebalkan Afdal.

"Wah... Jadi lo fighting ama tuh orang jangkung, Re?" tanya Diandra penasaran.

"Iya, hampir aja gue mati! Untung aja Bayu dateng nolongin gue, dan semuanya itu gara-gara si kunyuk!" ucap Renata menuding Afdal dengan pandangan sinis.

"Tapi lo gak mati, kan? Masih hidup tuh, cuma memar dikit doang elah lebay," ceplos Afdal kesal.

"Memar dikit? kalau Renal tau gimana? Lo berani ngadepin dia, Dal?" ucap Bayu bertanya. Afdal hanya diam karena dia sudah tau Renal pasti murka.

Diandra dan Renata yang melihat raut ketakutan di wajah Afdal malah tertawa terbahak-bahak. Membuat wajah pemuda itu di tekuk karena gondok.

"Eh btw... Lo pacaran sama si anak walikota, Di?" tanya Renata yang mengalikhan pembicaraan.

Diandra menoleh menatap sahabatnya bingung, "Enggak. Siapa yang ngomong?" Diandra yang bingung malah balik bertanya.

"Ini... poto lo sama dia deket banget," ucap Renata menujukan sebuah poto yang menggambarkan potret Diandra dan Nathan yang terlihat sangat dekat.

"Haha,,, itu mah iseng doang ko," ucap Diandra dengan tawa garing.

"Yakin iseng? Terus tadi di depan pintu ngapain? Pake ada kecupan perpisahan segala," cibir Bayu sinis.

"Apa sih, Bay?" ucap Diandra gereget.

"Dih salting! Najisin." ucap Bayu sebal.

"Cieee .... Bayu cemburu buta," goda Renata.

"Cemburu sama mantan," tambah Afdal. Kesempatan bagus untuk Renata dan Afdal untuk mengolok-olok pasangan mantan ini.

"Gue, cemburu? Sama dia? Gak salah. Lo berdua tau-kan kalau cewek-cewek pada nempel sama gue, kalau cuma model beginian doang mah lewat." ucap Bayu bangga.

"Tapi... Cuma gue doang yang bisa bikin nyaman, iyakan? benerkan?" celetuk Diandra menggoda Bayu.

"Ya kali... Kepedean," cibir Bayu.

"Udah deh, lo berdua gak usah berantem gitu CLBK baru tau rasa," ledek Afdal terbahak. Membuat Bayu dan Diandra membuang muka sebal.

"Dih, pada salting Dal," tawa Renata terdengar begitu menyebalkan di telinga Bayu dan Diandra.

Di sisi lain. Nathan baru saja sampai di rumah nya, langkah nya terhenti saat sang ayah memanggil namanya.

"Dari mana Nat? Jam segini ko baru pulang," tanya Fadil papah nya Nathan. Pria paruh baya itu bertanya dengan seksama pada puteranya.

"Dari luar Pah... Nyari angin," jawab Nathan. Kemudian duduk di hadapan orang tua nya dengan sopan. Di pandangnya sang ibu yang sedang mengambilkan air minum untuknya dengan begitu telaten.

"Nat... Bukan Papah melarang kamu main, kamu sendiri tau-kan? Situasi keluarga kita sedang terancam. Banyak sekali orang-orang jahat di luar sana yang ingin menyingkirkan kita." jelas Fadil begitu lugas. Bagaimanpun Nathan ini adalah putera satu-satunya, dia sangat menghawatirkan keselamatan puteranya. Apalagi sang istri yang terus-menerus mengeluhkan kekhawatiran-nya pada sang anak.

"Iya sayang. Mamah gak mau kalau kamu sampai kenapa-napa," ucap Yuliana sang ibu. Di elusnya rambut Nathan dengan lembut mencoba menyalurkan kasih sayang yang dia punya untuk sang anak.

Agen & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang