Saat upacara suci dimulai, Chanyeol merasa dirinya terhenyak dan merasakan dirinya terhempas ke suatu tempat.
Sekarang dia berada di sebuah tempat yang tak dia tahu. Hampa, tak ada siapapun selain dirinya. Tak lama datang sosok Min Seok dihadapannya.
"Dimana ini? Kok semuanya putih gini? Min Seok, ini dimana?"
"Ini di dalam jiwamu, sekarang adalah waktunya untuk mengeluarkan roh jahat dari jiwamu. Sekarang disampingmu sudah ada ayahmu, paman Myung Jae. Sekarang aku mau kau bicara dengan ayahmu mengenai roh jahat itu dan nanti aku akan membuka segel roh jahat satu jam dari sekarang. Semoga beruntung"
"Tu.. Tunggu dulu Min Seok" Tiba-tiba dia ditemukan oleh orang yang sangat dibencinya, orang yang membuat banyak orang meninggal karenanya, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa ayah disini?" tanya Chanyeol dengan tatapan tak suka.
"Kurasa cukup jelas alasannya, karena roh yang bersemayam di tubuhmu kan? Ayah tak tahu bagaimana cara mengeluarkannya"
"Bohong, Ayah tahu semuanya. Ayah juga tahu semua akibat yang diterima dari perbuatan Ayah. Sifat Ayah yang serakah dan tak mau kalah dari teman ayah yang membuat semuanya jadi seperti ini"
"Memangnya kau kenapa sampai berani berkata seperti itu kepada Ayah?"
"Ayah tamak, ayah inginkan semuanya yang tak ayah punya. Kekayaan, jabatan, bahkan si jalang itu yang membuat ayah jadi seperti ini"
"Jaga bicaramu! Jangan memanggilnya dengan jalang, dia ibumu"
"BUKAN! DIA SAMA SEKALI BUKAN IBUKU, DIA HANYALAH JALANG YANG MENGINGINKAN KEKAYAAN AYAH!"
"CUKUP! JANGAN JADI ANAK BRENG-"
"AYAH LEBIH BRENGSEK!"
PLAK
Emosi mereka berdua sudah berada di ujung kepala, dengan ucapan tadi sukses meledakkan emosi mereka hingga kebencian diantara mereka semakin menggunung. Namun disisi lain dengan rasa benci yang menggunung itu perlahan dapat menggerus jiwa mereka masing-masing. Seperti sekarang, mereka berdua mati-matian menahan rasa sakit dalam dada mereka.
"Ayah, aku benci mengatakan ini tapi kumohon...." Lirih Chanyeol sambil memegang dadanya nyeri, sang ayah juga yang dalam posisi yang sama memilih mendengarkannya.
"Lepaskan roh ini"
"Tidak, ayah tidak akan melepaskan roh jahat ini sampai kapanpun"
"Ayah kumohon, ayah hanya akan semakin menyakiti orang-orang di sekitar ayah"
"Ayah tidak pedu-"
"Ibu, ibunya MinSeok, paman Jae In, bahkan paman Seung Min pun sudah merasakan akibatnya. Bahkan Na Yeong pun sudah melakukan yang terbaik agar roh jahat ini tidak semakin menyakiti banyak orang"
"Memang apa- HEI APA YANG KAU LAKUKAN?!" kini Chanyeol sedang berlutut dengan perlahan dia bersujud di hadapan sang ayah. Sang ayah sudah memanggilnya berkali-kali namun dia tak beranjak dari tempatnya.
"Inikan yang ayah inginkan? Jika ayah menginginkan pujian dan jabatan, maka terimalah sujudku ini. Aku hanyalah orang rendah yang tak pantas mendapatkan kasihmu sebagai seorang anak, kau adalah manusia yang maha sempurna, bahkan Tuhan pun tak dapat menandingimu. Jika ayah menginginkan harta, maka biarkan aku bekerja untukmu seumur hidupku, aku akan berkerja untuk ayah hingga ayah merasa tak butuh dengan uang lagi, dan akan aku buat perusahaan terbesar yang pernah ayah ceritakan. Dan.... dan jika ayah ingin mencari wanita baru, silakan. Ayah bebas memilih banyak sekali wanita yang ada di seluruh dunia ini, tapi jangan geser posisi ibu dari hati ayah"
Ucapan panjang yang keluar dari mulut Chanyeol sukses membuat ayahnya terdiam kaku, kata-kata yang siap terlontar dari mulut kotornya itu tertahan dengan sesuatu yang tak terdefinisikan. Mengganjal tenggorokannya dan perlahan menyakitinya ke seluruh tubuh.
