"Aku akan membalaskan dendammu! Tidak akan aku biarkan orang yang membuatmu sengsara hidup dengan tenang. Akan kubuat dia menderita bahkan lebih menderita dari kematian! Itu janjiku padamu!"
***
Naruto melihat sosok Hinata yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah melalui jendela ruang ketua OSIS di lantai tiga dengan teropong. Ruang OSIS itu terletak di ruangan paling ujung di lantai tiga. Jika ruang klub seni rupa terletak di ujung belakang gedung itu, maka ruang OSIS berada di ujung depan bangunan yang dekat pintu gerbang sekolah. Hal itu sengaja diatur demikian karena Pengurus OSIS juga bertugas mengawasi dan mencatat para siswa yang datang terlambat ke KHIS. Mereka juga berwenang memberi teguran, peringatan, dan hukuman pada siswa yang melanggar peraturan sekolah lainnya.
Di sekolah itu guru-guru sengaja memberi kewenangan begitu besar pada OSIS karena KHIS adalah sekolah elit dengan para siswa berasal dari kalangan atas penduduk Konoha. Kebanyakan para siswa KHIS adalah anak-anak dari para pejabat, politisi dan orang-orang kaya yang berpengaruh besar dalan perekonomian Konoha. Para orang tua menginginkan anak-anak mereka sudah belajar mencari dan berebut pengaruh dan kekuasan sejak dini dan itu dimulai di KHIS. Dengan kata lain, KHIS adalah tempat pertama untuk menggodok anak-anak mereka agar mereka kelak bisa lebih siap menghadapi persaingan kekuasaan dan bisnis yang akan mereka hadapi nantinya. Jadi, pada saat pemilihan ketua OSIS berlangsung, hanya orang yang sangat berpengaruh atau sangat populer yang akan terpilih sebagai ketuanya.
Tahun ini Naruto terpilih sebagai ketua OSIS karena dirinya telah berhasil membawa tim sepak bola KHIS memenangi kejuaraan wilayah prefektur yang belum pernah mereka menangi sebelumnya. Para siswi langsung mengidolakannya dan para siswa menganggapnya pahlawan, terutama bagi mereka yang menggilai sepak bola tentunya. Dan jadilah Naruto sebagai ketua OSIS. Awalnya Naruto tidak terlalu senang dengan terpilihnya dirinya sebagai ketua OSIS karena dirinya bukanlah orang yang haus akan kekuasaan. Tapi sekarang dia sangat bersyukur karena mendapat posisi itu sehingga memudahkannya mendekati Hinata.
Naruto terus mengawasi Hinata yang berjalan bersama gadis berambut pink dan seorang siswa berambut hitam yang sangat dikenalnya karena merupakan teman dan partnernya menyerang di tim sepakbola. Uchiha Sasuke.
" Teme Sasuke itu mengenal Hinata? Kenapa Si Brengsek itu tidak pernah cerita padaku?" geramnya.
" Sasuke itu pacaran dengan Sakura. Sedangkan Sakura adalah sahabat Hinata." Suara Shion terdengar oleh Naruto. Bersamaan dengan itu dia merasakan kedua tangan gadis itu memeluk pinggangnya. Naruto meletakkan teropongnya di meja lalu menoleh pada Shion yang memeluknya erat.
" Kau juga mengenal Hinata? " tanya Naruto pada Shion dengan nada kesal.
" Tentu saja. Aku yang selalu mengurusi dokumennya kalau dia mengikuti lomba melukis. Itu tugasku sebagai sekretaris OSIS, kan?" tanya Shion.
Naruto melepaskan pelukan Shion lalu berbalik dan melihat gadis pirang itu dengan tatapan marah.
" Kenapa kau tidak pernah bilang?! Kau kan tahu aku tertarik padanya?!" kata Naruto.
" Lalu aku harus membantumu mendapatkan gadis yang akan jadi penggantiku?! Kau sudah gila?! Apa kau tidak punya perasaan?!" teriak Shion kesal.
" Penggantimu kau bilang?! Memangnya kita punya hubungan apa? Kita bukan pasangan pacar atau kekasih! Kau dulu yang bilang kita jalani semuanya berdasarkan hubungan yang saling menguntungkan tanpa melibatkan perasaan?! Iya kan?!" Naruto balas berteriak.
" Tapi aku jatuh cintai padamu Naruto!" jerit Shion.
" Aku sangat mencintaimu..." ucapnya sedih. Naruto mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Love
FanfictionNaruto © Masashi Kishimoto. Naruto,Naruhina, Mrate, ooc, angst, hurt. Hinata adalah pelukis. Tapi seseorang yang penuh dendam tidak hanya mematahkan tangannya, tapi juga menghancurkan hidupnya.