TIGAPULUHEMPAT

10.6K 441 14
                                    

Dalam hati liana ia masih ingin tahu lebih tentang Tasha,gadis yg tiba-tiba memeluk Arsen.
Namun,ia urungkan niatnya itu.

Malam ini,Liana Begitu menikmati pantai yg tak jauh dari balkon kamar hotelnya.

Ombaknya begitu besar, terdengar dari suara nya yg seperti bergemuruh.

Sedangkan Arsen,ia masih sibuk berkutat dengan laptop bermerk terkenal apel di gigit.ck.

Arsen tidak mengetahui bahwa Liana berada di balkon.
Coba kalau tau,bisa di pastikan Liana tidak akan bisa merasakan udara malam dari atas balkon kamar hotelnya.

Wanita itu melirik ponselnya.
Ketika dirasa ada getaran dari benda berbentuk pipih itu.

0812****

Nomor telepon yg memanggilnya tidak dikenalinya.

Ia sedikit mengerutkan keningnya.

Liana tidak menerima panggilan telepon itu.

Liana tak ingin menerima telepon sembarangan,itu pun Arsen yg mengingatkan nya.

"Astaghfirullah, ternyata aku cari-cari ada Disni!"

Liana mendelik mendengar suara lelaki yg berucap tepat dibelakangnya.

Liana tak berani membalikkan tubuhnya,sudah Liana pastikan,lelaki dibelakangnya sedang menatap tajam kearahnya.

Arsen memegang bahu liana.

"Kenapa gk bilang mau kesini,angin lagi gede juga.kalo masuk angin gimana?"

"Pasti nggk diizinin"wanita itu berucap.

"Kamu nggk kasian sama anak kita?dia pasti kedinginan sayang.kamu juga,pasti kedinginan kan?"Arsen memegang tengkuk Liana.

Wanita mengeleng.

"Liana pengen Disni,kenapa si?Ka Arsen gk ngerasain yg Liana rasain.ka Arsen sok tau!Liana nggk Dingin."Lelaki itu menghela nafasnya.

"Kenapa jadi sensian si?aku ngerti,tapi anak kita kedinginan sayang."Arsen melembutkan Suaranya.

Seraya mengelus rambut hitam wanita itu.

"Tidur yuk,dah malam"Wanita itu Mengangguk pelan.

Arsen membopong tubuh mungil Liana, merebahkan tubuh wanita itu ke kasur empuk berbentuk king size.

Wanita itu tersenyum, tatkala lelaki itu begitu telaten menghapus sisa-sisa make up diwajahnya.

Liana memang tak mengaplikasikan make up terlalu tebal,namun,masih ada sisa-sisa bedak tipis yg menempel di kulit lembut wajahnya.
Kulitnya sangat sensitif,jadi jika Tidak segera dibersihkan bisa menyebabkan jerawat di wajahnya.

Awalnya liana ingin menghapusnya sendiri,namun Arsen bersikeras untuk ia yg membersihkannya.

Terakhir Arsen membersihkan sisa-sisa lipstik di bibir Liana.

Wanita itu menahan senyumnya ketika Wajah lelakinya begitu serius menghapus sisa-sisa lipstik itu.

"Dah, Selasai juga."Arsen ikut merebahkan tubuhnya disamping Liana.

Lelaki itu tersenyum"makasih,ka"

"Itu kewajiban aku,Mahal"

"Enggak seharusnya Kaka bersihin Makeup aku,aku jadi merasa nggak enak ka"lelaki itu mengeleng.

"It's okey honey,no problem."

"Ka,Liana bobo ya,dah ngantuk"

"Hehe,kenapa harus Izin honey.bobo aja,aku jagain."

Arsen mengecup kening Liana

"Good night,My cute girl."

"Good night to my Hero"

Drrtttt.

Ponsel Arsen bergetar.
Menandakan adanya pesan atau panggilan masuk.

Lelaki itu meraih ponsel yg bertepatan di atas nakas.

Ternyata panggilan masuk.
Arsen sama sekali tidak mengenali nomor itu.

Tak mau ambil pusing, karena memikirkan nomor siapa itu.
Arsen langsung menerima panggilan itu.

Halo, Selamat malam tuan Arsen Tomlinson TERHORMAT.

Siapa kamu?!!!

Hahahaha,wow!slow tuan!saya hanya ingin menanyakan kabar wanita yg sangat amat saya cintai!

Maksud kamu?

Tuan pura-pura bodoh,apa emng bodoh?

To the point saja!

Haha,galak! saya hanya ingin menanyakan perihal Liana tuan!

Dia wanitaku,kau tak berhak tau kabar dia!

Apa?tak berhak? bukankah aku ini calon suami ASLI nona Liana?

Arsen baru mengingat suara itu.Aidan.
Ya,itu benar-benar suara Aidan!
Dari mana lelaki songgong itu tau nomor teleponnya.?

Ohhh, bocah ingusan rupanya!mau apa lagi kau? bukankah sudah liana jelaskan,ia tak menerimamu lagi?kau budek atau tuli,bocah!

Aku tak budek ataupun tuli tuan!tapi,ayah Liana sudah sepakat menikahkan ku dengan Liana, anaknya.Aku tak perduli,Liana mau menerima ku atau tidak!tuan Andre sudah berjanji akan menikahkan ku dengan anaknya, Liana.

Arsen mengeram,Bocah ingusan itu benar-benar memancing emosinya.

Bocah!jangan berkhayal ketinggian,jatuh sakit!Liana hamil anakku,dan sudah aku pastikan,liana akan tetap bersamaku.!sudah dulu bocah,saya mau bermanja-manja dulu dengan wanita yg sangat MENCINTAI saya bye!

Tutt Tut.

Sambungan telepon terputus.
Arsen menertawakan dirinya sendiri.
Bisa-bisanya ia bertingkah seperti anak remaja alay.

Arsen melirik Liana yg sudah tertidur pulas

Bagaimana manapun liana akan tetap menjadi miliknya.
Tidak ada yg berhak atas Liana, selain dirinya.Ya,hanya dirinya.


MAU LANJUT?



Affair With Brother In-law#SERI 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang