Hidup yang Baru

21 11 8
                                    

Splash Splash Splash

Suara gemericik air yang terinjak - injak, Malam itu udara begitu dingin menusuk. Rembulan sedang purnama malam itu. Seorang wanita, ia menggunakan tudung dikepalanya, di tanganya ia menggendong seorang anak, ia berlari menyusuri sungai kecil di tengah hutan lebat, wanita itu berlari, terus berlari karena sesuatu mengejarnya, mererka segerombol orang dengan jubah hitam, dan topen polos tanpa pola, yang juga hitam, semuanya hitam, seakan mereka adalah bayangan.

"Maafkan ibumu, nak" Air matanya sudah mengalir deras membasahi pipinya. Ia mengalungkan sesuatu di leher anaknya yang masih sangat belia.

"Anakku, ibu akan mengirimu ketempat yang aman, maafkan ibu tak bisa menyertaimu, kau akan hidup berbeda dengan hidup ibu, ibu tau kau belum bisa memahami kata-kata ibu, ibu hanya berpesan satu hal Latte Mayou turane nika, Bazou ritashite dika wana"

"Baik- baik anakku, maafkan ibu" Wanita itu kemudian pergi meninggalkan anaknya. Ia meninggalkanya di sebuah lubang besar di pohon, pohon itu kemudian memancarkan cahaya putih yang begitu terang, setelah itu anak yang berada di lubang tadi menghilang seketika.

                               ***                                

Jakarta
"kota ini, kapan bisa dingin ya" Seorang wanita paruh baya mengipasi dirinya dengan selembar buku, ia hanyalah wanita biasa, seorang pemulung yang mengistirahatkan diri sejenak.

Zuung!!!

Seketika angin kencang datang, dibarengi dengan langit yang tiba- tiba gelap.

"Eh, ada apa ini, kog aneh, tadi panas, ini kog kaya di kulkas" Wanita paruh baya itu kemudian berlari menuju bangunan, berlindung, takut hujan tiba-tiba turun. Langit siang yabg bercahaya seakan sedetik berubah menjadi malam. Wanita paruh baya itu menggigil kedinginan, namun hanya beberapa saat seketika hawa berubah hangat, dan kemudian muncul cahaya di antara pohon-pohon, namun angin masih begitu kencang bertiup, awan masih gelap hanya saja tak dingin. Wanita paruh baya itu berjalan ke arah cahaya, penasaran, sungguh terkejutnya terdengar suara tangisan bayi dari arah cahaya itu dan itu benar. Seorang bayi yang muncul dari cahaya kala cuaca aneh hadir.

5 Tahun kemudian.

" sayang kau mau dengarkan kata ibu" Seorang gadis kecil dihadapannya mengangguk, dengan senyum tulusnya.

"Bila besar nanti jadilah orang yang lebih hebat dari ibu, ya, meski kau belum bisa sekolah, tetap belajarlah, karena belajar tak mengenal tempat dan waktu, semuanya pelajaran buat kita, paham kan"

"Iya bu, aku akan bekerja keras membantu ibu terus aku bisa beli buku buat belajar"

"Anak pintar, dah gak usah kamu baca buku aja disini, nih ibu bawakan buku baru"

"Wah senangnya" Wajah gadis itu sumringah.

"Wah senangnya" Wajah gadis itu sumringah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Last JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang