Na Yeong sedang merenung sendiri dalam kamar, sudah sedari tadi Seung Min mengetuk pintu anaknya agar mau membuka kunci nya dan makan sedikit cemilan untuk perutnya yang belum diisi sejak pagi.
"Nak, buka pintunya. Jangan terus mengurung seperti ini" ucap Seung Min yang masih menunggu sambil membawa nampan berisi susu dan roti isi.
"Sudah kubilang tinggalkan aku sendiri dulu ayah, aku sedang ingin sendiri" ucap Na Yeong sedikit menyentak. Dia tahu sebenarnya dia tak boleh berani menyentak ayahnya, namun dia memang sedang butuh waktu untuk sendiri.
Setelah memastikan bahwa ayahnya sudah tak lagi mengetuk pintunya, dia akhirnya merebahkan dirinya sejenak sambil memandang langit kamar. Kejadian yang terus berputar ulang kembali menyergap kepalanya, membuat dirinya merasa pusing bukan kepalang. Namun mengetahui fakta bahwa ayah beserta kawan-kawannyalah yang memulai semua malapetaka ini. Ditambah lagi saat dia baru sadar bahwa Hae Jin adalah gadis mawar merah yang selalu membujuknya, Chanyeol, dan Min Seok untuk membaca buku lusuh yang katanya dibuang oleh Seung Min. Mengingatnya saja sudah membuat keningnya berlipat, tak ingin menghadapi semua masalah ini.
Tok tok tok
Na Yeong sudah muak dengan suara ketukan pintu yang sudah terdengar olehnya sejak sejam yang lalu. Dengan keras dia menarik kenop dan menatap orang yang di depannya nyalang, namun sedetik kemudian dia merubah ekspresi matanya karena yang dia lihat adalah Min Seok dengan mata merah khas orang yang habis menangis.
"Kau harus cepat ke rumah sakit. Chanyeol sudah siuman, tapi..."
"Tapi?"
"Dia buat kerusuhan di sana. Dia terus memeluk seorang laki-laki sambil memanggilnya 'ayah'"
F O R Y O U
Lorong rumah sakit yang awalnya tenang berubah menjadi gaduh ketika teriakkan dari Chanyeol menggelegar meneriakkan nama ayahnya sambil memeluknya. Namun yang membuat semuanya kaget adalah bahwa yang dipanggil ayah olehnya itu terus saja berkata bahwa dirinya adalah orang lain.
"sudahlah anak muda, jangan terus memanggilku ayahmu. Saya bukan ayahmu"
"Kau tak mau menganggapku sebagai anakmu? Aku ini anakmu ayah, anak kesayanganmu"
Orang itu kepayahan dengan sikap Chanyeol. Untung saja Na Yeong segera datang dan membawa Chanyeol ke tempat yang jauh dari orang tadi. Chanyeol geram dan menghempaskan tangan Na Yeong yang menggemgamnya
"Cukup. Aku mau mengejar ayah. Jangan pernah halangi aku lagi"
"Jangan seperti itu, dia bukan ayahmu"
Terjadi pertengkaran antara Chanyeol dengan Na Yeong, yang berakhir dengan Na Yeong yang pergi meninggalkan Chanyeol sendirian. Na Yeong memutuskan untuk menghampiri orang yang tadi dipanggil ayah. Saat bertanya, dia bernama Park Mun Sae. Mereka bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing dan bertanya tentang bagaimana Chanyeol yang didiagnosis mengalami hilang ingatan.
"Jadi, anda belum memiliki putra hingga sekarang?" tanya Na Yeong yang terkejut bahwa dia belum memiliki anak hingga kini. Hal itu juga terlihat dari saat beliau mengantar istrinya berobat, mereka tidak didampingi oleh siapapun.
"Saya juga ingin memiliki anak, tapi saya terkejut bahwa ada yang menarik-narikku dan memanggilku ayah secara tiba-tiba. saya belum siap haha"
Ucapan Mun Sae barusan membuat Na Yeong memikirkan solusi terbaik untuk Chanyeol dan Mun Sae.
"Maaf, tetapi jika anda tidak keberatan anda bisa membawanya bersamamu. Saya rasa Chanyeol akan menyukainya" ucap Na Yeong menawarkan kesempatan bagi Mun Sae yang tampak berpikir serius tentang hal ini. Tak lama terdengar suara helaan kasar dengan tatapan lurus kedepan.
"Baiklah, saya akan membawanya pergi. Namun saya juga akan pindah keluar kota minggu depan. Apa dia akan baik-bak saja?"
"Tentu saja, tolong jaga dia baik-baik" ucap Na Yoeng mantap. Tanpa disadari olehnya, air mata perlahan menetes di pelupuk matanya.
F O R Y O U
"Selamat tinggal, Na Yeong-ie. Aku akan ikut dengan ayah, katanya akan lama aku tinggal di Seoul. Kau jaga diri baik-baik ya?"
"Kau juga harus jaga diri baik-baik ya?" percakapan mereka berdua disambut lembayung jingga dari ufuk barat dan hati yang berat meninggalkan tnah kelahiran.
"Kau janji akan kembali lagi, kan?" tanya Na Yeong yang mencekal tangan Chanyeol pergi. Chanyeol melihat wanita itu dan tersenyum mengiyakan. Perlahan tangan Chanyeol mengendor dan menjauh dari Na Yeong. Seketika ada ruang kosong di hati wanita itu, perih dan sakit sangat ia rasakan saat punggung itu perlahan menjauh dari pandangannya.
Sialnya, kaki gempalnya juga ikut mengejar bayang Chanyeol yang hampir menghilang dibalik mobil yang akan mengantarkan Chanyeol menuju Ibu Kota.
"CHANYEOL!!" teriak Na yeong dari kejauhan. Dan saat Chanyeol berbalik, Na Yeong segera mengambil tengkuk Chanyeol dan mencium pria itu. Orang-orang yang ada di sekitarya sontak memalingkan wajahnya.
"aku akan menyusulmu, Chanyeol" bisik Na Yeong saat tautan bibir mereka terlepas. Pipi yang memerah itu akhirnya menmpilakan senyum terindah sebelum akhirnya pergi hingga waktu yang tidak diketahui.
"Ei, sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Dia akan baik-baik saja dengan orang tua itu. Lagipula kita bisa menyusulnya kan?" ucap Min Seok yang sedari tadi menonton drama picisan sahabatnya itu. Na Yeong yang kesal langsung memukul bahu Min Seok cukup keras.
F O R Y O U
Sebenarnya, mereka bisa meramalkan kehidupan mereka sendiri. Namun seolah terlalu sibuk pada dunia, mereka tidak tahu bahwa sesuatu yang besar terjadi pada hidup mereka.
Yang pertama, Min Seok akan ikut dengan Chanyeol ke Seoul sebagai salah satu bentuk pertukaran pelajar dari Daegu. Kedua, perusahaan yang ayahnya bangun berkembang sangat pesat dan berniat untuk membuka cabang-cabang di kota besar. Dan yang paling mengejutkannya adalah kecelakaan yang kembali menimpa Chanyeol, yang menyebabkan benturan keras sehingga mengakibatkan hilang ingatan total. Park Mun Sae beserta istrinya kepayahan dalam membantu Chanyeol mengingat dirinya kembali, dan usahanya hampir dinyatakan gagal. Namun untung saja Chanyeol mau berusaha mengingat dan akhirnya dia dapat mengembalikan memorinya yang hilang -meskipun tak semuanya, termasuk memorinya di Daegu.
Hal ini tidak bisa dibiarkan oleh Na Yeong begitu saja.
Na Yeong mengurung diri seharian dan memikirkan startegi agar semuanya kembali seperti dulu. Saat keluar kamar, Na Yeong menatap lurus ayahnya dan berkata.
"Ayo kita ubah takdir ini, ayah"
.
.
.
.
.
Annyeonghaseyo Yeorobun 👋👋
Ketemu lagi nih sama FOR YOU (PCY) yang jarang banget update 😂
udah tiga bulan nih ga update, hehe. soalnya mimin sibuk banget sama real life.
Tapi diusahakan semoga bisa update lagi lebih cepat, agar cerita ini tidak menggantung lebih lama.
Okay see you next time 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU (PCY) - END
FanfictionCast: -Park Chanyeol -Jeon Nayeong -Kim Min Seok -Lee Hae Jin Semua yang terjadi adalah takdir, dan aku akan menuntunmu menuju jalan takdir tersebut -Jeon Nayeong Jika ini adalah takdir, maka takdirku adalah mencintaimu -Park Chanyeol