Jungkook masih meringis pedih kendati luka sayat dipunggungnya perlahan menutup sedikit demi sedikit. Aroma darahnya begitu pekat dan harum, mengundang Victory untuk berlari ke arahnya dan meninggalkan Dewa Ji yang tengah tersungkur ditanah. Beberapa Hamon bahkan menghampiri Jungkook dengan tatapan lapar, bagai hewan liar yang mendadak mendapatkan mangsa segar.
"Je!!" Lalice berdiri dihadapan Jungkook dan menebas dada salah satu Hamon dengan kilat. Tadi itu hampir saja Hamon tersebut melompat dan menerjang tubuh Jungkook.
Jungkook tertatih meski ia berusaha untuk berdiri dengan tegap. Ribuan mayat bergelimpangan, cipratan darah dimana-mana, juga abu dari makhluk-makhluk yang teronggok itu perlahan tertiup angin dan bersatu bersama cakrawala.
Jungkook tahu seharusnya ia tidak boleh menjadi selemah ini. Ribuan makhluk mengorbankan nyawa mereka hanya untuk dirinya. Berada ditengah-tengah peperangan ini membuat api di dalam dadanya berkobar bersama kesedihan dan kemarahan.
"Kau tidak apa-apa, Je?!" Jim bertanya dengan nada khawatir. Ia berdiri membelakangi Jungkook, berusaha melindungi sang adik. Kedua tangannya menari-nari bersama pedang yang digenggamnya, membuat berbagai sabetan menyakitkan untuk rival yang berusaha mendekati mereka.
Jungkook menarik napas dalam. Tidak. Ia tidak bisa diam saja. Ia tidak boleh selemah ini. Maka Jungkook menjawab dengan yakin, "Ya, Kak. Aku baik-baik saja."
Bulan biru akan segera bersinar dalam beberapa jam ke depan. Itu artinya, Victory harus segera dikalahkan sebelum iblis tersebut menjadi semakin kuat.
Jungkook lantas kembali mengangkat pedangnya, mengayunkannya secara bersemangat dan membiarkan cipratan darah musuh melumurinya.
Sementara dari arah lain, pergerakan Victory kembali dihadang oleh Dewa Ji yang sontak bangkit ketika melihat iblis tersebut mendekat pada putranya.
"Menjauhlah dari putraku!" satu dentingan keras akibat ujung pedang Dewa Ji yang beradu dengan pedang milik Victory terdengar redam oleh berbagai macam seruan dan juga dentuman di luasnya dataran tersebut.
Victory meludah sengit. Pipinya terluka akibat goresan pedang. Ia tersenyum miring. "Oh, baiklah kalau begitu. Akan kupertemukan kalian berdua di neraka nanti!"
"Kau yang akan kukembalikan ke neraka, iblis!" Jungkook muncul dari arah kanan. Ia tidak memerdulikan teriakan, Lalice, Jim, maupun ayahnya yang menyuruhnya untuk berhenti dan mundur.
Ini sangat berbahaya. Victory bahkan tidak boleh mencicipi darah Jungkook meski hanya setetes saja. Namun alih-alih berhenti, Jungkook justru semakin melajukan tungkainya untuk mendekat ke arah Victory dengan mata berkilat.
Jungkook tidak peduli. Jikalau memang malam ini terjadi kekalahan, itu sudah pasti bukan dirinya, melainkan Victory. Begitu tekadnya.
Pedang kembali diayunkan. Teriakan kembali digemakan.
Victory menyeringai penuh arti. Sang mangsa sudah didepan mata, menyerahkan diri untuk kemenangan yang sebentar lagi ia genggam. Victory bahkan menggunakan dua pedang untuk menghalau Dewa Ji dan juga Jungkook sekaligus.
Disisi lain, Dewa Ji tetap berusaha untuk melindungi Jungkook. Tak boleh ada setetespun darah yang kembali mengalir sekalipun dari pori-pori kulit Jungkook.
Kemampuan Victory tidaklah main-main, namun kekuatan Dewa Ji bukanlah sesuatu yang dapat diremehkan. Mereka seimbang.
Hari sudah mulai gelap. Bulan biru akan bersinar sebentar lagi. Pasukan yang tersisa berjumlah sekitar seratus orang, dari sepuluh ribu yang berjuang di medan perang.
Jungkook mengambil langkah mundur. Napasnya menggebu. Peluh mengaliri sekitar dahinya. Dari posisinya saat ini, Jungkook dapat melihat Lalice yang terus saja melecutkan anak panah ke berbagai arah meski lengan bagian atasnya mengalami luka sobek. Entah kemana jatuhnya tongkat sihir Lalice. Jungkook tak menemukan tongkat berwarna ungu itu berada dalam jangkauan gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
oh! my fairy | lizkook✔
Fanfiction[M] Kehidupan flat dari seorang Jeon Jungkook berubah drastis pada malam itu. Hal-hal gila terus bermunculan, memaksa otaknya untuk berpikir lebih keras saat kejadian-kejadian tak masuk akal mulai menghampiri dirinya. Jungkook rasa, dirinya adalah m...