Malam itu aku masih dikamarku, aku keluar dari kamar untuk makan malam dengan ibu dan kedua abang ku. Karna sudah lama aku tidak makan malam dengan mereka. Saat itu aku bener - bener tidak ingat dengan kejadian pagi tadi. Karna kalau sudah ngumpul dengan kedua abangku, aku jadi senang, dan pasti tidak akan ingat dengan kejadian buruk yang aku alami pagi tadi. Setelah makan malam bersama, kami menonton teve bersama. Menyetel chanel ini talk show yang dipandu oleh Sule dan Andre. Saat itu bintang tamunya ada Siti Noordiana dari malaysia. Aku suka dengan suara dan lagu - lagunya siti.
"bagaimana pekerjaan mu?" tanya abangku yang saat itu duduk disampingku dengan segelas kopi hitam ditangannya.
"yah.. baik. Alhamdulillah lancar - lancar saja"
"syukurlah"
Lagi asyiknya menonton teve, ibuku memanggilku dan mengatakan ada tamu datang yang mencariku.
"siapa bu?"
"tidak tau. Perempuan". kata ibu seraya membereskan meja makan.
Aku berjalan menuju ruang tamu. Betapa kagetnya aku melihat siapa yang datang. Ternyata perempuan yang sedang berada dengan Riyan pagi tadi di caffe. Ingin rasanya aku menutup pintu rumahku dan ku kunci. Ingin rasanya aku mengusir dia. Tapi aku bukan Bunga yang seperti itu. Setidaknya aku memberikan kesempatan untuk menerima dia sebagai tamu yang harus ku layani karna sudah datang ke rumahku. dan aku harus bersikap dewasa serta bijaksana dalam hal ini. Tapi kenapa dia datang kerumahku? Dari mana dia tahu rumahku. Aku belum kenal dia sebelumnya. Aku masih diam menatapnya.
"boleh aku masuk?". Kata perempuan itu padaku.
"kita diluar saja" jawabku padanya. Maksudku diteras depan rumahku ada kursi yang memang disediakan disana. Aku bukannya tidak memperbolehkan dia masuk. Tapi aku tidak ingin ibuku dan abangku tau siapa yang datang dan hal ini juga jangan sampai mereka tau.
"dari mana kamu tau rumah saya" kataku padanya.
"Riyan yang memberitahuku".
"oohh.." jawabku singkat.
"saya minta maaf atas kejadian tadi pagi" katanya pelan kepadaku.
"siapa namamu?" tanyaku singkat. Aku seperti sedang mengintrogasi orang korban kekerasan dalam rumah tangga. Tapi kali ini tidak. Kali ini sebenarnya aku yang jadi korban penghianatan Riyan dan perempuan ini.
"Tika.." jawab dia. "saya kesini mau minta maaf...."
"oke kamu dengar yaa. Aku tau kamu bakalan fikir tadi di caffe aku akan marah besar, teriak - teriak, bahkan menjambak rambutmu didepan banyak orang karna telah berduaan dengan Riyan. Oh sorry, aku bukan orang seperti itu." Jawabku padanya.
"sudah berapa lama kamu dengan nya?" tanya ku kembali.
"lima bulan".
What?? Lima bulan? Betul yang aku fikirkan selama ini, ternyata Riyan berubah bukan karna sibuk dengan pekerjaanya, tapi sibuk dengan perempuan yang bernama Tika ini.
"aku rasa harus berterimakasih padamu" kataku pada perempuan ini. Dia sepertinya bingun dengan perkataanku.
"maksud kamu?"
"iyaa, aku berterimakasih pada kamu karna kamu aku tahu dia bukan laki - laki yang baik". Jawabku datar.
Memang, tamu tidak akan masuk kalau bukan dibukakan pintu. Sama halnya dengan perempuan itu, kalau bukan Riyan yang memulai membuka pintu hatinya, tidak akan seperti ini. Dan aku juga mengerti sekarang, yang lama pacaran bakalan kalah dengan yang selalu ada.
"aku rasa sudah tidak ada lagi yang akan dibahas" kataku pada perempuan yang bernama Tika ini.
"baiklah. Saya mohon pamit". Katanya padaku.
"iyaa" jawabku.Dia pun berjalan keluar dari pekarangan rumahku. Selintas aku melihat ada mobil terparkir yang tidak jauh dari rumah. Aku kenal mobil itu. Yaa, itu mobil nya Riyan. Ternyata bener, perempuan itu bersama Riyan. Dari mana lagi dia tau rumahku kalau bukan dari Riyan. Terus apa urusannya sama aku? Aku sudah tidak peduli lagi. Yaa walaupun aku kecewa padanya. Mahligai cinta yang sudah dibina sedemikian indah dan sudah lama itu, tiba - tiba saja runtuh tanpa tersisa hanya gara - gara perempuan itu, yaa, aku sadar ini juga bukan sepenuhnya kesalahan Tika pacarnya Riyan. Aku rasa aku cukup bodoh selama ini, kenapa aku tidak tau dengan semua ini. Tapi aku bersyukur, aku bisa lihat langsung penghianatan ini. Bukan dari omongan orang. Yaa semoga saja mereka berdua bahagia.
Malam itupun aku tidur dengan perasaan hampa. aku tak mau ngapa - ngapain lagi malam itu. Aku memilih untuk tidur dan berharap besok pagi aku lupa dengan semuanya.--ooo--
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Terakhir Untuk Dia
Teen FictionKisah cinta seorang polisi wanita dan polisi laki - laki sebagai abdi negara tak melulu tentang kemewahan dan kesombongan. Banyak orang mengira perjalanan cinta seorang polwan selalu dihiasi dengan hedonisme sehingga sulit untuk berteman ataupun men...