TIGAPULUHSEMBILAN

10.1K 438 13
                                    

Tidak terasa Usia kandungan Liana memasuki angka sembilan.6 bulan sudah Arsen dan Liana resmi menjadi suami istri.
Pernikahannya berjalan dengan lancar, walaupun banyak orang yg mencemooh pernikahan mereka, terlebih ketika mereka melihat perut pengantin wanitanya yg buncit seperti orang sedang mengandung.walaupun memang sebenernya lagi hamil.,tapi Arsen dan liana tidak menggubris ucapan orang-orang itu.Aidan,Lelaki itu hilang entah kemana.Sekarang,Arsen,Lelaki itu Semakin overprotektif.Bahkan Arsen rela cuti selama 2 bulan hanya untuk menjaga calon anaknya.Lelaki itu begitu siaga Kemanapun wanita itu pergi, Lelaki itu selalu membuntutinya.Ke toilet pun Lelaki itu membuntutinya.
Maksudnya jagain dari luar pintu.

Liana Hampir saja terjatuh akibat kaki wanita itu tersandung Meja Ruang Keluarga.
Arsen yg memang berada tak jauh dari Meja itu Matanya hampir keluar.Ketika melihat Liana hampir terjatuh.

"Mahal, Hati-hati dong.kenapa?pusing?"tanyanya lembut.Lelaki itu segera berlari menghampiri Liana dengan wajah paniknya,ia memegang dahi Istri tercintanya dengan lembut.

Liana tersenyum lebar"hehehe,maaf.liana kurang fokus mas."

Arsen menghela nafas panjang"Lain kali lebih fokus lagi ya,Mahal.Aku takut kamu sama anak kita kenapa-kenapa."Kata Arsen.

Liana Mengangguk,"maaf,mas."Cicit wanita itu,pelan.

Ia menundukkan kepalanya."hei,kenapa?"tanya Arsen bingung.

Lelaki itu meraih wajah istrinya kemudian menangkup wajahnya.

"Nggak usah takut,Aku GK marah."

Arsen membimbing Liana untuk duduk di sofa berwarna Merah padam itu.

Liana Menyandarkan kepalanya di bahu Arsen.
Wanita itu mencium jelas harum Lavender dari lelaki tercintanya itu.
Wangi yg sangat wanita itu sukai.
Jadi,jika mencium harum itu dari tubuh Arsen,Liana begitu nyaman.

Arsen mengelus rambut Liana dengan tangan kanannya.
Sesekali lelaki itu mencubit Pelan pipi Liana sebelah kanan.

"Aku mau tanya,tapi,Jawah yg jujur."

Istrinya itu Mengangguk.

"Perut kamu sakit?"

Wanita itu lagi-lagi mengangguk.

"Kadang-kadang mas, kaya mau pop gitu."

"Kalau Ada kontraksi dari perut kamu langsung kasih tau aku ya."

"Iya mas."

Setelah berucap.
Liana memegangi perutnya yg terasa keram,Nyeri,perih,sakit.
Arsen merasa gelagat aneh dari wanita-nya.

"Mahal,kenapa?"Arsen memegang bahu liana.
Seraya menatap mata Liana dengan tatapan khawatir.

"Perut,... Perut Liana sakit mas."Arsen panik bukan main.
Baru saja ia mengingatkan istrinya tentang perihal kontraksi perut istrinya.

Istrinya sudah kontraksi duluan.

Arsen Menatap tak tega kearah Liana yg sudah berpeluh keringat.
Arsen memang tak pernah merasakan kontraksi kehamilan.
Tapi, sekarang Arsen bisa merasakan kesakitan dahsyat yg di alami istrinya.

"Mas,Perut Liana sakit."

Tanpa ba-bi-bu,Arsen membopong tubuh mungil istrinya.

"Mang Ujang.Kerumah sakit."

Mang Ujang adalah sopir pribadi Arsen sejak beberapa bulan ini.

Mang Ujang Mengangguk patuh.

Arsen dan Liana masuk kedalam Mobil.
Didalam mobil Arsen tak henti-hentinya mengerutu sebab mang Ujang membawanya agak lelet.
Ia begitu tak tega melihat istrinya menangis kesakitan.

"Mang, lebih cepat bawanya."

"Iya tuan.Maaf, Jalanan nya macet."

Arsen membuang nafas kasarnya.

Arsen mengelus rambut Liana, Dengan begitu sayang.

"Bertahan,Sayang."Bisik Arsen di telinga Liana.

Tidak lama,Mobil yg di naiki Liana dan Arsen sudah memasuki pelataran RS.Kasih bunda.

Tanpa komando,Arsen keluar dari mobil itu dengan masih membopong tubuh Liana.

"Dokter-dokter"

Arsen berteriak.

Datanglah seorang perawat dengan membawa blangkar
Arsen merebahkan tubuh mungil istrinya diatasi blangkar itu.

Arsen mengikuti arah blangkar itu dibawa..

Arsen berada luar ruangan bersalin Liana.

"Tuan, Istri tuan memanggil."Ujar salah satu perawat itu

Arsen Mengangguk.
Jujur,Arsen sangat takut masuk kedalam ruangan itu.
Lelaki itu tak mampu menahan tangisnya jika melihat wajah kesakitan istrinya.
Namun,Arsen semampunya menghilangkan rasa takutnya.
Sekarang, Istrinya butuh dirinya.

Arsen berdiri disamping blangkar yg ditempati Liana.

"Nyonya,Nyonya tarik nafas dalam-dalam,terus keluarkan.ulangi terus ya nyonya."Liana Mengangguk.
Mendengar instruksi dari dokter bersalin itu,yg entah siapa namanya.

Wanita itu mulai menarik nafasnya.
Kemudian membuang-nya berkali-kali.

"Cakar tangan aku,mahal.Luapkan semua rasa sakit kamu ke aku."Kata Arsen, berbisik.

Lelaki itu tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar.
Gagal,Lelaki itu menanggis tanpa suara.

"Menggedan nyonya,pelan2"

Arsen menutup matanya.

Lelaki itu lagi-lagi mengeluarkan air matanya.
Tatkala mendengar suara Tanggis manusia yg sangat ia harapkan.
Ia membuka matanya.

Objek yg pertama kali matanya tuju adalah seorang bayi,bayi mungil yg sangat menggemaskan.

Ia menoleh kearah istrinya.
"Kenapa istri saya pingsan dok?"Tanyanya,panik.

Dokter itu tersenyum"tenang saja,tuan.Itu memang sering terjadi pada ibu yg baru saja melahirkan.terlebih karena nyonya Liana normal."

"Tuan,Saya akan pindahkan Istri tuan ke ruang inap biasa."

Arsen Mengangguk.

"Putri kecil tuan juga akan saya mandikan terlebih dahulu."

Lagi-lagi kepalanya lelaki itu Mengangguk.

Terimakasih tuhan.Telah memberikan dua orang wanita yg sangat berharga untuk saya.

Arsen tidak menyangka,bahwa istrinya akan melahirkan sekarang.
Itu diluar dugaannya.

Mau lanjut?

Komen dan vote .

Affair With Brother In-law#SERI 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang