16

87 9 3
                                    

Dan sejak saat itu, Doyeon masih belum mengerti. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa ia mulai terbiasa dengan sikap menyebalkan seorang Jeon Jungkook. Ia tidak mengerti kenapa ia mulai menyukai bau asap rokok yang beradu dengan wangi parfum yang selalu Jungkook gunakan. Doyeon tidak mengerti. Bagaimana bisa dia mulai terbiasa dengan hal ini?

Oh, apakah ia melupakan seorang Park Jimin?

tentu saja, tidak. Doyeon masih saja terluka ketika melihat Jimin Sunbae, Cinta pertamanya yang kandas begitu tragis. 

sedangkan Jungkook. . . . .  pria itu tidak berhenti mengucapkan syukur karena dia tidak menyangka jika akan semenyenangkan ini ketika melihat gadis yang kita sukai tertawa lepas karena ulah kita. jungkook selalu mengepalkan tangannya ketika gadis itu bertingkah menggemaskan. tunggu, setiap hal yang dilakukan kim doyeon selalu menggemaskan dimata jungkook sih.

' hey, melamun? ' Jungkook menendang kursi milik Kim Doyeon yang sedang asik menatap jendela luar.

tidak ada balasan

Jungkook yang tidak pernah lelah mengganggu kehidupan doyeon lagi lagi menendang kursi milik doyeon. Jungkook tertawa pelan ketika mendengar gadis didepannya mendengus kesal setiap Jungkook mencoba menendang kursi yang sedang diduduki gadis itu.

' kau mau mati, hah? '

jungkook tersenyum, ' nah, kalau diajak ngomong  itu jawab. jangan diam saja hahaha '

' kau sedang apa? melamun? ' jungkook bertanya. doyeon menggeleng, ' mengantuk. jangan ganggu aku kalau kau tidak ingin mati muda, jeon jungkook '

doyeon kembali kepada posisi awalnya. duduk menghadap jendela sambil menyandarkan kepalanya diatas meja. Jungkook menyerngit, apakah gadis itu tidak terganggu dengan sinar matahari?

' oHooo, jeon jungkook kau jantan sekali '

Dokyeom menggoda jungkook sambil menyenggol bahu yugyeom. Sedangkan pria yang sedang digodanya hanya tersenyum.

' tentu saja dong, demi calon pacarku ' ucap jungkook, setengah berbisik sambil terus memegangi buku bahasa inggrisnya untuk memblokir cahaya matahari yang mungkin saja bisa menganggu tidur calon pacarnya.

' kau keren sekali haha ' tambah yugyeom. Jungkook hanya mengangguk mengakuinya. ia sadar, dia memang terlampau keren untuk ukuran anak SMA.



siang itu, Jungkook tidak mengantri makan siang karena makanan yang ada di kantin tidak membuatnya tergerak untuk berbaris mengantri mengambil makan siang. Yugyeom dan Dokyeom sudah menghilang bersama Mingyu. Lalu Doyeon, gadis yang dia incar sejak awal kepindahannya disini juga buru-buru kabur begitu bel istirahat berbunyi. Jadi tinggal Jungkook sendiri di dalam kelas. Melamun,  sambil mendengarkan musik dari earphones yang terpasang di telinganya.

' Hey, sendirian? ' Jungkook menoleh,  sambil melepas earphones yang baru saja memutar setengah lagu dia mengangguk pada lawan bicaranya.

' mau bergabung? ' Ah, Jimin sunbae berkata sambil menepuk bola basket yang ada di tangan kanannya. Jungkook berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk, ' oke ' buru-buru jungkook memasukkan earphones dan ponselnya kedalam tas hitam miliknya lalu dengan cepat dia menyusul Jimin sunbaenim yang baru beberapa menit meninggalkannya.



Lapangan basket cukup ramai, beberapa gadis bersorak ketika team yang didukung mereka berhasil memasukkan bola ke ring. Jungkook dengan kerennya menggiring bola ke dalam ring,  namun lagi lagi jimin sunbae menghadangnya.

