Pagi yang begitu cerah, tetapi ternyata tak membuat cerah untuk wajah Jaejoong, sepertinya pemuda cantik ini tidak tidur semalaman, terlihat kantung mata yang membesar dan garis hitam di sekitar matanya.
Ia pun duduk disebuah bangku kantin dengan wajah sangat kusut membuat dua orang temannya disana menatap Jaejoong dengan sangat heran.
"Kau sakit Jae?" Tanya pria berjidat lebar bernama Park Yoochun, Jaejoong hanya menatapnya dengan ekspresi wajah yang sangat buruk membuat Yoochun dan teman Jaejoong lainnya semakin ngeri melihat Jaejoong.
"Wae wae wae?!" Tanya Yoochun kembali, tetapi Jaejoong hanya menunduk dan menyembunyikan wajahnya di meja dengan kedua tangannya.
"Aaakkkhhh mimpi apa aku." Ujar Jaejoong membuat Yoochun dan teman lainnya saling bertatapan, ada apa dengan Jaejoong saat ini.
Plak!
Salah satu diantara mereka pun memukul Jaejoong dengan sebuah buku membuat Jaejoong mengaduh kesakitan.
"JUNSU-YAH!" Kesal Jaejoong menatap tajam Junsu, sementara Junsu hanya menampilkan wajah super polosnya, Yoochun hanya memberikan acungan jempol kepada Junsu. Jaejoong pun masih setia mengusap kepalanya dan menghelakan nafas berat.
"Kau ini kenapa?" Tanya Yoochun kembali.
"Tidak apa Chun. Aku hanya memikirkan satu hal saja. Kemarin Yang Mulia raja Jung datang ke rumahku -..."
"MWO?!" Kejut Yoochun dan Junsu bersama, Jaejoong hanya mendengus melihatnya, lihat saja, mereka pun terkejut bukan?
"Kau melakukan apa sampai Yang Mulia raja Jung datang?" Tanya Yoochun, Jaejoong pun hanya melemparkan gelas plastik bekas minuman Yoochun kepadanya.
"Mengapa menuduhku yang tidak-tidak?"
"Lalu ada urusan apa Jae?" Lanjut Yoochun. Jaejoong kembali menghelakan nafasnya dan mulai menceritakan semua yang terjadi, Yoochun dan Junsu semakin terkejut mendengarnya. Entah Jaejoong mengada atau tidak, tapi mereka yakin bahwa Jaejoong sendiri berkata serius, temannya ini tak pernah pandai untuk berbohong.
....
Di lain tempat yang begitu megah, di ruangan yang begitu luas, terlihat cukup tegang. Bagaimana pun mendengar keputusan Baginda raja membuat seorang pemuda berwajah tampan tersebut terkejut, tak hanya dirinya, bahkan sang Ibu pun terlihat terkejut.
"Besok malam, saat perayaan ulang tahunmu mereka akan datang. Tak usah mencemaskan bagaimana Jaejoong, aku jamin dia adalah pemuda yang terbaik untuk Putra Mahkota."
"Tetapi. Maaf. Aku belum siap untuk menikah." Ujar Yunho. Jung Dong Hwan hanya tertawa mendengarnya.
"Bagaimana pun aku sudah tua, hanya kerajaan kita yang tersisa saat ini, kau pun harus segera menikah dan memiliki keturunan."
"Bagaimana mungkin, sementara aku akan menikah dengan seorang pria?" Ujar Yunho, ia kembali menunduk, ia tak mau bersikap tak sopan.
"Dia pemuda yang istimewa, aku sangat yakin kau akan mendapatkan keturunan darinya. Jaejoong adalah cucu Kim Pyong, sahabatku. Bagaimana pun perlakukan dia dengan baik." Jung Dong Hwan pun segera beranjak dari kursinya. Yunho dan kedua orangtuanya hanya terdiam. Keputusan Raja bukankah mutlak? Jung Dong Hwan pergi dari ruangan tersebut bersama beberapa pengawalnya.
"Hhaahhh." Desah frustasi Putri Taehee. Ia tak mampu melakukan apapun, bahkan sang suami pun pergi begitu saja, ia hanya menuruti apa perintah mutlak sang Raja.
Yunho mengangkat kepalanya. Ia tak dapat menolak, bukannya memang kehidupan dalam Istana hanya sang Raja yang menentukan? Bahkan mereka hanya boneka yang dapat dimainkan dengan sesuka Raja?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Palace✔
Fiksi PenggemarKisah perjodohan antara Putra mahkota dengan seorang rakyat biasa. Menjalani peliknya kehidupan dalam istana yang terlalu banyak aturan dan permasalahan tahta. YunJae/Yaoi/Fiksi