🦋15

14.5K 1.9K 135
                                    

Hallo, maaf lama update yaa. Ngetik cerita fantasy itu lebih sulit :")

So, jangan lupa klik bintang dan tinggalkan komentar❤


🦋🦋🦋🦋



Kendati Lalice sudah menolak Jungkook berulang kali, hal itu tak urung membuat pemuda tersebut memutar arah dan meninggalkan perasaannya begitu saja. Jungkook yakin seribu persen bahwa Lalice juga menginginkan dirinya.

Jadi mengubah rencana awal dan membuat strategi baru dengan pemikiran super matang, Jungkook berjalan perlahan memasuki ruangan sang ayah, lengkap dengan sebuah nampan dan segelas teh kayu manis diatasnya. "Ayah.."

Dewa Ji menoleh. Ditariknya sebuah senyuman hangat guna menyambut kedatangan putranya. "Ada apa, Je?"

"Aku membawakanmu teh kayu manis." ujar Jungkook. Ia menghampiri sang ayah yang sedang terduduk pada kursi kebesarannya sembari membaca setumpuk surat tulisan tangan berisi laporan maupun permohonan yang dikirimkan oleh masing-masing kepala ordo di daratan Hallerbos setiap satu minggu sekali.

"Ah, terima kasih, Je." Dewa Ji membiarkan Jungkook mengambil tempat disalah satu kursi dihadapannya dan menaruh cangkir teh tersebut diatas meja. "Tumben sekali. Apa kau sedang menginginkan sesuatu?"

CRAP!

Dewa Ji terlalu peka untuk menebak beberapa hal yang berkeliaran di dalam kepala Jungkook. Bukan. Bukan berarti Dewa Ji tahu segalanya. Tapi melalui gelagat Jungkook, pemuda itu seolah telah memberi tahu bahwa ia tengah menginginkan sesuatu. Bibir Dewa Ji bahkan hampir berkedut karena menahan tawa melihat wajah keterkejutan sang putra, lengkap dengan mata membulat dan bibir yang membentuk huruf O.

Jungkook menggigit pipi bagian dalamnya. Ia tampak terdiam sejenak sembari memilah kalimat terbaik yang akan ia ucapkan dalam beberapa sekon kedepan sebelum berujar ragu, "T-tolong izinkan aku menikah dengan Lalice."

Kalimat tanpa basa-basi milik Jungkook berhasil membuat senyuman dibibir Dewa Ji mengendur. Genggaman pada pena bulu ditangannya mulai menguat. Menarik napas dalam dan berusaha untuk bersikap tenang, ia lantas menjawab, "Kau sudah tahu peraturannya, Je. Kupikir kau tidak perlu bertanya lagi."

"Aku hanya mencintai Lalice. Apa yang salah dengan itu, ayah?" Jungkook nampak kurang bisa menerima jawaban sang ayah kendati ia sudah menduga akan mendapatkan jawaban semacam itu sebelumnya. Tapi tetap saja, Jungkook menginginkan jawaban lain, yang memungkinkan keinginannya dapat dikabulkan oleh Dewa Ji.

"Tentu saja salah. Kau tidak seharusnya memiliki perasaan semacam itu untuk Lalice. Kau tentu sudah tahu resiko seperti apa yang akan ditanggung oleh gadis itu, bukan?" Dewa Ji bangkit dari tempatnya. Ia berjalan menuju balkon. Tatapannya turun pada riuh rendah suara yang menggema dibawah sana, dimana para rakyatnya sedang beraktifitas seperti biasa sembari saling bertegur sapa serta mengumbar senyum dan tawa. "Lalice adalah kepala Peri Penjaga. Ia termasuk salah satu prajurit terbaikku. Aku tak ingin membiarkannya kehilangan kemampuan hanya karena perasaan konyolmu itu, Je."

Jungkook tersenyum getir. "Apa ayah berpikir bahwa perasaan semacam ini merupakan hal yang sepele dan lucu? Kalau begitu, mengapa ayah melawan kehendak dan menikahi ibuku yang memang seorang manusia?"

Jungkook tahu bahwa kalimatnya tersebut sudah sangat keterlaluan. Seharusnya ia tidak boleh berbicara begitu pada sang penguasa daratan Hallerbos yang merangkap menjadi ayah kandungnya juga.

Tapi Jungkook benar-benar tak habis pikir. Victory bahkan sudah mati. Para pengikutnya pun sudah dibantai habis oleh para prajurit Hallerbos. Namun mengapa sang ayah tetap tidak mengizinkannya untuk menikah dengan Lalice?

oh! my fairy | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang