Klub Horror - 1

23.2K 1K 14
                                    

"Cut! Cut! Cut!" ujar Sheila dengan lantang sambil tangannya menepuk prok prok prok. Seth yang ditugaskan sebagai kameramen mematikan kameranya ketika mendengar perintah dari Sheila yang menjadi sutradara dalam pembuatan short movie, tugas Diandra dari ekstra kurikuler drama di sekolahnya.

Di akhir tahun, anggota ekskul drama diwajibkan membuat minimal satu film pendek dengan tema bebas untuk ditampilkan di tahun ajaran berikutnya, boleh berkelopok maupun perorang, yang penting setiap orang memainkan peran. Tujuannya agar adik-adik kelas barunya di tahun ajaran berikutnya tertarik untuk masuk ekskul yang diketuai oleh Michael, salah satu teman kakak laki-lakinya, Edward. Diandra memilih tema horor atas usul Matthew, teman Edward juga. Karena tidak ada teman dari ekskulnya yang tertarik membuat short movie bertema horor, akhirnya Diandra memerankan short movie pilihannya, dibantu oleh teman-teman kakaknya.

Latar yang diambil untuk memerankan film pendek ini benar-benar di hutan lebat. Kebetulan kakaknya sedang melakukan liburan kenaikan kelas bersama para sahabatnya di sebuah pulau yang terdapat hutan lebat, letaknya agak jauh dari kota. Diandra pun ikut bersama mereka.

"Wuhuu! Akhirnya selesai juga!" Tiffany, salah satu teman Edward berdiri dari tempat duduknya yang ada di samping kursi sutradara. Ia bertepuk tangan kegirangan. Rupanya, proses syuting film pendek yang naskahnya diketik oleh gadis berambut blonde itu berjalan lancar.

Sheila berdiri dari kursinya, menatap Tiffany. "Cerita lo keren juga kalo dibikin film," komentar gadis berambut sebahu itu.

"Iyalah. Gue gitu loh!" ujar Tiffany bangga.

Matthew datang menghampiri mereka, menepuk bahu Tiffany, pacarnya, sekilas sebelum berkata, "Kalo udah selesai, yuk balik ke cottage. Jangan kelamaan di tengah hutan."

Sheila menatap Matthew jahil. "Takut ya?"

"Enggak." Matthew menatap sekitar. Gelap. Hanya ada cahaya sinar bulan yang meneranginya di tengah hutan. Udara dingin, ia mengeratkan jaket yang dikenakannya. "Cuma ngeri aja. Gue bukan takut hantu, tapi binatang buas. Itu seribu kali lebih serem daripada hantu."

"Sereman hantu kemana-mana lah." Tiffany tidak setuju dengan perkataan Matthew.

"Bener kata Matthew." Sheila membela Matthew. "Lo bilang gitu karena lo penakut."

Matthew mengangguk setuju sambil tersenyum menatap Tiffany yang cemberut. Matthew tertawa melihat bibir pacarnya yang maju lima senti.

"Nggak lucu." Tiffany menyubit lengan Matthew. Yang dicubit lengannya malah tertawa semakin lebar.

Edward yang sedang duduk di tanah menatap keduanya dari kejauhan sambil meneguk air mineral dalam botol. Diandra yang duduk di sampingnya menyikut lengannya. Perempuan itu baru saja membersihkan pakaiannya yang kotor karena habis syuting. Edward menoleh, memberikan pandangan bertanya apa? yang dijawab oleh senyum penuh arti dari Diandra. Edward tersenyum miring, mengalihkan pandangan ke arah lain.

Mata Edward menatap ke arah gadis berkacamata yang sedang berjalan ke arahnya. Gadis itu bernama Felia.

"Ed, jangan lama-lama istirahatnya, kita langsung balik ke cottage. Yang lain lagi pada beresin barang-barang," ujar Felia yang dibalas dengan anggukan Edward. "Oke."

Laki-laki itu bangkit dari duduknya, menepuk-nepuk celananya sekilas, lalu mengulurkan tangan ke hadapan adik perempuannya untuk membantunya berdiri. "Ayo balik ke cottage."

Diandra menerima aluran tangan Edward. Kemudian, mereka bertiga segera menghampiri teman-teman Edward yang sedang sibuk membereskan peralatan syuting.

"Ed, lo bawain lampu-lampu tuh. Diandra bawain pengeras suara," perintah Sheila.

"Felia bawain toa. Seth bawa kamera. Tiffany sama Matthew bawain apa pun yang bisa lo bawa. Teve kecil Michael aja yang bawa," lanjut Sheila.

KLUB HORRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang