Part 21. The Most Beautiful Gift

11.6K 391 9
                                    

"Aku akan membalaskan dendammu. Tidak akan aku biarkan orang yang membuatmu sengsara hidup dengan tenang. Akan kubuat dia menderita bahkan lebih menderita dari kematian. Itu janjiku padamu."

" Aku pernah berjanji itu padamu kan, Menma? Sebuah janji yang aku buat karena aku terlalu sedih karena kehilanganmu. Sebuah janji yang aku buat karena keegoisanku. Aku terlalu menginginkanmu untuk selalu disisiku hingga mempertanyakan keputusan Tuhan yang lebih berhak atas dirimu untuk mengambilmu." Naruto menatap makam Menma dengan perasaan sedih.

" Dan karena janji bodohku itu, aku bahkan hampir saja menjadi pembunuh dan telah melukai seseorang yang tidak bersalah. Tidak hanya melukainya dengan perbuatan bejatku, aku bahkan telah menghancurkan hidupnya." Air mata Naruto mulai mengalir dari kedua mata birunya.

" Tapi kini aku sadar, kau pergi karena kesalahanku. Seandainya saja aku lebih memperhatikanmu, lebih menyayangimu, tentu kau tidak akan terjerumus dalam dunia gelap itu. Seandainya saja aku bisa menjadi kakak yang lebih bertanggung jawab, kau pasti masih ada disini bersamaku." Naruto terisak. Tapi dia cepat – cepat menghapus air mata di wajahnya.

" Tapi aku kesini bukan untuk membuatmu bersedih dengan tangisanku. Aku justru akan berbagi kebahagianku denganmu." Naruto lalu menghampiri Hinata yang menunggu tidak jauh dari situ dan menariknya ke makam Menma.

" Menma. Aku kesini karena ingin mengenalkan calon istriku padamu." Naruto merangkul Hinata dan menariknya ke hadapan makam Menma. 

" Dia ini adalah Hinata Hyuga, kakak dari Hanabi Hyuga, gadis yang kau cintai. Aku selalu merasa kita itu tidak mirip meski kita saudara kembar tapi ternyata aku salah. Ternyata kita benar – benar mirip. Kita bahkan sama-sama mencintai gadis Hyuga dan bahkan mereka kakak adik." Naruto tertawa.

" Salam. Aku Hinata.." Hinata membungkuk untuk memberi hormat pada makam Menma.

" Menma, aku sudah bahagia sekarang. Aku harap kau juga bahagia di sana." Naruto tersenyum tapi air matanya mengalir dari kedua mata birunya. Hinata jadi ikut sedih melihatnya.

" Aku sangat merindukanmu Menma..." tangis Naruto sambil menunduk sedih. Hinata memeluk tubuh calon suaminya itu.

****

Sebuah white wedding sederhana di gelar di sebuah chapel kecil yang indah yang ada di samping pemakaman tempat Menma dikebumikan. Naruto terus menatap wajah Hinata yang tampak sangat cantik dengan balutan gaun pengantin berbahan shifon lembut berwarna putih yang membuatnya tampak seperti putri dari kerajaan dongeng. Pemuda itu sangat bersyukur gadis cantik itu bersedia menerima cintanya dan akan mengikat janji dengannya. Naruto tersenyum bahagia saat pendeta mengumumkan dirinya dan Hinata sebagai pasangan suami istri yang sah. Naruto lalu mencium bibir Hinata dengan lembut lalu memeluk istrinya itu dengan erat. Semua yang hadir berseru untuk mengucapkan selamat padanya dan Hinata.

" Semoga kau bahagia, Kak." kata Hanabi yang pertama kali menyalami Hinata. Gadis itu memeluk kakaknya erat beberapa lama. Kemudian menoleh kearah Naruto.

" Jaga baik –baik kakakku ini Kakak Ipar. Aku akan menghajarmu kalau kau berani menyakitinya." kata Hanabi sambil menatap Naruto dengan tatapan tajam. Naruto tersenyum.

" Ternyata benar kata orang. Hari baik akan membawa hal yang baik. Lihatlah. Di hari baik ini kau memanggilku kakak ipar untuk pertama kalinya. Aku senang sekali." Naruto mengacak rambut Hanabi dengan sayang.

" Hey! Jangan rusak rambutku! Aku susah payah menatanya tau!" Hanabi cemberut. Naruto tertawa melihatnya.

" Aku berjanji akan menjaga kakakmu ini dengan baik. Akan aku pertaruhkan nyawaku dan hidupku untuk menjaganya. " janji Naruto sambil memeluk Hinata .

Paint My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang