Unexpected Love [Park jihoon] ✔

19📌 New House

🐾🐾🐾

TOK..TOK..TOK..

Seorang pelayan mengetuk pintu kamar Jihoon. Dengan sangat terpaksa sang pemilik kamar bangkit dari kasurnya untuk membukakan pintu.

" Kenapa? " tanya Jihoon seusai membuka pintu.

" Tuan menyuruh anda untuk ke ruang makan " jawab sang pelayan.

" Bilang sama dia, jihoon gak mau "

" T-tapi ada--- "

" Hufft, yaudah nanti jihoon kesana "

" Baik tuan. Kalau begitu saya permisi "

Sang pelayan mulai berjalan menjauh dari kamar Jihoon. Dengan langkah malas - malasan ia akhirnya berjalan menuju ruang makan juga.

Sebenarnya ia sangat malas untuk bertatap muka dengan ayahnya itu. Namun, dirinya juga penasaran dengan tamu spesial ayahnya.

Drap..Drap..Drap..

Suara langkah kaki Jihoon terdengar menggema saat menuruni satu per satu anak tangga.

Dan betapa terkejutnya Jihoon saat tiba di ruang makan.

" Lo ngapain disini?! " tanya Jihoon dengan nada yang tinggi.

Semua yang ada di ruang makan mengalihkan pandangannya pada Jihoon. Sementara ayah Park kini tengah menatap tajam putranya itu.

" Jaga bicaramu! " bentak ayah Park.

" oh, jadi ayah lebih ngebelain jalang itu daripada anak sendiri? "

" Cukup Jihoon! Dia ini sekarang ibu kamu! Kamu harus hormat sama dia "

" Bagus banget ya. Lo berhasil bikin ayah gue ngebelain lo " ucap Jihoon seakan meledek bu Suzy.

" PARK JIHOON! "

Sebelum Jihoon berdebat lebih jauh lagi dengan ayahnya itu, ia memilih untuk pergi dari rumah.

Rasanya ia sudah muak dengan semua orang yang ada di rumah. Ditambah lagi ibu dan kakak tirinya itu sekarang tinggal serumah dengannya.

" Jangan bersikap keras pada Jihoon. Aku memaklumi kelakuannya. Dia hanya belum terbiasa dengan kehadiranku dan Hoshi disini " ucap bu Suzy sambil mengelus punggung suaminya dengan lembut.

" Tapi sikap Jihoon sudah sangat keterlaluan pada kalian " ucap ayah park.

" Aku tau. Tapi aku memakluminya. Lain kali jangan terlalu keras pada Jihoon ya "

" Huft, baiklah. Dan terimakasih karena telah memaklumi sikap kasar Jihoon "

" Iya, lagipula Jihoon sudah ku anggap seperti anakku sendiri "