Pertama

80 9 1
                                    

Seokjin POV

Setelah kejadian kemarin, semalam aku langsung menghubungi tuan John. Ia terkejut dan berencana pulang lebih awal. Yeah, kalian tau lah pekerjaan sepertinya sangat sangat menyusahkan. Terutama tentang waktu.

Pagi ini aku memasak makanan kesukaan Keeyan. Mungkin saja masakan ini dapat mengurangi rasa shocked nya sejak kemarin. Bahkan semalam kami tidur bersama. Ingat 'hanya tidur'.

Aku memasak opor ayam kesukaannya. Yeah walau sedikit susah mencari yang namanya santan disini, tapi aku membeli kelapa dari pasar tadi sendiri dan kuparut sendiri.

Sekarang pukul 6. Aku harus membangunkan Keeyan. Aku melihat panciku sekilas apakah opor nya sudah matang atau belum, dan ternyata sudah. Aku mematikan kompor dan berjalan menuju kamar keeyan.

Membuka pintu kamarnya dan berjalan kearah kasur. Ia terlelap dengan mata membengkak. Dia menangis sejak sore hingga tertidur pun ia masih sesenggukan. Aku jadi tak tega membangunkannya. Tapi aku tetap harus membangunkannya, ia kan baru masuk sekolah kemarin.

"Keey, wake up." ucapku sambil menggoyang goyang tubuhnya.

"Keey, bangun. Sudah pagi. Kau harus sekolah."

"nngggghhhh oppaaaaah." ia mulai sedikit membuka matanya sambil memuletkan badannya.

"Sudah jam 6. Mandilah, aku memasak opor."

"oppa, aku..." ia menggantungkan bicaranya.

"hmm?? Wae?" tanyaku sambil mengulas senyum kecil.

"aku tak mau sekolah." ucapnya pasrah.

"kau harus sekolah. Aku yakin tak akan ada yang mengganggumu. Kau kan pandai beladiri. Jadi sekarang bangun dan mandilah."

Ia semakin menenggelamkan tubuhnya dalam selimut. Tanpa pikir panjang, aku menarik selimutnya dan menggendong tubuhnya menuju kamar mandi. Ia meronta tapi aku tak peduli.

"YA!! OPPA TURUNKAN AKU"

"Mandi atau kau kumandikan."

"dingin oppa."

"banyak cakap lah kau. Sana pakai yang namanya water heater, supaya airmu jadi hangat."

"aish. Sana keluarlah"

Aku keluar kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi. Aku menuju dapur untuk melanjutkan acara memasakku.

Aku berpikir sejenak, enaknya minum teh atau kopi yah?
Ah sepertinya susu enak. Aku mengambil susu dan menuangkannya digelas.

Menunggu tuan putri selesai mandi untuk makan bersamanya.

.
.
.
.
.

Tak lama kemudian tuan putri selesai mandi, dan ia sudah menggunakan seragamnya.

"Nih seragam namja yg kau pakai." aku memberikan seragam yg kemarin ia suruh aku untuk mencucinya.

"hmm" ia hanya berdeham sambil mengambil beberapa roti. Wait dia tak menyentuh opornya.

"Kau tak makan nasi?"

Ia menggeleng lemah. Aish, aku benar benar tak tega bila harus melihatnya begini. Seperti kehilangan nafsu hidup.

"Kalau gitu aku jadikan bekal makan siangmu saja nde." ucapku sambil beranjak dari kursi.

Ruang Sendiri (my comfort zone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang