Seminggu sudah berlalu sejak kejadian paling mengejutkan yang pernah anggota Klub Horror alami terjadi. Berita itu gempar menyebar luas ke seluruh kota. Sejak kejadian itu, setiap anggota Klub Horror menginjakan kaki di sekolah, langsung diserbu pertanyaan-pertanyaan dari murid-murid SMA Alaska yang kepo. Namun, mereka menanggapinya biasa saja dan berkata bahwa ini urusan pribadi yang tidak perlu disebar luaskan. Cukup para anggota Klub Horror dan orangtua mereka saja yang tau cerita jelasnya. Orangtua Tiffany sudah meminta kepada pihak wartawan dan stasiun tv agar tidak menyebaran berita tentang kejadian itu lagi.
Setelah kejadian di rumah Matthew seminggu yang lalu, Matthew benar-benar dinyatakan meninggal. Para anggota Klub Horror langsung menghubungi ibu Matthew dan orangtua mereka semua dan menceritakan hal yang mereka alami selama beberapa bulan ini. Sepuluh jam setelahnya, Tiffany siuman dari pingsan, tepat saat pemakaman Matthew dilaksanakan.
Polisi sudah angkat tangan dengan masalah ini. Ibu Matthew sempat disidang tentang masalah ini, tapi ia tidak punya jawaban yang tepat karena ia memang jarang bersama Matthew. Ia mengaku jika dirinya jarang memperhatikan anak laki-laki semata wayangnya itu. Ia juga shock ketika mendengar berita bahwa anaknya telah membunuh dua orang temannya. Ia juga meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada orangtua Diandra dan Edward. Orangtua Diandra dan Edward pun sudah memaafkan dan tidak mau memikirkan masalah itu lagi, karena mau bagaimana pun, semua sudah terjadi. Mau dibalas dengan cara apapun, tidak ada yang bisa mengembalikan nyawa putra-putri mereka.
Seminggu telah berlalu, Tiffany masih shock dengan kejadian yang menimpa dirinya. Ia jadi jarang berbicara dan kadang suka melamun. Ia masih tidak percaya jika Matthew, mantan pacarnya, bisa melakukan hal di atas batas wajar. Ia juga tidak mengerti kenapa Matthew bisa tau semua rahasianya, padahal ia sudah berusaha menutup rahasia itu rapat-rapat. Sejak awal Tiffany mengenal cowok itu, memang cowok itu sangatlah misterius.
Sepertinya, benar kata orang-orang, rahasia itu tidak akan selamanya menjadi rahasia. Serapat apa pun kau berusaha menutupi sebuah rahasia, pasti akan terbongkar juga. Ibarat bangkai, serapi-rapinya bangkai dikubur akan tercium juga baunya.
Tiffany memejamkan mata, tiduran di kasur empuknya setelah menulis beberapa kata di buku yang selalu berada di sisinya itu.
Tiffany menyesal dulu ia pernah mati-matian mengejar cinta cowok itu. Ia sampai rela mencari informasi ke sana-sini tentang cowok itu, bertanya ke orang-orang terdekatnya, nge-stalk akun sosmed-nya, demi mendapat perhatian dari cowok yang terkenal dingin dan misterius itu. Hingga Tiffany berhenti memperjuangkan cintanya ketika ia sadar bahwa ada cowok yang mencintai dirinya lebih dari ia mencintai Matthew, yaitu Edward. Hari demi hari berlalu, Tiffany mulai belajar mencintai Edward dan melupakan Matthew. Dan ia berhasil, ia sudah mencintai Edward dengan perasaan yang dalam. Hingga pada akhirnya semua berubah. Hubungan Tiffany dan Edward harus berakhir. Beberapa hari setelahnya, Matthew pun datang menyatakan cinta. Tiffany berusaha mengembalikan perasaan yang pernah tumbuh di hatinya pada Matthew, tapi apa yang bisa Tiffany lakukan jika hatinya tetap memilih Edward? Nyatanya, ia benar-benar sudah tidak bisa mencintai Matthew seperti dulu. Perasaannya telah berubah seiring waktu yang terus berputar.
Ah, kenapa ngebahas masa lalu, sih?
Tiffany menghela napas berat. Ini sudah saatnya ia melupakan masa lalu dan memulai hal yang baru.
Tepat pukul 2 siang di hari Minggu, Sheila, Seth, Felia, dan Michael telah berkumpul di home teather milik keluarga Tiffany. Rencananya, mereka mau menonton film terbaru yang sudah Tiffany beli di ruang bioskop kecil di rumah Tiffany tersebut. Tapi akhirnya, mereka malah mengobrol-ngobrol dan asik bercerita. Suasana pun semakin seru ketika Seth mengajak teman-temannya bermain Truth or Dare.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLUB HORROR
HorrorBerawal dari Diandra yang ingin membuat short movie yang merupakan projek akhir taun anggota ekskul drama. Dibantu oleh teman-teman kakaknya, Edward, yang bergabung dalam Klub Horror, mereka pun membuat sebuah short movie di tengah hutan sekalian be...