___
Ting!
pesan masuk
085678×××××
Hai
Diah P.
Maaf, ini siapa?
085678×××××
Hai
Diah P.
Ini siapa?
085678×××××
🤔🤔
Diah P.
Jangan bercanda. Saya
bisa blokir nomer kamu sekarang!
085678×××××
👧👧🔪🔪
Diah P.
Apa maksud kamu!
085678×××××
🗡🗡
Diah P.
Jangan bercanda
Saya bisa telpon polisi
Siapa kamu!
Jawab!
Jangan main-main. Jangan iseng jadi orang.
Jawab!
085678×××××
😁😁
Diah meneguk ludahnya dengan susah payah. Bulu kuduknya mulai berdiri. Ia mengetikkan sebuah kata lagi untuk membalas pesan itu.
Diah P.
Berhenti!
Diah segera memblokir nomer itu. Sekarang perasaannya benar-benar tidak tenang. Setelah memblokir nomer itu, ia meleparkan ponselnya asal ke kasur.
Suara dentuman jam semakin jelas di telinga Diah karena keadaan semakin malam. Ia merasa lelah hari ini karena mencari keberadaan Jesika yang masih belum ia temukan. Sedangkan besok sekolah sudah mulai masuk setelah sempat diliburkan karena kasus pembunuhan Claire.
Tok Tok Tok
Diah melirik jam di kamarnya. Pukul sebelas malam. Pikirannya berkelana. Siapa orang yang bertamu ke rumah orang malam-malam begini.
Akhirnya dengan langkah yang berat Diah berjalan membukakan pintu. Tapi setelah dilihat tidak ada siapapun. Jadi siapa yang mengetuk pintu.
Diah terdiam di tempatnya dengan perasaan yang was-was.
Kring kring kring
Suara dering ponselnya membuat Diah sangat kaget. Ia buru-buru menutup pintu dan menguncinya.
Gadis itu segera mengangkat telponnya.
"Halo?"
"Halo." Suara berat keluar setelah Diah mengucapkan halo. Diah segera menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat nomer yang tertera di layar ponselnya. Diah berdecak ketika mengetahui itu adalah nomer asing.
"Jangan takut." Suara berat itu kembali terdengar melalui ponsel Diah. Dua kata itu tanpa sadar membuat tangan Diah bergetar. Diah bergeming tak mau menjawab apapun.
Dengan tangan gemetar Diah mematikan panggilan telponnya.
Tiba-tiba sebuah tangan, menutup mulutnya dari belakang. Diah bergerak meronta-ronta. Diah berusaha lepas dari tangan itu. Tapi tak bisa tangan itu terlalu kuat.
Seseorang yang menutup mulutnya, menyeretnya mundur menuju kamar orang tuanya. Setelah sampai seseorang itu melepaskan tangannya. Diah berbalik untuk mengetahui siapa yang menutup mulutnya dari tadi. Setelah berbalik mata Diah melebar. Orang itu menempelkan satu jari telunjuknya di mulut.
"Papa...," lirih Diah yang kemudian Papa Diah kembali menempelkan jari telunjuknya ke mulut.
Mama Diah menutup pintu kamar dengan perlahan lalu menguncinya.
"Ini ada apa?" Tanya Diah dengan suara yang dibuat selirih mungkin.
Mama Diah berkata, "Beberapa menit sebelum kamu mengecek siapa yang mengecek pintu, Mama udah ngecek duluan. Tapi, Mama nggak buka pintunya Mama cuma lihat dari korden." Mama Diah diam beberapa saat lalu menghela napas. "Mama lihat orang ber-hoodie. Dia...bawa pisau."
Hening.
"Kita harus keluar dari sini!' Lanjutnya.
***
Maaf, cuma sedikit🤗🤗
Good night!👌
KAMU SEDANG MEMBACA
TEROR
HorrorDiah, Jesika, dan Putri mendapat teror dari seseorang yang misterius. Setiap hari mereka mendapat pesan dan telepon dari nomer yang berbeda namun mereka yakin itu adalah nomer orang yang sama. Bagaimana jika orang yang meneror mereka adalah orang te...
