Cast And Prolog

1.1K 56 3
                                    

Jadilah pembaca yang bijak! Tinggalkan jejak setelah membaca. Hargai karya orang lain. Karena cerita ini, di lengkapi cctv!

Prolog.

Pagi mendung yang dingin dengan rintik hujan yang berjatuhan. Membuat sebagian penguhi bumi lebih memilih bermalas-malasan. Tapi tidak, untuk para barisan pasukan Akademi Militer Perwakilan Bandung. Mereka semua berbaris dengan tegap di bawah rintikan hujan, tak gentar oleh rasa dingin yang begitu meresap kulit dengan keadaan hujan.

Di sebuah ruangan yang kedap suara, terlihat enam orang anggota yang berdiri tegap mendengarkan intruksi sang Jendral dengan seksama tanpa satu katapun terlewatkan.

"Jadi ... Kalian ber enam saya tugaskan memata-matai pergerakan Geng mafia dan Bandar Narkoba. Serta memantau ke amanan keluarga Fadil Wiraatmadja. Seorang pengusaha sukses yang tersohor di JAKARTA." Ucap sang Jendral tegas.

"Siap! Laksanakan." Jawab mereka serentak. Kecuali seorang gadis yang sedari tadi hanya memandang sang jendral dengan bosan.

"Kalian akan bekerja sama dengan BIN (Badan Intelijen Negara) yang bergabung dengan KOPASUS dan DENSUS 88." ucap sang Jendral, "Dan jangan lupa identitas kalian tidak boleh bocor. Demi keamanan Negara dan Masyarakat."

"Baik pak." Jawab mereka serentak.

"Baik. Segera berkemas dua jam lagi kalian berangkat,"

"Saya tidak mau! Titik gak pake koma." celetuk gadis dengan name tage Marissa Diandra S.

"Kenapa begitu?" Tanya sang Jendral heran.

"Ya ampun ayah ... Kenapa harus ke jakarta sih? Sekali-kali misi kami ke luar negri dong, " ucap gadis itu nampak protes dengan tugas nya kali ini.

"Kita ini warga negara INDONESIA. Yang harus kita pentingkan negara kita dahulu sebelum negara orang!" ucap sang Jendral penuh penekanan.

Semua mata tidak terkejut melihat tingkah berani Diandra. Karena gadis ini adalah putri satu-satu nya sang Jendral.

Ya, Marrisa Diandra. Gadis cantik dengan tubuh semampai, pemberani, galak, dan songong ini. Adalah putri tunggal Jendral Mahendra Soeharja. Gadis berumur dua puluh tahun, salah satu anggota intelijen yang ahli dalam Sniper tembak menembak. Dengan lulusan SMA Taruna Bumi Khatulistiwa TBK Pontianak.

"Ckk ... Ayah gak ngerti sih! Kan sekalian kita liburan gitu," Ceplos Diandra membuat Mahendra Soehardja semakin memandangnya tajam.

"Tidak ada penolakan. Atau kamu diam di akademi!" Ucap sang Jendral tegas.

"Baiklah-baiklah, Bapak Jendral yang terhormat." jawab Diandra pasrah. Rekan setimnya, hanya menggelengkan kepala melihat tingkah manja Diandra yang menyebalkan pada sang ayah.

Tanpa berkata apa-apa lagi, sang Jendral kembali ke ruangan nya mengabaikan Diandra yang terus menggerutu kesal dan menghentakan kakinya kasar.

"Gue kira nona intelijen satu ini udah dewasa setelah lulus ujian tingkat dua. Eh,,, ternyata masih manja kaya anak kecil," Cibir Afdal membuat beberapa orang ikut menertawakan Diandra.

Dengan status sebagai pelajar militer dan sering mendapat tugas dadakan. Mereka harus bisa mengolah bahasa pormal dan gaul secara bersamaan. Seperti saat mereka menjalankan misi dengan penyamaran, maka gaya bahasa pormal mereka harus hilang dan di ganti dengan bahasa-bahasa gaul atau lain nya.

Agen & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang