Part 7. Is It Love?

5.1K 285 1
                                    

  "Aku akan membalaskan dendammu! Tidak akan aku biarkan orang yang membuatmu sengsara hidup dengan tenang. Akan kubuat dia menderita bahkan lebih menderita dari kematian! Itu janjiku padamu!"  

***

Hinata dan beberapa anggota klub seni rupa sedang mengerjakan sketsa sebuket bunga yang di letakkan di meja di tengah ruangan klub saat seseorang masuk. Hinata terlonjak kaget dari duduknya saat melihat Narutotiba-tiba datang ke klub seni rupa pada saat ada latihan melukis.

" Hai semuanya..Maaf aku terlambat." kata pemuda pirang itu sambil membungkuk hormat pada semua anggota klub.

" Sudah aku bilang kau tidak boleh datang terlambat saat latihan kan Namikaze?" kata Deidara sambil menatap tajam Naruto.

" Maafkan aku Kak. Aku tidak akan mengulanginya lagi." kata Naruto sambil membungkuk untuk meminta maaf. Deidara mendengus.

" Karena ini baru pertama kali kau terlambat, aku akan memaafkanmu. Cepat cari tempat duduk dan mulai buat sketsanya!" teriak Deidara kesal.

" Baik!" jawab Naruto. Pemuda itu lalu mengambil kursi plastik di sudut ruangan lalu meletakkannya di samping Hinata. Hinata kaget. Jantungnya langsung berpacu ketika Naruto tersenyum manis padanya.

"Cepat mulai bekerja Namikaze! " kata Deidara yang kesal melihat Naruto malah tersenyum dan menebar pesonanya pada Hinata.

" Baik Kak Deidara." Naruto segera mengeluarkan buku sketsanya dan sebatang pensil dari dalam tasnya. Hinata terkejut saat dia juga melihat ada satu set kuas dan juga satu kotak cat minyak di dalam tas pemuda pirang itu.

" Na- Naruto. Apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada di sini?" tanya Hinata gugup.

" Apa kau belum tahu? Aku kan juga anggota klub seni rupa mulai sekarang." kata Naruto.

Hinata kaget. Naruto jadi anggota klub seni rupa? Kalau begitu pemuda yang disukainya itu akan terus ada di sampingnya sepanjang sore ini? Apakah jantungnya bisa kuat terus menerus berdebar kencang seperti sekarang selama berjam-jam? Hinata menekan dadanya yang terasa berdebar kencang.

" Tolong ajari aku yaa. Soalnya aku benar-benar tidak bisa menggambar. Aku mohon..." pinta Naruto sambil tersenyum yang lagi-lagi membuat Hinata berdebar-debar.

" A-Aku akan membantu sebisaku. Ka-Kalau ada hal yang ingin kau tanyakan, kau tidak usah sungkan menanyakannya padaku." kata Hinata tergagap.

" Terima kasih Hinata." ucap Naruto sambil melihat Hinata.

" Sama-sama Naruto." jawab Hinata. Cepat-cepat gadis itu memalingkan wajahnya dari Naruto lalu kembali meneruskan pembuatan sketsanya.

Naruto terkejut melihat wajah Hinata yang memerah. Gadis itu terlihat gugup, bahkan tangannya yang sedang memegang pensil pun terlihat gemetar saat menggambar.

" Hinata.." panggil Naruto lirih. Naruto kaget saat melihat Hinata terlihat tersentak mendengar panggilannya yang sebenarnya sangat pelan itu. Gadis itu segera menoleh padanya.

"DEGH!" Tiba-tiba jantung Naruto berdebar kencang melihat wajah Hinata. Gadis itu menatapnya dengan kedua mata bening beriris ungu lavender yang sangat indah. Kedua pipi putih mulusnya terlihat bersemu merah. Lalu bibir mungil yang berwarna pink alami itu terlihat begitu menggoda untuk dicium. Dan keindahan wajah itu dibingkai poni yang menutupi dahi putihnya dan rambut panjang kebiruan yang terlihat begitu lembut jatuh di kedua bahu mungil itu. Kenapa Hinata terlihat begitu cantik?

" Naruto? Ada apa?" Naruto berdebar mendengar suara Hinata. Bahkan suara gadis itu pun terdengar begitu merdu bagi Naruto.

" Naruto.." panggil Hinata sekali lagi. Gadis itu bingung melihat Naruto yang hanya terdiam sambil memandangnya dengan mata tidak berkedip.

Paint My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang