Hari itu hari terakhir ditahun itu. Di bulan desember ini Yuwan dinas luar lagi. Aku sudah jarang bertemu dengan Yuwan. Sekali tiga hari bahkan sekali seminggu saja. Namun itu sudah membuatku lepas rindu padanya. Seperti biasa nya dia ketika pulang selalu mampir kerumah sekedar jalan - jalan, ngasih coklat atau bahkan sekedar mengajak makan malam di warung gerobak nasi goreng mas amir. Aku pernah bertanya kepada Yuwan, kenapa dia sering mengajakku untuk makan, padahal niat ku utnuk tidak makan malam. Yah dia Cuma menjawab karna aku suka makan. Aku suka jalan - jalan berdua dengan Yuwan. Semenjak aku kenal dekat dengan Yuwan, aku semakin lupa pada Riyan yang dulu pernah menghianati aku dengan Tika pacar nya sekarang. Aku tidak merasa minder jika dengan Yuwan aku hanya menggunakan motor saja jika kemana - mana dibandingkan dengan Riyan yang selalu menggunakan mobil pribadi nya. Toh yang penting kan berdua dengan Yuwan.
--ooo--
Malam itu aku masih dikantor. Teman - teman ku yang lain juga. Karna malam pergantian tahun kami di haruskan standby dikantor. Saat itu aku rindu sekali dengan Yuwan. Aku masih malu untuk menghubungi nya terlebih dahulu. Ku ambil sepotong jagung rebus dan beberapa kacang rebus dan secangkir kopi hitam, aku berjalan menuju ruangan kerjaku yang berukuran tiga meter dikali empat meter berwarna kuning salem. Aku letakkan makanan dan minuman yang ku bawa tadi di atas meja kerjaku. Sambil ku mainkan komputerku menyetel youtube dengan lagu virza tentang rindu. Lagu ini rasanya pas sekali dengan suasana hati aku yang sangat merindukan Yuwan. tiba - tiba dering ponselku berbunyi.
“hai”
“hai” ku sapa Yuwan diseberang sana.
“dimana?”
“siapa?”
“kamu”
“dikantor. Lagi ditemenin sama rebus - rebusan”
“wah. Enak dong”
“iyaa...” aku menjawab singkat. “kamu dimana?”
“masih di PT arvena”.
Kemudian aku mendengar Yuwan berbicara dengan seseorang disana. Seperti terdengar suara bapak - bapak, yang aku tafsir itu satpam yang jaga disana. Aku hanya mendengar sedikit pembicaraan mereka, dimana ku dengar Yuwan mengatakan kalau dia sedang menelpon pacarnya. Mendengar itu aku merasa terbang di atas awan. Aku tertawa ketika dia mengatakan itu dengan bapak - bapak yang ada disana.
“kenapa kamu ketawa?” tanya Yuwan kepadaku seakan menghentikan tawaku.
“kamu lucu” aku menjawab sambil meledek kepada nya.
“iyaa makasih”
“maksudku bukan wajahmu”.
Aku tertawa. Dan ku dengar Yuwan juga tertawa.
“kamu rindu aku gak?” tanya Yuwan padaku.
“iya. Rindu”
“kamu mau melihat kembang api denganku?”
“ingin ku iyaa. Tapi kamu jauh disana”
“yaudah, pejam mata mu . nanti aku akan datang”
“becanda ih” kataku pada Yuwan.
“ha ha ha”
“ha ha ha”
“yasudah, aku patroli dulu yaa”
“iyaa”
Mendengar Yuwan mengatakan itu, jujur aku sangat rindu padanya. Aku ingin menghabiskan tahun ini dengan nya. Berdua menyaksikan kembang api yang menghiasi langit kota rengat berdua dengan nya.
Aku melihat ke arah jam tangan yang ku kena kan. Jam menunjukkan pukul dua puluh tiga lewat lima puluh menit. Yaa, sekitar sepuluh menit lagi sudah pergantian tahun. Saat itu aku ingin beranjak dari kursi kerjaku untuk kembali keluar kantor dan melihat kembang api yang sebentar lagi akan berbunyi. Disaat aku membereskan meja kerjaku dari bekas sampah makanan yang ku habiskan tadi, aku mendengar suara ketokan pintu tanda ada orang. Lalu ku suruh masuk. Betapa terkejutnya aku melihat siapa yang datang. Yaa dia. Si Yuwan yang datang.
“kamu kok bisa? Katanya mau patroli”
“kaget yah? Kan tadi aku sudah menyuruhmu untuk pejamkan mata”
“kelamaan ih pejam matanya” aku tertawa kepada Yuwan.
“nih, hadiah tahun baru”
“ih Yuwan, terima kasih”
Yuwan membawakan aku beberapa tusuk telor gulung jajanan anak SD yang masih jadi makanan legendaris, bukan Cuma anak sd yang suka dengan jajanan ini, tapi kami masih menyukainya.--ooo--
Malam itu aku sangat senang sekali. Makan telor gulung yang diberikan Yuwan yang katanya hadiah tahun baru, duduk berdua sambil melihat pesta kembang api yang menghiasi langit kota rengat. Andai aku bisa memilih, aku ingin selalu berada disamping Yuwan menghabiskan malam yang indah ini. Benih - benih cintaku pada Yuwan semakin hari semakin bertambah padanya. Andai Yuwan tahu isi hatiku saat itu, aku tidak ingin jauh darinya.
--ooo--Pukul dua dini hari aku kembali pulang kerumah ku. Sebelum tidur aku membayangkan Yuwan yang menghiasi seluruh fikiranku. Aku sudah lupa dengan Riyan. Tapi aku masih belum berani cerita tentang Yuwan dan putusnya aku dengan Riyan kepada ibuku. Aku masih mencari cara agar ibu tidak salah paham. Aku tahu ibu pasti kecewa karna dia sayang pada Riyan. Tapi aku yakin, suatu saat nanti ibu juga akan sayang pada Yuwan. Ku lirik ponselku, ada pesan singkat dari Yuwan untukku.
“selamat tidur bidadari cantik. Terbangnya jangan tinggi. Nanti jatuh dari kasur”
Akupun senyum - senyum sendiri membaca pesan dari Yuwan. Akupun istirahat malam itu.--ooo--
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Terakhir Untuk Dia
Teen FictionKisah cinta seorang polisi wanita dan polisi laki - laki sebagai abdi negara tak melulu tentang kemewahan dan kesombongan. Banyak orang mengira perjalanan cinta seorang polwan selalu dihiasi dengan hedonisme sehingga sulit untuk berteman ataupun men...