It's Too Bad

51 6 0
                                    

Keeyan POV

Sudah 3 hari aku dirumah sakit, bahkan jalang daddy selalu bersamaku. Aku risih saat ada dia, bahkan aku lebih suka menyendiri daripada harus bersamanya.

Dokter bilang aku sudah boleh pulang sore ini. Seokjin mengemasi barangku, dan Emma menelpon seseorang. Dad? Tidak, dad sedang dibengkel karena ia ada masalah tentang barang hilang.

Kemarin malam Jungkook, Jimin dan Namjoon datang kemari. Mereka memberiku sebuah boneka doraemon yang tidak terlalu kecil. Yah lumayan untuk dipeluk. Duo J terkejut saat mereka tau apa yang terjadi. Bahkan mulut mereka tak menutup dan berhenti berkata 'waaaaah' saat Namjoon menjelaskannya. Wajah mereka sungguh menggemaskan.

Namun mereka tak bisa berlama lama, karena jam besuk rumah sakit yang sudah lewat. Huft. Padahal aku merindukan mereka. Walau kami baru bertemu 3 hari, tapi aku sudah merasa dekat. Aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Kudengar pintu terbuka, dan seorang pria berpakaian serba hitam datang menghampiriku.

"Hi, Babe." sapa orang itu. Ternyata itu Dad.

"hi dad." sapaku lemas.

Dad mengusap rambutku lalu berkata "ready to go home?" tanyanya.

Aku pun mengangguk mantap.

"ku kira dad belum selesai."

"sudah, barangnya sudah ketemu kok. Ayo kita pulang."

Dad membantuku turun dari ranjang rumah sakit. Kulihat Seokjin membawa tas dan boneka Doraemonku.

Saat aku hendak berjalan ke arah pintu, Emma masuk.

"Oh sudah mau pulang?" tanyanya. Aku hanya mengangguk sambil menatapnya datar.

"ah, kalau begitu aku juga pamit. Aku harus kembali, karena ada pekerjaan yang menungguku." katanya.

'tak perlu kau kembali dihadapanku jalang busuk.' itu suara batinku.

Ia menghampiri dad dan mengecup pipi dad sekilas. Lalu beralih memberi salam pada Seokjin dan menghampiriku. Saat ia hendak mengecup pipiku aku sudah berjalan menjauh darinya.

Aku melenggangkan tubuhku keluar ruanganku. Aku mendengar suara dad yang memanggilku namun tak kuhiraukan.

Aku berjalan menuju lift, dan saat aku tiba, pintu lift terbuka. Aku langsung masuk dan tidak memperdulikan dad yang mungkin marah akan perilakuku.

Aku memencet tombol lantai dasar. Lalu lift pun bergerak turun.

Sesampainya dilantai dasar, aku menunggu dad dan Seokjin di ruang administrasi. Aku yakin mereka pasti kemari untuk menyelesaikan biaya admin. Dan dugaanku benar. Mereka kemari dan masih bersama wanita itu.

Aku membuang muka, merogoh ponselku disaku, dan memasang earphone. Oh sial, sungguh susah memasang earphone dengan satu tangan.

Saat aku hendak mencolokkan earphone kelubang ponsel, selalu saja kesusahan. Aku tak habis akal. Aku menjepit ponselku diantara kedua pahaku, dan memasukan penghubung earphone ke ponsel.

Aku menyalakan lagu favoritku. Dan mendengarkannya sambil menutup mata.

Lalu aku mendengar Seokjin berdumal "seharusnya kau jangan pergi dulu." katanya.

Aku tak peduli. Aku hanya menikmati laguku.

Lalu aku membuka mata, kulihat Dad di meja admin dan membayar semuanya.

Aku mulai mendengar desas desus org orang mengetahui siapa dad. Aish dad betapa cerobohnya kau. Dad tak menggunakan penutup penyamaran sama sekali. Atau mungkin dia sengaja? Aish.

Ruang Sendiri (my comfort zone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang