"Hazel! Ayo berangkat!" Lecy girang sekali sore itu. Acara ini sudah dinanti-nantikan sejak lama oleh gadis itu. Lecy yakin sekali banyak orang akan mengenal Hazel setelah acara ini berakhir.
Lecy hanya pernah sekali mendengar suara bening milik Hazel. Saat itu mereka masih kelas 8 dan saat itu pula suara nyanyian Hazel membuat gadis itu terpesona. Tak heran mereka menjadi juara.
Meski, mereka memenangkan lomba, suara Hazel tak pernah terdengar lagi. Hazel selalu menghindar dengan berbagai alasan agar dia tak perlu bernyanyi, bahkan saat Lecy memintanya menyanyi di hadapan gadis itu sendirian.
Hari yang spesial seperti ini nggak terjadi dua kali. karena itu minimal Lecy ingin membuat Hazel terpesona dengan sedikit perubahan penampilan.
Kira-kira Hazel bakalan ngeh nggak, ya? ujar Lecy dalam hati.
Lecy menggeleng-gelengkan kepalanya.
Hentikan, Lecy. Kamu harus bersikap biasa saja. Jangan menghilangkan konsentrasi Hazel di panggung. Kamu nggak usah lebay dandannya, lanjut gadis itu mengingatkan diri sendiri.
Hari itu Hazel mengambil resiko besar dengan bernyanyi di panggung. Ada alasan mengapa selama ini Hazel tak pernah bernyanyi bahkan saat Hazel dan Lecy berduaan.
Alasan yang Hazel ingin tutup rapat-rapat bersama kedua orang tuanya. Alasan yang selamanya tak ingin diungkapkan pada gadis yang telah berjuang untuk tetap tegar dengan segala persoalan yang menimpa hidupnya setahun belakangan ini.
Bulir-bulir keringat berjatuhan di pelipis Hazel. Papa dan Mama sudah memperingatkannya di rumah. Kejadian yang menimpanya saat memenangkan lomba 2 tahun yang lalu masih menyisakan sedikit ketakutan dalam hatinya.
Hazel, kenapa kamu melanggar janji yang pernah kau ucapkan dulu. Kamu sudah mengambil resiko besar saat ini, ujarnya dalam hati.
GImana caranya kamu ngejaga anak perempuan yang katanya mau kamu lindungi seumur hidup? Kalau kamu nggak bisa njaga diri kamu sendiri? lanjut kata hati Hazel.
Cowok itu sibuk dengan pikirannya sendiri sebelum sentuhan dari belakang membuatnya terlonjak.
"Lecy, jangan bikin kaget dong," ujar cowok itu saat menoleh menghadap perempuan yang saat ini memakai kaos berwarna merah muda itu.
Gadis itu tergelak. Membuat Hazel ingin mengacak rambutnya gemas. Tapi, ditahannya tangan kanannya itu.
Ada sesuatu yang berbeda dari Lecy hari ini. Dia terlihat lebih berseri dari biasanya.
Juga...
Meski penampilan Lecy bisa dibilang nggak feminim, namun ada sinar berbeda yang memancar dari sosok gadis yang ada di hadapannya saat ini.
Dengan tas ransel yang biasa dipakainya ke sekolah, Lecy memakai celana jeans pendek yang melekat cantik dengan sweater warna abu-abu yang terlihat kebesaran di tubuhnya. Sinar matanya terlihat bersemangat. Juga harum tubuh yang memancar keluar membuat Hazel enggan meninggalkan gadis itu seorang diri saat ini.
Ah, mungkin hanya perasaanku saja, batin Hazel.
Sementara cewek-cewek lain berlomba-lomba memberikan penampilan terbaiknya hari itu agar terlihat di mata senior mereka yang memesona, penampilan Lecy malah membuat Fandy tertarik untuk mendekatinya.
Hazel menatap tajam ke Fandy yang berjalan mendekat dari kejauhan, sama halnya dengan Fandy.
keduanya bersitegang saat Lecy sibuk merapikan baju t-shirt santai berwarna biru muda yang dikenakan Hazel saat itu. Namun sesaat kemudian pandangan Fandy kembali kepada Lecy.
YOU ARE READING
LOVELY LECY
Teen FictionAku tak memerlukan keluarga yang sempurna. Tak memerlukan kehidupan yang sempurna. Aku hanya perlu bahagia dengan beberapa teman yang mencintaiku apa adanya. Lecy mulai merasa nyaman dengan diri dan lingkungannya yang tidak sempurna saat ini. Bersam...