Klub Horror - 9

10.4K 653 15
                                    

Aku sedang membuat kejutan untuk para anggota Klub Horror yang akan datang ke rumahku malam ini untuk membahas mengenai projek short movie yang sempat tertunda karena masalah serius sebulan yang lalu. Lebih tepatnya, aku sedang berada di ruang bawah tanah. Menurutku itu tempat yang cocok untuk berkumpul. Di ruang bawah tanah hanya berisi kardus-kardus tempat barang bekas dan beberapa alat permainan yang sudah jarang kupakai. Di sini juga ada meja bundar untuk diskusi dan tv kecil yang masih berfungsi walaupun di beberapa channel hanya muncul layar hitam putih dan suara semut-semut nggak jelas.

Srekk...

Aku menyobek plastik yang berisi tali panjang yang merupakan alat dari rencanaku untuk mengerjai para anggota Klub Horror.

"Edward!" seseorang memanggil namaku.

Terdengar langkah kaki menuruni tangga kecil menuju ke arahku. Lalu munculah seorang wanita paruh baya mengenakan pakaian yang tebal. Itu adalah ibuku. Sepertinya ibuku sudah siap untuk pergi ke California.

"Ada apa Ma?" tanyaku seraya menghampiri Mama dan membiarkan tali-tali itu tergeletak di lantai.

"Mama sama Papa pergi dulu ya. Pulangnya lusa. Kamu jaga rumah baik-baik ya, sayang. Kalau ada apa-apa kabarin Mama atau Papa. Bye, honey," ujar Mama sambil mengecup pipiku sekilas. Benar seperti dugaanku, Mama akan pamit pergi ke California untuk urusan pekerjaan dengan Papa.

Aku keluar dari ruang bawah tanah sebentar untuk pamit ke Papa. Setelah orangtuaku pergi meninggalkan rumah, aku menutup pintu rumahku rapat-rapat tapi tak dikunci.

Tiba-tiba aku merasa tenggorokanku kering. Aku menelan ludah untuk menetralisir. Lalu aku beranjak menuju dapur.

Drap... drap...

Aku melangkahkan kakiku di lorong panjang menuju dapur. Kunyalakan lampu di sekitar untuk menerangi jalan menuju dapur. Aku mengambil gelas di rak dan mengisinya dengan air dingin dari dispenser. Kulirik jam dinding yang berada di dekat kulkas. Jarum panjang menujuk ke angka dua belas sedangkan jarum pendeknya ke angka enam yang artinya sudah pukul 6 p.m.

Para anggota Klub Horror akan kumpul di rumahku sekitar satu jam lagi. Aku melihat ke luar jendela. Langit terlihat semakin gelap karena minimnya cahaya matahari. Sebentar lagi matahari akan berlabuh ke peraduannya. Digantikan oleh bulan yang cahayanya merupakan pantulan dari cahaya matahari. Bisa kurasakan desir angin sore terasa semakin dingin di kulit membuat beberapa bulu kudukku berdiri.

Aku pun menutup satu-satunya jendela yang berada di dapur dan menutup tirainya juga. Lalu aku mengambil dua loyang pizza mentah ukuran big size dari kulkas. Tak lupa aku memanaskan oven. Setelah itu aku masukan dua loyang pizza bertoping daging dan sosis tersebut ke dalam oven.

Sambil menunggu pizza matang, aku kembali ke ruang bawah tanah untuk melanjutkan rencanaku. Aku membawa sebotol minuman bersoda dan tujuh gelas plastik untuk sahabat-sahabatku nanti. Setelah pintu ruang bawah tanah tertutup, tak ada cahaya sama sekali. Maka dari itu, aku menyalakan lampu seraya menuruni tangga kecil. Hanya ada satu lampu di sini dan itu sudah cukup untuk menerangi ruang bawah tanah yang tidak terlalu luas.

Aku meletakan botol minuman bersoda dan gelas-gelas di meja bundar lalu melanjutkan rencana kejutanku. Rencananya, aku ingin membuat semua anggota Klub Horror kaget, ketakutan, dan panik di waktu yang sama. Aku ingin seperti seolah-olah sedang gantung diri, lalu aku pura-pura sesak napas sampai mati. Dan aku akan tertawa lepas saat melihat ekspresi dari sahabat-sahabatku itu. Tak lupa ada pisau yang menancap di perutku serta darah-darah palsu yang akan berucucran di sekitar bajuku. Untung saja aku sudah menyiapkan pisau mainan dan cairan merah berasal dari cairan berwarna merah tanpa wangi. Aku yakin, rencananya pasti akan berjalan lancar.

KLUB HORRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang