Kami telah mengalahkanmu""Kami akan gantikan posisimu"
"Hahahahaha"
"Diamlah atau kau akan mati lebih cepat" Seorang berjubah hitam, ditanganya ada sebuah tombak dengan ukiran gagak pada mata tombaknya.
"Bunuh saja aku, masaku juga telah berakhir, kalian pikir kalian sudah menang, kalian akan kalah oleh penerusku, kalian akan hancur" Seorang Pria tua yang tangan, kaki, dan lehernya telah dibelenggu rantai khusu menatap nanar.
"Haha, tertawalah aku sudah membunuh semua anak - anakmu" Pria tua itu terbahak - bahak.
"Kedudukanku tidak diwariskan oleh keturunan kedudukanku diwarisi oleh ------" Buk tiba - tiba tombak menusuk pria tua itu
"Bodoh dia belum selesai bicara"
"Jangan hiraukan aku sudah muak, ayo lanjutkan" Ia bersama empat orang lainya, pergi meninggalkan pria tua itu, mereka menggunakan jubah serba hitam.
Tanpa Mereka sadari, pria tua yang tertusuk tombak itu membuka matanya. Dengan nada lirih, dan menahan sakit ia berbicara sesuatu. Nova melihat semuanya, Nova mendengar semuanya kecuali, kata - kata terakhir pria tua itu.
Tiba - tiba semua menjadi buram dan menghilang, kemudian berganti dengan pemandangan sebuah kota, ya Kota Azenlu, meteror berkali - kali jatuh di kota itu, api - api membakar seluruh gedung yang ada, dan para naga beterbangan.
"Hei, siapa namamu?" Seorang tingi besar, tanganya ada empat mendatangi Nova.
"Bu-- Budi Sizanova" jawabnya terbata - bata saking takutnya.
"Lihatlah -- Sambil menunjuk ke arah gunung yang paling besar, dilihat dari menara Petualang Azenlu -- dunia akan dilanda kegelapan, hanya dari sana sebuah cahaya" Lalu kemudian orang itu menghilang. Tiba - tiba di depanya muncul sosok mengerikan, ia seekor naga berwarna hitam pekat, matanya merah menyala, cakarnya besar tajam. Naga itu menatap Nova dan menyemburkan nafas apinya.
"Aaaaaaaa!!" Nova terbangun dari tidurnya, peluh keringat dingin membasahi tubuhnya, nafasnya tak terkontrol, semua yang ia lihat, untungnya hanya mimpi. Setelah nafasnya tenang Nova mulai bingung, ia menatap jendela di sampingnya, nampak gelap, kemudian hey, siapa yang mengganti bajunya.
"Kau sudah sadar, Va kog kringetan gitu" Natalya mendekati Nova yang sudah dalam posisi duduk.
"Kita dimana, ly"
"Rumah Nona Erina, tenang saja luka - lukamu sudah disembuhkan, juga cairan asam yang sempat kau minum ketika di dalam perut T - Rexx juga sudah diambil" Mendengar penjelasan Natalya mengingatkanya, bagaimana dis perut T - Rexx membuatnya ingin muntah.
"Bajuku?" Wajah Nova setengah bengong, yang ditanya hanya menahan tawa.
"Menurutmu?"
"Heh, jadi yang -----" belum selesai Nova berbicara jari Natalya sudah menempel di mulut Nova.
"Suami Nona Erina yang merawatmu, gak usah mikir macem - macem, ia seorang dokter"
"Waw" dalam batin Nova berharap Erina masih single.
"Kau sudah sadar, kalau begitu mari makan malam" Suami Erina bertubuh tegap, kepalanya botak, dan menggunakan kacamata. Keluarga kecil itu nampak bahagia, apalagi setelah kedatang 2 petualang muda yang sudah banyak membantu hari itu. Semua berbahagia keculai Nova, ia masih berkutat dengan mimpinya.
Malam itu ditutup dengan penjelasan Erina tentang Fauna - Fauna di Teta- 3 di rumah kaca miliknya.
"Lya, lihat ini koala pantai yang kuceritakan tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Journey
FantasiaAdakah yang berfikir "enak ya bisa masuk ke dunia game, leluasa bermain sesuka hati seperti kenyataan" -Sebuah perusahaan terkenal di Jakarta menciptakan inovasi dalam sebuah game, dengan teknologi AR game dapat dilakukan secara reallife, tapi siap...