Part 28

10.6K 353 30
                                    

-Happy Reading-

Gladi bersih tetap berlanjut sampai hari ini. Soal makanan para siswa yang ikut mengisi atau pun bertugas merancang acara sudah tersedia. Tapi, tetap saja belum selesai siang hari ini. Meski begitu Alvaro tetap masuk sekolah. Sedikit membantu para anggota OSIS menyiapkan acara ini untuk besok. Dan hari esok semua akan selesai. Setidaknya sebelum ia pergi Alvaro masih bisa berbuat banyak disini.

"Al makan dulu gih. Nih jatah lo." Rio menyodorkan nasi kotak ke arah Alvaro. Sejenak menatap tapi Alvaro hanya duduk dan mengambilnya tanpa bilang terimakasih ke Rio.

"Huh, untung sahabat gue lo." Helaan nafas kasar terdengar dari Rio. Alvaro hanya menatapnya sekilas setelah itu kembali melanjutkan makan yang sempat tertunda tadi.

Selesai makan Alvaro beranjak pergi untuk membuang bungkus nasi kotak tadi ke tempat sampah. Sebelum itu ia juga mengambil segelas air minum di kardus dekat pintu utama aula.

Membuangnya sambil meminum air yang dia ambil tadi. Sayup-sayup Al mendengar suara berisik tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

"Oke. Oke. Besok siapa yang bakal nyegah pertunangannya?." Suara gadis yang terlihat tampak paling antusias di antara yang lainnya.

"Lo aja deh. Kan lo yang ngusulin ini ke kita." Jawab gadis lainnya disana. Al hanya menguping tidak berniat melihat siapa yang membicarakan ini, dia cukup tahu siapa mereka.

"Bangke. Sama lo ya Ra." Bujuk Sasa.

"Nggak. Rencana lo gaje tahu nggak?!." Tolak Rara.

"Lah? Trus siapa yang sama gue batalin pertunangannya?." Kesal Sasa karena tidak di tanggapi oleh kedua sahabatnya itu. Awalnya ia berencana membatalkan pertunangannya besok dengan cara menyuruh seorang gadis mengaku bahwa sudah di hamili oleh Elang besok. Tapi, ujungnya malah begini. Huh.

"Gak usah di batalin." Suara bass remaja yang sedari tadi menguping itu membuat tiga gadis tersebut kaget.

"Kenapa coba?!." Kesal Sasa ke Alvaro. Padahalkan yang nyuruj batalin pertunangannya kan dia. Tapi, gak gitu juga caranya. Hadeh.

"Selesai."

"Maksud lo?." Rara belum konek dengan perkataan Alvaro. Terlalu singkat, pendek, dan gak jelas.

"Semua selesai." Alvaro menyenderkan punggungnya di dinding koridor aula sekolah itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Pengen gampar lo tahu nggak?!." Rara gemas sekali dengan perilaku Alvaro. Tidak Bella tidak Alvaro sama-sama keras kepala. Ingin sekali Rara menjedotkan keduanya ke tembok agar sadar sedikit tentang kedewasaan.

Alvaro hanya memutar bola matanya malas. Pantas sekali jika Gio tidak suka dengan gadis yang satu ini.

"Apa alasan lo nyerah gini sih Al?. Perjuangan lo selama ini jadi percuma kan." Sasa menghela nafa sejenak meredakan rasa sedih tentang percintaan sahabat nya ini.

"Alasan gue itu dia. Dia yang bikin semua ini percuma." Alvaro pergi dari sana tidak ingin memperpanjang masalah yang sudah ia bahas kemarin di rumahnya. Rasanya lama sekali menunggu hari esok. Seperti ada yang mencegah waktu berlalu dengan cepat meninggalkan semua kenangan yang tersimpan.

AL AL GANG [Complicated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang