"La, kalo identitas kita ke bongkar gimana? Lo kok b aja sih?." Protes Rara yang daritadi nyerocos tentang kedatangan Alvaro di cafe kemarin."Biarin aja lah." Sambil Lala mencomot makanan milik Lauren. Rara tampak kesal karena diabaikan. Bahkan, sekarang ia malah mainan handphone nya. Dan mengacuhkan Rara. Lala sedang sibuk chattingan dengan teman mafia nya.
"Ishhhh,,, kok lo nyebelin jadinya!."
Sebenarnya, mereka berempat sekarang sedang makan dikantin. Lebih tepatnya bolos pelajaran. Makan inilah, omongin itulah, canda ini lah, dan ini itu lainnya.
Sampai tidak sadar bahwa Alvaro dari tadi mengikuti mereka saat mereka keluar dan Alvaro sedang bermain basket di lapangan. Jadi, ia memutuskan untuk mengikuti Bella dan yang lainnya. Tapi, Alvaro sekarang hanya melihat Bella dari jauh.
"Lo sama, La. Wajah lo, senyum lo, cara lo cuek itu sama kayak Lexa gue." Ujar Alvaro pelan sambil mengamati gerak-gerik Bella di kantin.
Tiba-tiba saja Bella berdiri dari kursinya dan pergi begitu saja entah kemana. "Kita cabut."
Dan lainnya tahu apa yang terjadi. Mengikuti Bella dari belakang dan ternyata mereka menuju ke ruangan khusus CEO. Dan selama itu pula Alvaro tetap mengikuti mereka.
Di dalam ruangan tersebut Bella tampak gelisah.
"Kita harus ngapain?!."
"Emang kenapa sih, La?."
"Lo tahu Black Blood kan?."
"Ya. Trus?." Bella menghela napas kasar.
"Ketua mereka itu Alvaro." Jawab Bella sambil mondar-mandir kesana-kesini. Serta memutar-mutar handphone nya.
"WHAT?!!! ALVARO." Pekik Rara di depan mereka bertiga.
"Jangan teriak juga ogeb."
Rara meringis menahan sakit akibat jitakan dari Lauren. Tumebn banyak omong Lauren ya.
"Trus kita harus ngapain?." Ujar Lauren lagi ke mereka bertiga. Serempak Rara dan Sasa langsung menghadap ke arah Bella.
"Apa lliat-liat coba?!." Protes Bella.
"Ya kan elo ketua mafia nya bego!."
"Sans ae." Mengalihkan pendangannya ke arah luar jendela. Mengamati sejenak kepadatan kota dan menikmati udara yang menerpa rambut sambil memikirkan apa yang haris dia lakukan.
Kalau Alvaro ketua Black Blood berarti mereka berempat harus berhati-hati. Darimana Bella bisa tahu? Beberapa hari yang lalu, Bella sempat menyuruh mafia nya yang ahli dalam mencari sesuatu tanpa memberitahu Rara,Sasa, maupun Lauren. Dan hari ini baru mendapatkan kabar dari Dio.
"Gimana kalo kita bongkar identitas kita sekarang?!. Lo pada setuju nggak?."
"Tapi, nggak terlalu mengejutkan gitu?." Tanya Sasa atas usul Bella.
"Kalo menurut gue sih nggak. Karena, kalo lama kita gini terus yang ada Alvaro bakal tahu siapa kita yang sebenarnya. Secara dia kan selali buntutin kita kayak apa yang selalu di omelin sama Rara."
"Heh?! Kok gue ngomel."
"Bener juga sih, La. Oke, jadi kapan kita bongkar identitas?." Ujar Sasa dan Lauren disana hanya mendengarkan tidak ada minta untuk menambahi atau protes.
"Besok, gimana?."
"Oke."
"Fix, besok kalo berangkat ke rumah gue dulu oke."
Sejenak terdiam, tiba-tiba saja pintu terbuka menampilkan Alvaro di depan pintu tersebut. Melangkah masuk ke dalam dan mendekati Bella.
Saat di depan Bella, Alvaro langsung mencengkeram serta menarik Bella agar mendekat.
"Apa maksud lo hah?!." Marah Alvaro."Lo apaan sih?!. Tiba-tiba masuk trus nanya-nanya nggak jelas." Sambil berusaha melepaskan cengkraman Alvaro di tangan nya. Sungguh itu pasti sakit sekali. Dan yang lainnya hanya diam karena terlalu kaget atas kedatangan Albaro yang tiba-tiba di sana.
Semoga saja Alvaro nggak denger apa-apa tadi. Batin mereka bertiga.
"Gak usah sok nggak tahu. Gimana lo bisa punya kartu ruangan ini hah?!. Dan kenapa sekarang penampilan lo kayak gini?!."
"Suka-suka gue mau kayak gimana. Sekarang lepasin tangan lo itu!!."
Alvaro akhirnya sadar bahwa ia menyakiti gadis di depannya itu sampai tangan Bella memar dan berwarna merah. Mendongak menghadap Alvaro, menatap intens. Bella mencari-cari bekas luka di wajah laki-laki di hadapannya sekarang.
"Jawab pertanyaan gue soal kartu tadi, Bella?!." Tanya Alvaro sambil menekan kata 'Bella' saat ia berucap.
"Ya, gue Bella. BELLA CALYSTON ALEXANDER. KENAPA? LO NGGAK SUKA, HAH?!!!." Teriak Bella di depan Alvaro. Alvaro tersentak kaget. Berarti apa yang ia duga selama ini benar adanya. Bahwa Lexa-nya masih ada, masih hidup.
Reflek Alvaro mundur beberapa langkah, setelah ia sadar bahwa di hadapannya sekarang adalah Lexa. Maka, ia pun memeluknya seperti saat mereka kecil dulu.
"Lo kemana aja Lex. Gue rindu. Gue udah cari lo kemana-mana tapi lo nggak ada?."
"Lepasin gue!!." Dengan kasar Bella mendorong Alvaro sampai jatuh ke lantai.
"Auwhhhhhh,,,,,."
"Eh, eh, maafin gue." Mencoba mengulurkan tangannya ke Alvaro dan akhirnya Alvaro menerima uluran tersebut mencoba untuk bangun walau sekarang bokongnya sakit dan panas.
"Lo, nggak papa kan?." Khawatir Bella sambil memutar-mutar tubuh Alvaro kesana kemari hanya untuk memeriksa apakah ada luka. Tanpa sadar Alvaro menyunggingkan senyuman yang jarang ia tunjukan kepada siapa pun akhir-akhir ini. Hanya wajah datar yang selalu menempel di wajah karisma nya tersebut.
"Gue nggak papa kok, Lex." Bella sejenak terdiam karena perkataan Alvaro. Alexa, Lexa, Al, dan itu Alvaro. Mendongak meminta penjelasan dari Alvaro.
"Masak lo nggak inget gue?." Ujar Alvaro lagi.
"Inget. Tapi, masak lo Al-nya gue?." Tanya Bella ke Alvaro.
"Iya ini gue Al. Al-nya Lexa." Setelah itu Alvaro memeluk Bella lagi. Sekarang pelukannya tidak terlalu erat seperti sebelumnya.
"Al, lo nggak denger apa-apa kan tadi?." Tetap dalam posisi mereka yang berpelukan. Bella bertanya tentang apa yang ia pikirkan sekarang.
"Emang gue denger apa. Nggak denger apa-apa tuh."
Sebenarnya Alvaro tadi hanya mengikuti mereka dan tidak menguping. Karena sampai disana, Alvaro langsung masuk tanpa berpikir apa pun lagi. So, dia nggak denger apa-apa.
Dalam hati mereka berempat bersyukur karena Albaro tidak mendengar percakapan mereka berempat. Tapi, di lain sisi Rara,Sasa, serta Lauren mengkhawatirkan Bella. Semoga tidak terjadi apa pun yang menyebabkan sahabat mereka terluka. Pinta mereka kepada Allah.
🍐🍐🍐🍐🍐
Up!!!!!. Jangan lupa vote sebelum baca dan comment setelah baca. DIWAJIBKAN!!!!. Dan sorry for typo.😊
-See You😷
KAMU SEDANG MEMBACA
AL AL GANG [Complicated]
Teen FictionTerdapat dua anak kecil yang gembira sedang bermain ditaman dan bercanda ria. Yang cewek namanya Lexa dan yang cowok namanya Al. "Xa, jangan nangis dong? Nanti aku beliin es klim lagi deh." Kata si cowok agak pelo. "Benelan, tapi yang banyak ya." Ka...