Aaakkhhh
"Kau apakan aku, anak laknat?!" Sang ayah berteriak kepada anaknya seraya memegang dadanya erat. Bukannya marah, Chanyeol justru bingung dengan kondisi ayahnya sekarang, dan dia juga bingung apa yang harus dilakukan.
Sang ayah terus meringkuk berteriak kesakitan dan rasa sakit yang menyerangnya semakin menjadi-jadi. Hal tersebut membuat Chanyeol yang sedang dilanda rasa sakit juga seolah ikut merasakan timpaan rasa sakit lainnya.
Tak ada pembicaraan selama beberapa lama, hingga kemudian terlihat sosok bayang hitam yang selama ini menggentayangi hidup nya. Dia menatap dirinya dan sang ayah dengan seringaian yang mengerikan, dan seringaian itu mengingatkannya bahwa waktu bulan suci tinggal tersisa kurang dari waktu 30 menit saja.
Chanyeol dengan kepayahan menghampiri sang ayah yang meringkuk kesakitan dan menelentangkannya seraya berkata.
"Tak ada gunanya ayah menahan semua ini, cepat selesaikan masalah ini dan keluar. Kita berdua bisa mati disini" Ucap Chanyeol seolah memerintah sang ayah untuk segera melepas segel roh jahat itu.
Namun reaksi sang ayah diluar dugaan, sang ayah justru menyeringai sambil berkata "bodoh" di depan sang anak.
"Kau kira dengan membuka segel ini masalah akan selesai? Jika aku membuka segel ini, maka Na Yeong yang akan mati sebagai bayaran atas tumbal untuk roh itu" Ucapan wang ayah membuat badannya kaku seketika.
"Na Yeong?"
"Karena dia yang berani mengusik eksistensi roh ini, dan dia juga yang menggelar upacara suci ini. Maka dia jugalah yang membayar semua atas apa yang dia perbuat"
Chanyeol langsung terdiam seketika, pikirannya berkelana kemana-mana. Membayangkan jika dia tetap menahan diri sebagai tumbal atau merelakan Na Yeong untuk membayar atas apa yang telah diperbuat.
Saat pikirannya masih mengambang, terdengar suara Min Seok yang berteriak namun tidak tahu dimana dia. "Jangan dengarkan ayahmu, ingatlah kami yang berjuang agar upacara ini terjadi. Kami ingin kau selamat"
Detak jantungnya terpacu sangat cepat mengingat dia harus mengambil keputusan yang sangat berat untuk hidup dan mati banyak orang. Matanya terpejam erat dengan hati yang berkomat-kamit mengatakan sesuatu.
"Ayah..... Tolong buka segelnya"
"K.. Kau.."
"Katakan saja dimana kau membuat segel itu, aku akan bukakannya untukmu" Matanya menatap tubuh ayahnya seolah akan menelan bulat-bulat tubuh laknat itu. Segel yang terdapat di mata kiri sang ayah terlihat dari matanya yang berubah dari hitam menjadi biru sapphire. Chanyeol mendekati sang ayah dan menyentuh kelopak mata kiri sang ayah seraya berkata "demi menjaga perdamaian seluruh umat, lenyaplah kau dari muka bumi ini"
Setelah itu keluarlah cahaya putih yang sangat terang sehingga Chanyeol tidak bisa melihat apapun, dan setelah itu dia tidak ingat apa yang terjadi.
.
.
.
.
.
.
Mungkin saya kira hidup Chanyeol akan berjalan seperti biasanya, kembali lagi menjadi idola sekolah yang digilai banyak wanita. Namun ternyata upacara ini bukanlah jalan terbaik yang bisa dipakai untuk menyelamatkan dia dan orang lain, namun ternyata tidak. Masih ada hati yang menunggu jawaban cintanya yang hilang.
.
.
.
.
.Check itu out yooo~
Makasih banget buat yang terus ngikutin cerita ini sampai part ini, saya sangat terharu sekali:')
Maaf juga kalo misalnya cerita ini tuh ga sesuai dengan apa yang ada di chap awal, ini adalah ajang buat saya untuk intropeksi diri agar karya kedepannya bisa lebih baik lagi. Jadi saya mohon bantuannya ya teman-teman.
Pokoknya pantengin terus karena part 17 akan menjadi part terakhir ChanyeolxNayeong, jadi jangan lupa dibaca sampai habis yaaaa
Okay, see you next chap 👏👏👏
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU (PCY) - END
FanfictionCast: -Park Chanyeol -Jeon Nayeong -Kim Min Seok -Lee Hae Jin Semua yang terjadi adalah takdir, dan aku akan menuntunmu menuju jalan takdir tersebut -Jeon Nayeong Jika ini adalah takdir, maka takdirku adalah mencintaimu -Park Chanyeol