Part 30

14.8K 400 29
                                    

Jangan lupa Vote And Comment. And sorry buat typo di bawah. Karena ini aku suka ngaret jadi maafin ya. Tugas banyak OMG. Dah gitu aja. STAY TUNE.

-Happy Reading-

Alvaro pergi meninggalkan sejuta kenangan yang indah baginya. Sedangkan Elang membawa masa depan untuknya nanti. Bella disini hanyalah sosok yang lemah karena dilema. Dilema antara sahabat dan cinta. Semua terasa berat.

Tiba-tiba saja lampu di aula mendadak mati semua. Yang menyala saat ini hanya lampu yang terarah ke arah Bella dan Elang di tengah kerumunan siswa disana.

Elang berlutut di hadapan Bella sambil menyodorkan sebuah kotak cincin berwarna bitu tua itu. Sebelah tangannya menggenggam tang Bella sebelah kanan.

"Will you marry me, Bella Alexander?." Suara tepukan terdengar di berbagai sudut aula maupun bisik-bisik tentang Bella yang selalu bisa mengambil perhatian semua cowok gans disana.

'Terima,,,Terima,,,Terima,,,Terima,,,Terima'

Teriakan itulah yang terdengar sekarang. Sedangkan Bella hanya bisa terdiam sambil menatap cincin itu. Memang ini kan yang dia mau? Kenapa harus bingung?

"Ye-yes." Ragu Bella. Cincin tadi sekarang sudah berada di jari manis tangan Bella. Pertanda mereka sudah selesai bertunangan. Tapi, adakah orang tuanya disana?. Memang ada tapi tidak menunjukan sebuah senyuman tapi merasa gagal dengan didikan mereka selama ini ke Bella.

*****

Sekarang Alvaro dan yang lain sudah berada di bandara tempat Alvaro akan pergi meninggalkan semua. Dan untuk kesekian kalinya mereka semua yang mengantar Alvaro harus menahan tangisnya.

"Bangke. Gue nangis." Rara mengusap air matanya yang sempat menetes di pipinya.

"Gue juga nangis. Huweeeeeee." Teriak Sasa walaupun tidak terlalu kencang.

"Baik-baik bro disana. Jangan lupa kabarin kita yang disini. Oke." Rio menepuk bahu Alvaro pelan.

"Hm." Gumam Alvaro.

"Bun, kasih tahu ke Alvaro dong. Kalo gak sama Bella kan bisa sama Rara." Adu Rara ke bunda Alvaro. Hanya dibalas elusan rambut dan twa ringan sang bunda.

"Tanya sana ke Al." Wajah Rara mendadak kesal. Huh. Kenapa semua nya harus gini. Gak gitu aja. Pikir Rara.

"Mau kan ya sama gue?." Tanya Rara sambil memegang lengan kiri Alvaro. Alvaro hanya memutar bola matanya. Ini sudah kesekian kalinya Rara bilang itu agar ia tak pergi.

"Ogah."

"Gue potong juga anu lo lama-lama." Kesal Rara. Yang lain hanya tertawa walaupun beradu dengan isakan tangis.

"Berani lo?!." Tanya Gio.

"Enggak. Hahaha..." Rara tertwa keras dengan tampang Gio sekarang. Kusam seperti akan ada petir sebentar lagi.

"Gue kira beneran. Kalo beneran kan gue juga mau tuh." Gumam Gio tapi sayangnya Rara mendengar perkataan Gio barusan.

"APA?!!! Lo ?inta di potong anu lo. Hah?!. Nih." Rara memberikan bogem mentah ke perut Gio. Yang di bogem hanya meringis menahan rasa sakit si perut nya.

"Enak? Kurang?!." Rara gemas dengan perilaku Gio. Yang lain hanya tertawa jika kedua insan ini bertemu pasti akan bertengkar terus.

"Gak. Ahhhhhh,,,, sakit. Huweeeee.... bunda." Teriak Gio yang sekarang memanggil bunda Alvaro. Bunda hanya tertawa dan berjalan menghampiri Gio.

"Makanya sama cewek gak usah negatif aja pikirannya. Kena bogem kan jadinya. Ck. Ck. Ck." Pesan bunda Alvaro. Lauren dan Lavaro hanya tersenyum singkat melihat kelakuan sahabat-sahabat nya ini.

"Bun. Aduh,,,,, kok malah belain dia." Protes Gio.

Disaat itulah panggilan bahwa penerbangan menuju Spanyol akan segera berangkat dan di harapkan penumpang sudah siap dengan bawaannya.

"Bun, yah. Al pamit dulu." Al merangkul ibuknya yang berada di samping ayahnya saat itu. Ya walaupun daritadi sang ayah hanya bisa terdiam atau sekedar tertawa disana.

"Hati-hati disana. Jangan bandel. Kalo ada waktu nanti bunda sama ayah tengok Al disana. Oke?."

"Oke." Jawab Al.

"Huh,,,, gue pengen ikut lo kesana jadinya?." Ucap Gio.

"Gak." Tolak Al.

"Udah biarin tuh atu curut. Ati-ati disana jangan pindah ke lain hati. Dan gue chat gue ya kalo ada cewek seksehhhhhhh." Canda Rio.

"Ye,,,, gue juga dong." Tambah Demian.

"Mata lo minta di congkel, hah?!." Ucap Sasa.

"Suka-suka."

"Serah."

Rara tidak mau mengucapkan apapun saat Alvaro akan pergi. Semua sudah berpelukan melepaskan rindu yang akan teramat dalam nanti. Lauren mendekat dan memeluk Alvaro.

"Gue yakin suatu saat dia bakal balik sama lo. Suatu saat dia bakal yang ngejar lo. Dan bakal setia aja sama lo. Gue yakin itu. Terserah elo nantinya mau gimana sama dia. Tapi, gue yakin dia bakal sama lo. Jadi, takecare disana. Gue dukung lo disini." Bisik Lauren. Dan Alvaro hanya mengangguk mengiyakan.

Alvaro sudah berada di pesawat. Dengan beribu rasa kecewa dan kesalnya. Tapi, semua itu akan nerujung rindu. Rindu yang hanya bisa di obati dengan senyumannya.

****

Bella memandangi langit malam di balkonnya. Sudah daritadi dia pulang dengan sejuta kebahagiaan dan kesedihan. Banyak yang terluka. Atau mungkin hanya perasaannya?

"Kenapa cuma bulan yang paling bersinar di tengah malam? Kenapa tidak bintang yang jumlahnya beribu-ribu menjadi kelabu?."

Meraih handphone yang ia letakkan di meja di samping ia duduk sekarang.

"Gue minta maaf. Maafin gue kalo gue egois. Sering nyakitin perasaan lo. Tapi, mungkin ini jalan yang terbaik buat semuanya. Selamat tinggal kenangan. Dan terimakasih atas kenangan indahmu itu." Mengusap wajah di foto wallpaper handphone nya itu. Foto masa kecil Bella dan Alvaro.

Yang membuat kamu berada di titik terendah dalam cinta adalah kamu mempertahankannya. Tapi, pada akhirnya dia akan datang dengan membawa rasa sakitnya. Dan pergi dengan segala bekas lukanya serta kembali dengan segala rasa penyesalannya.
¤Kartika_s

🐾🐾🐾🐾

Huwaaaa,,,, maaf baru update. Ini karena tugas numpuk dan suka nulis quotes gak jelas.

Dan sekarang baru bisa UP!!!!!. Makasih buat yang suport terus dan segalanya.

Jangan lupa vote and comment. Biar nanti cepet Up. Insya Allah ya. Hehehehe😆

Oke See You Again😍😙

-Alvaro&Bella. OR -Bella&Elang.😷😞

AL AL GANG [Complicated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang