Part 9. Endanger

4.5K 258 4
                                    

"Aku akan membalaskan dendammu! Tidak akan aku biarkan orang yang membuatmu sengsara hidup dengan tenang. Akan kubuat dia menderita bahkan lebih menderita dari kematian! Itu janjiku padamu!"

****

Hari ini kelas Hinata sedang berada di lapangan olah raga untuk penilaian pelajaran olahraga. Pak Guru Guy, guru olah raga yang penuh semangat itu memilih cabang atletik untuk menilai kemampuan individual para siswanya. Pertama-tama para siswa dites kemampuannya lewat lompat tinggi.

" Ayo! Keluarkan semangat masa muda kalian dan melompatlah setinggi-tingginya!" kata Guru Gay memberi semangat murid-muridnya.

Satu per satu para siswa lari melewati mistar yang di pasang di tiang lompat kayu. Lalu tibalah giliran Hinata melompat . Gadis itu berdiri di garis putih, 15 meter dari mistar. Lalu Hinata segera berlari sekencangnya melewati arena untuk melompat.

" Semangat Hinataaa!" suara Naruto yang sangat keras terdengar oleh Hinata. Gadis itu sangat kaget melihat Naruto ada di samping matras sambil melambai dan tersenyum padanya. Hinata langsung kehilangan konsentrasi. Gadis itu bermaksud berhenti, tapi tubuhnya yang sudah terlanjur berlari kencang tidak bisa dikendalikannya lalu menabrak mistar dan kakinya tersandung kayu penyangga tiang lompat.

" Bruak!!" Hinata jatuh di matras dan tiang lompat itu menimpa kepalanya.

" AHH!" Hinata menjerit kesakitan sambil memegangi kepalanya.

" Hinataa!" Naruto menjerit bersamaan dengan Sakura dan sebagian siswa yang menyaksika peristiwa itu. Sakura langsung berlari menghampiri Hinata lalu menyingkirkan tiang lompat itu. Dia segera membantu Hinata yang masih terlihat kaget itu duduk. Dia kaget melihat kepala Hinata berdarah.

" Pak Guru! Hinata berdarah!" jerit Sakura panik.

"Apa! Cepat bawa dia ke UKS!" kata Guru itu.

" Biar aku yang mengantarnya." Naruto segera mengangkat tubuh mungil Hinata dan membopongnya menuju UKS. Sakura segera mengikutinya.

" Ini semua salahmu Naruto. Kenapa kau tiba-tiba muncul di depan Hinata?! Kau sengaja mau mencelakainya?" kata Sakura kesal.

" Aku tidak apa-apa Sakura." ucap Hinata kata Hinata yang mulai sadar dari rasa kagetnya. Tapi berganti rasa berdebar karena berada dalam gendongan Naruto.

" Turunkan aku Naruto. Aku bisa jalan kok." pintanya.

" Aku akan mengantarmu sampai UKS. Sakura benar. Aku yang membuatmu seperti ini. Aku harus bertanggung jawab." kata Naruto sambil terus berjalan cepat menuju UKS dengan wajah cemas.

" Dia itu sudah membuatmu terluka dan berdarah Hinata. Biarkan dia sedikit bertanggung jawab dengan mengantarmu." kata Sakura.

" Padahal aku tadi hanya ingin menyemangatimu saja Hinata." tambah Naruto sambil mendesah sedih.

Naruto melihat Hinata yang ada dalam dekapannya . Tubuh Hinata terasa sangat tegang saat dia menggendongnya. Wajah gadis itu terlihat sangat merah. Mata gadis itu tidak berani melihat wajahnya dan malah melihat kearah lain. Naruto tersenyum melihat sikap malu-malu Hinata itu. Pasti gadis itu sudah melupakan rasa sakit dari luka di kepalanya, batin Naruto.

Sakura memutar bola matanya melihat kedua orang di depannya itu. Dia agak iri pada Hinata. Sasuke tidak pernah menggendongnya seperti itu. Cowok dingin dan cuek macam Sasuke mana mau berbuat romantis seperti itu.

" Hentikan kemesraan kalian itu! Kalian membuatku iri saja." kata Sakura kesal.

***

Anggota klub seni rupa gembira karena Naruto mengabarkan proposal kegiatan pameran yang diajukan klub seni rupa disetujui oleh OSIS. Mereka bahkan akan membantu mempromosikan event tersebut pada pertemuan POMG agar para orang tua siswa bersedia hadir dalam acara pameran dan juga lelang itu.

Paint My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang