"Aku akan membalaskan dendammu! Tidak akan aku biarkan orang yang membuatmu sengsara hidup dengan tenang. Akan kubuat dia menderita bahkan lebih menderita dari kematian! Itu janjiku padamu!"
****
Hinata sedang mengerjakan tugas matematika dari Guru Kakashi yang datang terlambat seperti biasanya saat tiba-tiba ponsel di sakunya bergetar. Dia segera menyalakan ponselnya dan melihat ada pesan teks yang masuk. Gadis itu segera membuka pesan yang masuk itu.
" Aku sudah tidak sabar mengetahui jawabanmu atas pernyataan cintaku padamu kemarin saat di kantin. Aku akan menemuimu setelah rapat OSIS sore ini di ruang klub seni rupa. Jika kau datang, aku menganggapmu menerimaku.
Jadi...
Aku mohon datanglah Hinata.
Aku akan terus menunggumu hingga kau datang."
Namikaze Naruto
Itulah pesan yang diterima Hinata yang langsung membuat jantungnya berdebar tidak karuan. Wajahnya langsung memerah setelah membaca pesan itu. Gadis itu begitu bahagia karena Naruto benar-benar telah menyatakan perasaannya. Saat Hinata bangun tadi pagi dia bahkan menganggap peristiwa di kantin kemarin itu hanyalah mimpinya saja.
" Ada apa Hinata? Kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu?" tanya Sakura curiga. Hinata tersentak mendengar suara Sakura. Cepat-cepat dia mematikan layar ponselnya.
" Sakura.. Tidak ada apa-apa kok." kata Hinata sambil memasukkan ponsel ke sakunya.
" Kau tidak pusing atau apapun kan? Soalnya wajahmu merah sekali." tanya Sakura khawatir.
" Aku benar-benar tidak apa-apa Sakura." Hinata tersenyum.
" Kalau kau sakit atau pusing cepat katakan padaku ya?" kata Sakura lagi.
" Aku sehat Sakura . Kau tidak usah terlalu mencemaskanku seperti itu. Tapi terima kasih kau sudah sangat perhatian padaku."
Hinata tidak akan mengatakan pada Sakura kalau Naruto mengajaknya bertemu. Bukannya dia tidak mempercayai gadis berambut pink sahabatnya itu, tapi dia tahu, Sakura telah berjanji pada Hanabi untuk mengawasi Hinata agar tidak dekat-dekat dengan Naruto selama di sekolah. Dan jika Sakura tahu dirinya akan bertemu pemuda pirang itu, Sakura pasti akan melaporkannya pada Hanabi dan adiknya itu akan langsung datang ke KHIS meskipun saat itu masih jam pelajaran sekalipun.
Naruto duduk di meja ketua OSIS sambil memandang layar ponselnya. Pemuda itu tampak tersenyum senang. Shion yang sejak tadi memperhatikan jadi penasaran dan menghampiri meja Naruto.
" Apa yang membuatmu begitu senang Naruto?" tanya gadis itu.
Naruto menatap Shion lalu tersenyum. Dia segera memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu bangkit dari duduknya. Dia meraih wajah gadis pirang yang berdiri di seberang mejanya itu. Naruto mencium bibir gadis itu dan melumatnya. Dia memberikan ciuman yang panjang dan dalam pada Shion hingga gadis itu hampir kehabisan nafas.
" Itu bukan urusanmu Shion." kata Naruto di depan wajah Shion. Naruto melepaskan Shion lalu keluar dari ruangan itu.
Shion langsung jatuh terduduk lemas. Wajah gadis itu memerah, bibirnya terlihat bengkak dan nafasnya terengah.
" Apapun itu, aku ikut senang Naruto. Asal itu bisa membuatmu kembali padaku." bisik Shion sambil tersenyum bahagia.
Shion menyentuh bibirnya, mengingat kembali ciuman Naruto yang barusan dirasakannya. Itu adalah sentuhan pertama Naruto setelah mendiamkannya begitu lama. Gadis itu berharap Naruto akan segera kembali padanya setelah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Love
أدب الهواةNaruto © Masashi Kishimoto. Naruto,Naruhina, Mrate, ooc, angst, hurt. Hinata adalah pelukis. Tapi seseorang yang penuh dendam tidak hanya mematahkan tangannya, tapi juga menghancurkan hidupnya.