Side To Outside

313 20 5
                                    

⛈️

Petir, hujan, awan hitam, semua menjadi satu. Semua mengeluarkan melody nya secara bersamaan. Membuat seorang gadis yang sedari tadi hanya memandang kosong jendela luar kamarnya menjadi sedikit terlonjak kaget. Gadis itu kembali melihat rintik hujan melalui jendela kamarnya. Memikirkan apa yang ia katakan dengan sang ayah melalui sambungan telepon tadi.

'flashback'

"Dad, are you kidding me?" seorang gadis mencoba menahan kaget sekaligus amarahnya setelah sang ayah mengucapkan beberapa hal yang mungkin tak pernah ia bayangkan.

"no, aku serius. Sekarang Dad sedang berada di chicago honey. Maafkan dad, namun kau tertidur dengan lelap. Dad tak tega membangunkanmu" yeah, sang ayah menimpali dengan penuh pembelaan. Sebelumnya 10 jam yg lalu sebelum sang gadis tertidur, ia jelas masih bercanda dengan sang dad, hingga kantuk menuerang akhirnya ia kalah dan memilih untuk tidur.

"aaiiihhh dad, baiklah kalau begitu. Salamkan salamku oada grandma', katakan aku menyayanginya" sang anak bersuara sedikit emosi.

"hehe oke honey, sekali lagi i'm sorry saya...." 'beep' yeah, sambungan terputus. Sang anak memutuskan sambungan tersebut. Ia kelewat lelah dengan tingkah sang ayah yang mencoba menipunya lagi. Beralasan neneknya sakit dan terbang ke chicago yang padahal ia kesana untuk menemui jalang nya.

'flashback off'

*cklek

Lamunan sang gadis buyar tatkala ia melirik malas pintu ruangannya terbuka. Dapat ia lirik, seornag namja muda berperawakan bak seorang model memasuki ruangannya.

"nona muda, apakah anda tidak lapar?" tanya sang namja.

"anni, keluarlah" kata sang gadis.

"saya mohon nona, makanlah. Anda belum makan sedari tadi pagi. Jika anda tidak makan, anda akan sakit, jika anda sakit saya akan terke.." belum selesai ia berbicara, sang nona muda mengambil alih pembicaraan.

"hentikan seokjin, aku muak dengan semua ini." sang gadis berdiri dan berjalan menuju kasurnya. Merebahkan tubuhnya dan menenggelamkan wajahnya pada bantal.

"ayolah keeyan, kau harus makan. Setidaknya 3 sendok nasi kurasa cukup" seokjin menimpali sang majikan. "apa kau tidak lelah setelah perjalanan jauh? Bahkan semalam aku tka melihatmu bergabung makan malam"

"apa kau pikir aku ingin melakukan hal ini lagi? Pindah ke negara ini? Seokjin, anni, oppa dengar aku lelah dengan hidupku yang haris berpindah pindah megikuti si hitam plontos itu" keeyan berbicara dengan penuh penekanan lada akhir katanya.

"hey dia ayahmu bodoh"

"jika dia ayahku, apa dia punya perasaan sayang padaku? Dia hanya memedulikan kehidupannya, bukan kehidupanku. Apa dia pernah datang dan bertanya kepadaku bagaimana hariku? Tidak. Dia lebih sibuk dengan misinya mencari pembunuh Mommy. Aku sudah belajar merelakan Mommy karena hal itu sudah berlalu dan kukira ia masih mencitai mommy ternyata, ia sudah memiliki jalang"

"keey hentikan. Kau memang resek jika sedang lapar. Kajja makan"

"shireo. Aku mau tidur"

"keey....." rengek seokjin.

*DDUAARRR

"AAARRGGGHHH" Seokjin berlari masuk kedalam selimut keeyan sampai sebelum akhirmya keeyan sadar bahwa seokjin terlalu dekat dengannya.

*BUGH

"Awwsshhh" seokjin terpental ke arah lantai "kenapa kau menendangku" keeyan hanya menatap tajam seokjin, hingga akhirnya seokjin yang ketakutan. "baiklah baiklah aku minta maaf"

Ruang Sendiri (my comfort zone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang