Klub Horror - 5

10.9K 698 13
                                    

"Diem aja Fel?" Sudah kesekian kalinya Sheila menegur gadis imut yang mengenakan simple dress berwarna hitam yang sedang duduk di sampingnya. Namun, tidak ada respon sama sekali dari perempuan yang menundukkan kepalanya terus sejak ia datang.

"Felia," sekali lagi Sheila menegur.

"Hm..." Felia bergumam.

"Lo kenapa?" tanya Sheila langsung.

Felia diam. Ia tidak menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Sebenernya, Felia ingin menceritakan sesuatu pada Sheila, tapi, gadis itu urung. Ia takut Sheila memberitahu ceritanya kepada Tiffany, mengingat Sheila dan Tiffany bersahabat sangat dekat. "Gue nggak apa-apa," kilah Felia.

"Ah yang bener?" Sheila merasa ada sesuatu yang sahabatnya tutupi. Ia pun memastikannya lagi, "Lo kenapa sih, Fel? Cerita sama gue kalo ada apa-apa."

Felia terdiam. Ia menimbang-nimbang. Cerita atau nggak. Setelah lama berpikr, akhirnya ia memberanikan diri bercerita pada Sheila.

"Sebenernya gue mau cerita sesuatu sama lo," ujar Felia.

"Cerita apa?" Sheila antusias.

"Tapi jangan kasih tau siapa-siapa ya, apalagi Tiffany."

Sheila mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa?"

"Please," Felia memohon.

Sheila terlihat bingung, tapi ia tetap menangguk. "Oke."

Felia menarik napas panjang lalu mengeluarkannya sebelum berkata, "Gue curiga sama Tiffany."

Kerutan di kening Sheila semakin dalam ketika mendengar perkataan sahabatnya. "Maksud lo?"

"Ya gue curiga sama dia Sheil." Felia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ada sesuatu yang aneh."

Sheila menatap Felia dengan tatapan bingung penuh tanda tanya.

"Emang lo nggak ngerasa ada yang aneh sama Tiffany?" tanya Felia.

Sheila menggeleng. "Nggak. Emang dia kenapa?"

Felia menghela napas sebelum bercerita, "Jadi gini ceritanya..."

*

Ketika Tiffany berjalan keluar kamar menemui ibunya, disaat yang bersamaan aku masuk ke kamar mandi. Setelah selesai menggunakan kamar mandi, aku keluar. Kupikir Tiffany sudah kembali ke kamar, tapi ternyata belum.

Aku memutuskan untuk menyusul Tiffany. Tapi, saat aku melangkah, tiba-tiba kakiku tersandung.

"Aw!" aku meringis.

Aku melihat ke arah benda yang menghalangi jalanku. Ternyata koper Tiffany. Koper berwarna biru dongker itu terbuka dan aku tidak sengaja melihat isinya.

Mataku melebar ketika melihat sebuah benda yang terletak di paling atas di atas tumpukan baju. Sungguh aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Aku memegangi dadaku yang terasa sesak. Jantungku berdebar cepat. Napasku tak karuan.

Itu...

Itu...

Itu adalah...

Pisau berdarah?!

Aku mengerjap. Pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan di otakku.

Mengapa pisau yang menjadi barang bukti pembunuhan Diandra ada di sana? Pisau berdarah itu? Buat apa Tiffany membawa-bawa pisau di koper? Apa jangan-jangan Tiffany yang membunuh Diandra? Apa jangan-jangan ia juga ingin membunuhku? Oh, No!

KLUB HORRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang