Pada mulanya, Jeon Jungkook hanyalah seorang siswa sekolah menengah atas berusia tujuh belas tahun yang tinggal disebuah kota kecil nan asri bernama Rothenbelle.
Hidup sebatang kara. Bekerja paruh waktu disebuah toko roti tak jauh dari gedung apartemennya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tak ada yang tahu dimana keberadaan orang tua Jungkook. Sedari kecil, ia tinggal disalah satu panti asuhan.
Ketika berusia lima belas, Jungkook memilih untuk hidup mandiri dengan bermodalkan sebuah apartemen sederhana, pemberian dari salah satu donatur yang tadinya ingin mengangkat Jungkook sebagai anaknya.
Sebagian besar hari-harinya hanya diisi oleh belajar dan bekerja.
Hidup itu keras. Belajar untuk masa depan, dan bekerja untuk makan. Jadi Jungkook harus melakukan dua hal tersebut untuk bertahan hidup.
Tak ada teman dekat. Hanya Chou Tzuyu, gadis pemalu yang tinggal disebelah kanan kamar apartemennya, yang kerap kali mengantarkan kue manis padanya.
Dan juga Go Junhoe, si tukang mabuk yang baik hati, yang tinggal dikamar apartemen yang berhadapan dengannya. Mengapa Jungkook menyebutnya baik hati? Karena Junhoe seringkali mentraktirnya makan.
Yeah, Junhoe sebenarnya berasal dari keluarga kaya. Ia hanya ingin lebih menikmati hidup dengan kebebasan. Mabuk-mabukan dan meniduri banyak wanita bukanlah hal yang asing baginya.
Rothenbelle adalah kota kecil dengan sejuta pesona. Penduduk yang ramah, dan tingkat kriminalitas rendah merupakan beberapa hal yang menjadi daya tarik disini. Yah, walaupun para pemabuk seperti Junhoe masih mengisi daftar minus dari kota ini, nyatanya itu bukanlah persoalan yang berarti. Karena mereka tak pernah membuat kekacauan yang berdampak merugikan untuk orang lain.
Jungkook bersyukur, orang tuanya dahulu meninggalkannya dikota ini. Sebuah tempat, dimana ia bisa menghirup udara dengan tenang dan bebas.
Namun malam itu, tepatnya tanggal delapan Juli pukul sebelas malam, dimana rembulan bersinar dan membulat penuh--memancarkan sinar keperakan yang menyilaukan mata.
Tidak senyala matahari siang memang, namun cukup terang untuk ukuran malam hari.
Saat itu Jungkook terbangun dari tidurnya dengan peluh yang bercucuran. Kedua matanya membulat terkejut. Ia bergerak dengan gelisah diatas ranjangnya.
Jungkook tak mengerti. Ini aneh sekali. Ia mendapatkan sebuah mimpi sebelum terbangun dari tidurnya. Mimpi yang tak ia mengerti sama sekali. Absurd, tak berbentuk, seperti benang kusut.
Jungkook mendudukkan dirinya secara perlahan. Bersandar pada bahu ranjang sembari menetralkan napasnya yang menggebu.
Cahaya bulan masih menulusup, memasuki kamar dengan cahaya temaram itu melalui ventilasi.
Tetapi didetik itu juga, ia menemukan sebuah cahaya yang lebih terang dari sang rembulan. Cahaya berwarna keunguan dengan sedikit kedipan, yang masuk melalui bagian bawah celah pintu kamarnya.
Jungkook mengernyit bingung.
Kemudian pintu itu sedikit terbuka. Tubuh Jungkook menegang. Apakah ada pencuri? Tapi orang bodoh mana yang mau mencuri diapartemen milik seorang bocah seperti Jungkook? Oh, atau... Hantu? Shit! Ini lebih menyeramkan daripada saat ia menonton film horor.
Dengan gemetar, Jungkook berusaha berucap, "H-hei, siapa disana?!"
Diam-diam, tangannya berjalan ke arah tongkat baseball yang ia letakkan dipinggir ranjangnya---berhimpitan dengan nakas.
Pintu itu semakin terbuka secara perlahan, dan Jungkook sudah siap dengan tongkatnya.
Sial! Sial! Sial!
Jungkook merasakan dadanya bergemuruh, rasa takut bercampur was-was kini menghampirinya.
Dan...
Klik!
Brak!!
Jungkook menyalakan lampu kamarnya, bersamaan dengan pintu itu yang tertutup dengan keras. Ia terlonjak kaget, bahkan jantungnya hampir saja jatuh.
Tubuhnya kaku, layaknya batang pohon kelapa. Ia bersusah payah menelan salivanya. Jantungnya bahkan berdegub sangat kencang, tak beraturan. Apalagi saat pintu tersebut kembali terbuka secara perlahan.
Jungkook mengumpat dalam hati. Itu benar-benar hantu! Ia terus merapalkan do'a-do'a, berharap ini hanyalah mimpi buruk dan ia bisa segera terbangun dari tidurnya.
Netra kelamnya membola seketika, mendapati sesosok makhluk mirip manusia yang mengintip malu-malu dari celah pintu yang terbuka itu.
Jungkook dapat melihat dengan jelas, makhluk bermata bulat terang dengan iris berwarna keunguan seperti sinar tubuhnya, surai hitam panjang yang menjulur indah, dan mahkota unik yang menghiasi kepalanya.
Makhluk itu semakin menyembulkan kepalanya, memperlihatkan hidung mancung dengan kulit seputih susu, dan bibir plum menggiurkan.
Hei! Singkirkan pikiran kotormu itu, Jung! Yang harus kau pikirkan bukan bentuk bibir menggoda itu, tetapi pemiliknya!
Jungkook menggelengkan kepalanya. Berusaha tetap fokus pada sosok dihadapannya tersebut.
"S-siapa kau?!" tanya Jungkook. Ia menggenggam tongkat baseball itu. Ada rasa tak tega jika nantinya ia harus memukul makhluk cantik yang ia kira sebagai hantu itu.
Makhluk yang Jungkook ketahui memiliki jenis kelamin wanita tersebut menggigit bibir bawahnya ragu, tampak malu-malu, sebelum akhirnya ia membuka pintu itu lebar-lebar.
Jungkook terpana. Sungguh. Ia menatap makhluk itu lekat-lekat dengan mata yang membulat lucu, serta bibir yang sedikit terbuka.
Makhluk itu seperti manusia berjenis kelamin wanita pada umumnya. Cantik dan seksi.
Tetapi kakinya tak menapak pada lantai karena sepasang sayap transparan dengan kilauan yang mengepak indah dipunggungnya. Tangan kanannya memegang sebuah tongkat berukuran sekitar tiga puluh senti.
Beberapa detik setelahnya, makhluk itu menapakkan kakinya dilantai. Menekuk sayapnya tanpa ragu.
Makhluk itu berjalan mendekat pada Jungkook, membuat pemuda itu beringsut takut, dan merapatkan tubuhnya pada bahu ranjang.
"Hei, jangan takut." akhirnya suara lembut itu mengalun merdu. Ia memandang Jungkook dengan khawatir.
"S-siapa kau?"
Makhluk itu tersenyum manis. Cantik sekali. Lebih cantik daripada siswi-siswi populer disekolah Jungkook, maupun bintang porno favoritnya.
Sosok itu mengulurkan tangan kanannya pada Jungkook. "Aku penjagamu."
°°
KAMU SEDANG MEMBACA
oh! my fairy | lizkook✔
Fanfiction[M] Kehidupan flat dari seorang Jeon Jungkook berubah drastis pada malam itu. Hal-hal gila terus bermunculan, memaksa otaknya untuk berpikir lebih keras saat kejadian-kejadian tak masuk akal mulai menghampiri dirinya. Jungkook rasa, dirinya adalah m...