' Ya!  Jungkook-ah bersemangatlah '

' Jimin sunbaeeeeeeeee '

' Astaga mereka semua benar-benar tampan '

' ya terus ayo ayo '

berbagai jeritan dari pria maupun wanita beradu dalam atmosfer di lapangan basket. Jungkook menyeka keringatnya yang bercucuran karena udara hari ini cukup panas,  dan ah— tentu saja berlari menggiring merebut  dan mengoper bola semakin membuatnya berkeringat.

Hampir 20 menit pertandingan spontan ini berjalan sebelum Jimin sunbae menghentikan. ' cukup dulu ya?  Habis ini aku ada pelajaran dari Pak Jung ' waktu Jimin sunbae berkata seperti itu Jungkook hanya mengangguk menggiyakan,  ia pun segera mendekat ke barisan tempat duduk untuk berteduh.

' mau minum? '

Jungkook menoleh, cukup terkejut dengan suara wanita yang amat ia kenal tiba-tiba terdengar. ' ah,  terimakasih ' Jungkook segera meraih botol air mineral dingin yang disodorkan padanya.  Sayang,  rezeki tidak boleh ditolak. Dengan mudahnya ia membuka segel tutup air mineral itu dan menegaknya hampir setengah botol.

' kau mau? ' tawar Jungkook. Gadis itu menolak, dan Jungkook hanya mengangguk meng—iyakan.

' aku sengaja membelikan untukmu '

' ahhhh ' dan seperti biasa. Jungkook hanya memberikan sedikit respon kepada gadis itu.

Kemudian,  tidak butuh waktu lama agar mereka terlibat dalam obrolan yang asik. Sesekali gadis itu melontarkan kalimat yang hanya disamput Jungkook dengan tawa garing atau anggukan kepala. Tapi toh, gadis itu nyaman saja.






Bel berbunyi beberapa saat lalu, Jungkook berjalan kembali ke kelasnya. Entahlah, akhir-akhir ini dia tidak berselera untuk melakukan kegiatan buruknya, membolos. Mungkin karena gadis yang duduk di depannya? Ah entahlah.

Jungkook membuka pintu kelasnya, dengan ragu. Namun sedetik kemudian dia menghela nafas lega,  gurunya belum datang, hanya anak anak kelas jungkook saja yang terlampau rajin.

Jungkook menghampiri bangkunya, dan menarik kursinya. Yugyeom yang duduk disampingnya menoleh, menyambut kedatangan Jungkook.

' kau tadi tidak makan ya?  Maaf meninggalkanmu, habisnya aku lapar '

Jungkook hanya terkekeh melihat ekspresi yang dibuat temannya itu. Ia menepuk bahu Yugyeom seolah mengatakan,  ' tidak papa,  santai aja '. Sedangkan Yugyeom hanya mengangguk menyesal.

' hey, kau tadi mengobrol dengan Jeong Yein,  ya?  '

Jungkook menoleh,  Yugyeom juga. Sedangkan Dokyeom menatap Jungkook antusias, menunggu jawaban.

Jungkook menghela nafas sambil menoleh,  menatap jendela. ' hm,  iya '

' oooh pantas saja kalian tadi begitu asik. Aku memanggilmu tapi kau tidak ngeh ' Dokyeom tertawa garing,  lalu segera menarik paksa kursinya yang sempat ia tarik mendekat ke bangku Jungkook ketika pintu terbuka dan Ibu Kim masuk.

' buka halaman 189 '

Jungkook menggaruk malas kepalanya. Doyeon menoleh hendak mengambil bolpointnya yang dipinjam Yugyeom.

' hey '

Tidak dijawab. Gadis itu memilih kembali menatap papan tulis. Ah, tidak ada balasan haha. Sialan memang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ON THE WAY - doyeon x jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang