Haindrow

16 8 3
                                    

Hari mulai malam, semburat jingga matahari mulai menghilang dari pelupuk mata, Kota Haindrow terletak setelah bukit yang sedang didaki Nova, bukit itu tidak terlalu tinggi tapi cukup melekahkan. Dari puncak bukit nampak sudah kota itu, kota yang nampak sangat sepi dan dipenuhi puing bangunan, hanya sebagian bangunan yang masih utuh, seakan sudah tiada harapan tinggal disana. Kota Haindrow dikelilingi banyak bukit seperti benteng yang melindungi kerajaan, benteng alam. Nova menghembuskan nafas prihatin, lihatlah! Masih ada orang yang tinggal di kota yang sudah separuh hancur itu, mereka berlarian memasuki rumah-rumah, sangat terburu-buru, seorang anak kecil yang tersandung, menangis, kemudian ibunya menghampiri menggendongnya lari, itulah pemandangan yang di lihat Nova.

Gerbang Kota Haindrow masih utuh, gerbang dengan ornamen ular bersayap Nova perlahan memasuki kota itu, nampak di setiap bangunan, orang-orang melihatnya dari balik tembok, ada juga yang memberanikan diri menemui Nova.

"Tuan, mohon maaf ada perlu apa? Tempat ini berbahaya" Ucap seorang paruh baya, dengan sedikit gemetar, sambil menengok kanan dan kiri.

" Aku seorang petualang, tujuanku memang kesini" Sambil menunjukan cincin guild, semua mata terpana seketika.

"Kita lanjutkan disana saja, disini berbahaya" Ucap yang lain sambil menuju salah satu bangunan besar yang sudah hancur sebagian, Nova berjalan mengikuti orang-orang itu, didalam rumah besar itu ada sebuah ruangan besar berpintu besi yang cukup besar.

"Disini kita sudah aman" ucap seorang pria tua, setelah itu semua mata tertuju pada Nova.

"Tuan petualang, terimakasih sudah datang, kami sudah menunggu cukup lama" Ucap seorang lelaki berumur 30 tahun.

"Ya, apa gak ada petualang yang datang kesini sebelumnya?" Tanya Nova.

"Ada namun esok harinya mereka melarikan diri" Nova terheran, wajah orang-orang di depannya nampak murung dan sedih.

"Melarikan diri?"

"Ya, mereka bilang, mereka takut, kami sudah mengirim Quest hingga ke Azenlu, sudah 5 tahun ini tak ada tanggapan, lalu suatu hari aku dengan rumor, bahwa kota ini sudah dinyatakan hilang dari peta, kami yang tinggal disini untuk menjaga tempat kami dilahirkan, meski sebagian melarikan diri"

"Bisa tolong ceritakan masalah yang ada disini?" Pria 30 tahun itu mengangguk

"Sebelumnya bolehkah kita saling mengenal? nama saya Andaris View, panggil saja Anda, saya yang mengambil alih kepemimpinan kota untuk saat ini, untuk orang yang masih tinggal disini.

"Budi Sizanova, Nova dari TBA Guild"

"Anak buah master Jack, syukurlah" Ucap pria paruh baya disampin Anda, Nova mengangguk.

"Sudah 8 tahun ini, musibah ini menimpa kita, setiap malam tiba makhluk itu akan keluar, ia akan merusak segalanya, memakan segalanya, meminum segalanya, makhluk itu sangat mengerikan"

"Itu artinya saat ini?" Tanya Nova, Anda mengangguk

"Malam ini kami harus tetap waspada karena makhluk itu tetap berkeliaran"

"Apa ada hubungannya dengan gagak"

"Kami tak tahu, yang kami tahu, 5 tahun ini setelah bulan merah habis makhluk itu menggila ngamuknya, padahal sebelumnya tidak begini"

"Bisa ceritakan awal mula makhluk itu muncul" Orang-orang saling bertatapan, kemudian mengangguk.

"Tanah kami dulunya miskin dan tidak subur, suatu hari pada hari bulan berwarna merah ada keajaiban di tanah kami, tanah kami menjadi subur, namun beberapa bulan setelahnya makhluk itu muncul setiap malam, kecuali pada saat bulan menjadi merah 3 bulan sekali, setelah bulan Merah makhluk itu tertidur, tapi entah kenapa, 5 tahun ini selalu mengamuk"

"Wujudnya?"

"Kami tak tahu, yang kami tahu hanya bayangan hitam mengerika bermata merah dan berhawa dingin"

"Begitu ya, akan kubantu Carikan jalan keluar"

"Terimakasih tuan petualang" Nova hanya mengangguk.

"Tuan mari kami tunjukan ruang istirahat tuan" Nova hanya mengangguk kemudian mengikuti Anda, keluar dari ruangan besi kemudian berjalan dengan mengendap-endap menuju salah satu rumah di  kaki bukit bagian selatan kota, rumah itu masih utuh sempurna, setelah mengatakan beberapa patah kata Anda pergi meninggalkan Nova.

"Semoga sukses tuan petualangan" Nova hanya mengangguk, Nova melihat sekeliling, kemudian masuk kedalam rumah yang disediakan, rumah itu tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Setelah mengamati sekitar, Nova menuju kamar, menaruh barang bawaannya dan merebahkan diri di kasur, tiba-tiba muncul hawa dingin di sekitar Nova, hawa dingin mencekam, bulu kuduknya berdiri, hari sudah semakin gelap, sejak tadi memang belum muncul makhluk itu, nafas Nova menjadi sesak, asap hitam tiba-tiba muncul dimana-mana, asap itu menggumpal menjadi satu wujud, kemudian muncul cahaya biru seperti mata.

ZUUUUNG!!

Seketika muncul pria tua yang memegang tongkat didepannya. Nova bergetar.

"Siapa...

"Tenang, aku tidak akan memakanmu, aku juga petualang sepertimu, lihat" pria tua itu melihatkan gelang petualang ya.

-Skill yang aneh- batin Nova, cara muncul petualang itu, mirip dengan deskripsi makhluk perusak yang dikabarkan.

"Anu .... Kakek siapa ya?"

"Namaku Akurane Sina, panggil saja Aku" Nova mengangkat alis, sejak tadi ia berjumpa dengan orang dengan nama-nama yang aneh, ada yang memperkenalkan diri dengan, Dianesty wanita muda yang mendampingi Anda, dipanggil Dia dan sekarang Kakek Aku.

"Menunduk nak" Kakek Aku dengan cepat menundukkan kepala Nova.

"Ada apa?"

"Lihatlah"

"Apa itu"

" Makhluk perusak, namanya Yakja merekaneras, "Mereka" (nama makhluk perusak) adalah makhluk hitam yang menghancurkan kota ini, sekarang ia mencari mangsa, lihatlah mata merah itu, dan tubuh bayangan yang mengeluarkan burung hitam pembunuh.

"Burung itu seperti____

"Ayo ikut aku disini tidak aman" Dengan cepat kakek itu menarik tangan Nova, Nova berubah menjadi kepulan asap hitam kemudian berpindah tempat ke tungku pembakaran rumah. Para burung hitam dan orc hitam memasuki rumah dan mengobrak-abrik rumah, Nova yang dalam mode asap hanya bisa diam.

Setelah beberapa lama, akhirnya Nova dan kakek Aku kembali menjadi manusia.

"Akhirnya mereka pergi, aku ingin ngobrol denganmu tapi tidak disini, kita akan sembunyi hingga mentari datang dibawah sini".

"Eh, bawah?"

"Setiap rumah disini punya tempat perlindungan bawah tanah, ayo genggam tanganku" Nova hanya mengangguk dan menuruti perintahnya. HAINDROW, kota yang penuh dengan keanehan, dan hal tersembunyi, akankah Nova berhasil...

_____________________________

HALLO READERS CUMA UPLOAD DIKIT NIH GAPAPA KAN?

MASIH PINGIN CERITA INI LANJUT KAH?

YANG MASIH INGIN KLIK Vote ya.... Dikomen juga biar author ya tambah semangat... See you next chapter

The Last JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang